Aset Perbankan di Sulsel Tumbuh 5,07 Persen, Kepala OJK Regional 6 Sulampua: Signifikan Dorong Pertumbuhan Ekonomi

RADARMAKASSAR.co.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulampua menyebutkan bahwa Industri perbankan pada September 2022 masih tumbuh positif dengan kinerja intermediasi perbankan yang tetap tinggi, disertai tingkat risiko yang tetap aman.

“Total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi September 2022 tumbuh 5,07 persen yoy dengan nominal mencapai Rp168,66 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp165,54 triliun dan aset BPR Rp3,12 triliun,” ujar Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Darwisman, Minggu (30/10/2022).

Ia mengatakan bahwa industri perbankan tumbuh positif ini mengindikasikan bahwa adanya pertumbuhan ekonomi secara signifikan di Sulawesi Selatan.

“Kalau melihat seperti ini kami optimis bahwa kinerja industri jasa keuangan perbankan pasar modal dan inklusi keuangan non bank sampai dengan akhir tahun di Sulawesi Selatan terus berkontribusi positif dan mudah-mudahan signifikan nanti mendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel,” jelasnya.

Berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional Rp156,73 triliun dan aset perbankan syariah Rp11,93 triliun. Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 116,90 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 3,14 persen.

Aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan tinggi yakni 15,35 persen yoy dengan nominal Rp11,93 triliun dan pertumbuhan kredit syariah mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 20,89 persen yoy lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit konvensional yang tumbuh sebesar 6,18 persen yoy.

DPK perbankan syariah mencatat pertumbuhan 7,98 persen yoy dengan nominal Rp7,99 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK perbankan konvensional 2,85 persen yoy dengan nominal Rp107,64 triliun.

Ia berharap melalui kinerja perbankan ini level pertumbuhan ekonomi semakin nyata melampaui angka nasional.

“Harapan kami pertumbuhan Sulsel di tahun ini ada di kisaran level yang baik, pertumbuhan di atas nasional, dengan peran industri keuangan,” terangnya.

Sebagai informasi, aset BPR tumbuh 1,94 persen yoy menjadi Rp3,12 triliun, dengan DPK yang tumbuh 7,28 persen yoy menjadi Rp2,19 triliun, dan dari sisi penyaluran kredit tumbuh double digit 11,63 persen yoy menjadi Rp2,63 triliun.

Penyaluran kredit perbankan tercatat tumbuh 7,15 persen yoy menjadi Rp136,08 triliun, terdiri dari kredit produktif Rp73,61 triliun dan kredit konsumsi Rp62,35 triliun.

Berdasarkan sektor lapangan usaha, pertumbuhan kredit dengan share tertinggi yakni sektor perdagangan 26,01 persen (3,23 persen yoy), sektor petanian, perburuan dan kehutanan 5,89 persen (24,03 persen yoy), dan sektor konstruksi 4,07 persen (-2,41 persen yoy).

Adapun pada sektor bukan lapangan usaha, kredit untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya dan untuk pemilikan rumah tinggal tumbuh masing-masing 0,36 persen yoy dan 9,20 persen yoy dengan share masing-masing 19,78 persen dan 13,95 persen. (fdl)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *