Dosen Unibos Kembali Lakukan Pengabdian Masyarakat, Kembangkan Usaha Perikanan di Desa Mattiro Baji

RADARMAKASSAR.co.id – Selain melaksanakan pengajaran, Dosen Universitas Bosowa (Unibos) juga tidak lupa untuk tetap melaksanakan tri dharma perguruan tinggi lainnya, yaitu penelitian dan pengabdian masyarakat.

Kali ini dosen Unibos melakukan pengabdian kepada  masyarakat, baik dalam pendampingan pengembangan keterampilan masyarakat maupun melakukan bakti sosial.

Bacaan Lainnya

Pada akhir tahun 2022 ini, Dosen Unibos bekerjasama dengan Desa Mattiro Baji dalam program kemitraan masyarakat (KKM) untuk pendampingan pengembangan usaha perikanan di desa tersebut pada Minggu (25/12/2022).

Salah satu kegiatan dalam program ini adalah pendampingan nelayan untuk melakukan divesifikasi usaha dan produk seperti pendampingan proses produksi rajungan yang dapat menghasilkan daging rajungan yang standar ekspor dan pendampingan nelayan dalam budidaya ikan kerapu yang standar ekspor.

Kedua UMKM ini menjadi kegiatan utama dalam program kemitraan yang bertujuan untuk meningkatkan pedapatan nelayan.

Tim pelaksana program KKM yang diketuai oleh Dr. Hasanuddin Remmang bersama tim dosen Unibos telah melakukan pendampingan dan pembinaan secara intensif dan sustainable dengan melibatkan instansi terkait/pakar melalui pelatihan pengembangan usaha dengan beberapa materi.

Termasuk proses produksi ber-layout dengan standar kualitas ekspor, staregi pemasaran berorientasi ekspor, pelayanan dan kemasan produk yang berkualitas dan memuaskan konsumen, metode penyusunan studi kelayakan usaha, dan pendampingan pembuakuan dan laporan keuangan sesuai standar akuntansi.

Atas dasar tersebut, tim pelaksana program melakuan pendampingan secara intensif baik dalam proses produksi maupun pada aspek pemasaran kepada mitra yang dalam hai ini UD.Mattiro Baji dan H.Muh.Tahir agar pendapatan usaha lebih meningkat dibanding sebelumnya.

Pendapatan usaha yang didapat mitra setelah dilakukan sistem petik olah jual adalah meningkat 25 persen dibanding penjualan secara ekoran dalam takaran kilogram, yakni rata-rata Rp17.119.542,59 setiap bulannya  sebelum dikurangi biaya faktor produksi (upah tenaga kerja, listrik, air bersih, kemasan dan trasportasi dll).

Menurut ketua tim program KKM yang dijumpai di lokasi menyatakan bahwa daging rajungan dari desa sangat terkenal di Amerika selatan karena negara tersebut permintaanya meningkat.

“Pemasaran untuk pasar luar negeri telah bekerjasama dengan pedagang besar/eksportir yakni Philips di KIMA Makassar,” ujarnya.

Selanjutnya Hasanuddin menyatakan bahwa untuk menyiasati perkembangan permintaan daging rajungan, maka perlu adanya upaya mengalihkan sumber bahan baku/pembelian yang bersifat lokal dan diperluas ke daerah lain seperti di Kabupaten Luwu, Sorong dan Takalar agar permintaan pasar dapat terpenuhi.

Selanjutnya, permintaan yang makin meningkat pada komoditi ini akan tetapi yang perlu diperhatikan dan dijaga keberadaannya adalah mutu produk.(jar)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *