Jatah Pupuk Petani di Bulukumba Dipangkas

RADAR BULUKUMBA – Jatah pupuk bersubsidi yang dialokasikan untuk Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan tahun ini berkurang drastis. Pemkab Bulukumba sebelumnya menerima alokasi 19 ribu ton pupuk subsidi namun dipangkas menjadi 9 ribu ton. Artinya ada pengurangan sebanyak 10 ribu ton.

Kepala Dinas Pertanian Bulukumba, Thaiyeb Maningkasi mengatakan, pengurangan pupuk subsidi ini mengacu pada hasil verifikasi Rencana Dasar Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang dilakukan pemerintah pusat. Hasilnya, Pemkab hanya mendapat jatah 9 ribu ton.

“Kalau tahun kemarin itu 19 ribu ton lebih, sekarang ini cuma 9 ribu ton untuk Bulukumba,” katanya Minggu (26/5/2024).

Thaiyeb menyebut pengurangan tersebut merupakan kebijakan dari pemerintah pusat. “Cuma namanya subsidi artinya masih intervensi pemerintah berapa yang dialokasikan ke kita, jadi kita meminta kemarin itu kalau tahun 2023 kurang lebih 19 ribu ton, tapi setelah diverifikasi di pusat itu jumlah yang ada di Bulukumba itu cuma sekitar 9 ribu ton untuk tahun 2024,” jelasnya.

Ia mengatakan pihak penyuluh telah mendata semua kebutuhan kelompok tani untuk diverifikasi oleh kementerian. Hasil pendataan itu, Pemda ternyata butuh 25 ribu ton pupuk. Kendati demikian, permintaan itu tidak diakomodir.

“Kita tetap meminta ke pihak kementerian sesuai RDKK, kalau idealnya itu untuk kebutuhan Bulukumba 25 ribu ton,” ucapnya.

Menurut dia, 9 ribu ton tersebut tidak cukup untuk menambal kebutuhan kelompok tani yang angkanya mencapai 2.323.

“Kalau untuk kelompok tani di Bulukumba itu 2.323 kelompok dengan jumlah per kelompok itu 25 orang,” katanya.

Thaiyeb menambahkan, kekurangan ini sudah disampaikan pada saat pertemuan dengan Menteri Pertanian. Namun, tambahan pupuk itu tak kunjung ada.

“Kami masih berharap alokasi tambahan itu bisa tersalur di tahun ini. Paling tidak untuk menutupi kekurangan alokasi pupuk yang memang sudah berkurang dari tahun sebelumnya,” pungkasnya.

Sementara itu salah seorang petani asal Gantarang, Adnan (53) mengaku saat ini petani akan kembali memasuki musim tanam namun ketersediaan pupuk dan harga menjadi persoalan.

Menurut Adnan kalau saat ini petani mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, bukan hanya itu, harga pupuk di sejumlah kelompok tani yang bervariasi mulai Rp135 ribu perzak sampai Rp170 ribu per zak juga dmenjadi soal.

” Saya menduga masih ada permainan ditingkat pengencer dan distributor ini bisa dilihat dari harga pupuk yang bervariasi,” kata Adnan.

Adnan hanya berharap pemerintah bisa segera ambil langkah untuk mengantisipasi ke kekhawatiran petani di kabupaten Bulukumba menjelang masuk musim tanam.

Sementara itu, Kepala Desa Bontonyeleng, Andi Mauragawali mengatakan kalau jatah pupuk petani untuk satu hektar lahan pertanian hanya 46 kilogram pupuk sehingga memang sangat kurang.

Untuk mengantisipasi kekurangan pupuk di desanya, Andi Mauragawali telah berkonsultasi kepada seluruh ketua kelompok tani untuk segera melakukan penebusan pembayaran pupuk subsidi agar ketersediaan pupuk di semua kelompok tani bisa terpenuhi, kendati tidak banyak seperti tahun-tahun sebelumnya. (one/jar)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *