Radarmakassar.co.id – Dua dosen Universitas Bosowa (Unibos) Makassar kembali dikukuhkan menjadi guru besar.
Keduanya adalah Prof. Dr. Ir. Andi Abriana, M.P dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang Ilmu Teknologi Pangan dengan kepakaran Teknologi Pengolahan Pangan.
Kemudian Prof. Dr. Ir. H. Nasrullah, S.T., M.T, IAI dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang ilmu Arsitektur dengan kepakaran Sains dan Teknologi Bangunan Gedung (Energi Bangunan Gedung).
Rektor Unibos, Prof. Batara Surya mengungkapkan, sejak dirinya dingkat sebagai Rektor sejak tahun 2022 dengan 9 guri besar saat itu, ia berhasil menambah daftar guru besar di kampus besutan Bosowa Coorporation. Sekarang jumlah guru besar sudah mencapai 32 orang.
“Tahun ini periode terkhir saya dengan jabatan rektor, atas nama seluruh civitas kademika Unibos saya mengucapkan selamat dan apresiasi yang tinggi atas pengukuhan guru besar Prof. Abriana dan Prof. Nasrullah,” ucapnya.
“Mudah – mudahan tahap awal pengurusan guru besar Unibos insyaAllah akan hadir 6 guru besar lagi,” tambahnya.
Prof. Batara kemudian menanggapi orasi ilmiah yang disampaikan Prof. Hasrullah. Dia mengatakan kepakarannya lebih ke arah penegasn bahwa bangunan gedung modern dengn energi yang ramah lingkungan diyakini merupkan solusi penting untuk menghadapi perubahan iklim dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
“Keyakinan Prof. Narullah lebih tegas menyebutkan bahwa konsep green building dan arsitektur berkelnjutan akan mengurangi emisi karbon, menghemat energi dan pemafaaatn sumber daya secara efisien,” ujarnya.
Lanjut Prof. Batara menyebut, ada 3 faktor pertimbangan penting dari orasi tersebut. Pertama, selama ini bagunan gedung itu dianggap menyumbang utama emisi karbon.
Kedua, konsumsi energi yang tinggi dalam arti gedung saat ini cenderung mengkomsumsi energi dalam jumlah yang besar untuk pemanasan, pendinginan, pencahayaan dan peralatan lainnya.
“Kedua hal tadi memberikan efek konstribusi terhadap masalah lingkungan karena diyakini bahwa industri konstruksi memilki dampak negatif terhadp lingkungan akibat penggunaan bahan baku, pemborosan sumber daya dan efeknya pada pencemaran lingkungn,” lanjutnya.
Ketiga kata dia, saat ini penting mengimplementasikan gedung modern dengan prinsip energi ramah lingkungan sehingga dianggap sebagai langkah penting dan strategis dalm merespon perubahan iklim.
Sementara itu, Prof. Batara Surya saat menanggapi kepakaran karya ilmiah Prof. Andi Abriana menyampaikan bahwa penggunaaan minyak gonreng secara berulang untuk penggorengn bahan pangan berdampk pada kualitas minyak bahkan berbahaya pada kesehatan.
“Sudut pandang ini lebih ke arah penggunaaan minyak goreng berulang akan mengalami proses degaradasi, terjadinya oksidasi, hidrolisis dan polirisasi.
Ketiga hal kata Prof. Batara, meningkatkan kadar TBC pada radikal bebas. Selain itu menyebabkan makanan kurang enak dan bau yang tidk sedap
“Kesimpulannya minyak gireng yang digunakan herulang akan mengalamai perubahan kualitas, tidak layak komsumsi, berbhaya bagi kesehatan masyarakat dan juga akan memberikan efek pencemaran lingkungan,” jelasnya.
Pada kesempatan yanyg sama, Kepala LLDIKTI Wilayah 9, Dr. Andi Lukman mengatakan, Unibos dan LLDIKTI patut berbangga, sebab pengukuhan imi bukan hanya menambah jumlah guru besar tetapi juga mempertegas peran Unibos sebagai kawacandralibuka, lahirnya pemikir dan pemimpin masa depan bangsa.
“LLDIKTI mengapresiasi konsistensi Unibos dalam mebina jengang akademik dosen, memperkuat budaya riset dan mempekuat pengaruhnya melalui tridarma perguruan tinggi,” katanya.
Dr. Lukman juga mengapresiasi perkembangan guru besar Unibos yang terus bertambah. Hal ini karena setiap bulan Ubibos mengukuhkan guru besar.
“Luar biasanya beberapa bulan terkhir ini sejak Desember 2024 sampai saat ini, setiap bulan ada pemgukuhan guru besar. Ini harus kita dukung bersama atas kerja sama civitas akademika,” pungkasnya. (*)