Mantan Pimpinan KPK Ungkap Banyak Pejabat Masih Sering Korupsi

RADARMAKASSAR.co.id – Sepanjang 2022 ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima setidaknya 4.623 aduan tindak pidana korupsi dari masyarakat.

Dari laporan tersebut, ada 1.631 laporan aduan telah ditindaklanjuti dengan dilaksanakan telaah. Hasilnya, 2.414 laporan tidak dapat diteruskan dengan alasan tak lengkap. Sedangkan 2.414 laporan belum dapat ditindaklanjuti.

Bacaan Lainnya

Sementara data dari Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat, setidaknya terdapat 252 kasus korupsi dengan 612 orang diantaranya ditetapkan sebagai tersangaka dan potensi kerugian negaranya mencapai Rp33,6 triliun, untuk semester I tahun 2022.

Selain untuk memetakan kasus korupsi, pemantauan ini juga dilakukan guna melihat kinerja di tingkat penyidikan yang dilakukan oleh Kejaksaan, Kepolisian, dan KPK. 

Mantan Pimpinan KPK, Haryono Umar membeberkan salah satu penyebab banyaknya kasus korupsi di Indonesia.

Menurutnya, yang harus dibangun dimulai dari pendidikan sejak dini adalah integritas. Jika Indonesia salah mendidik dari sekarang, maka 50 tahun kedepan akan sama yang terjadi hari ini.

“Maka itu (integritas) yang harus dibangun, ini untuk selamanya bangsa dan negara dan itu terus-menerus, salah kita mendidik sekarang, 50 tahun yang akan datang itu terjadi,” ujar Haryono di Makassar.

“Makanya sekarang banyak pejabat pejabat yang sering korupsi, karena 50 tahun lalu, salah pendidikan kita,” lanjut Haryono.

Mantan Itjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2012 hingga 2015 itu juga menerangkan, maka perlu kiranya agar integritas yang perlu dibangun sejak pendidikan TK, SD.

Olehnya itu ucap Haryono lagi, pendidikan di Indonesia harus ditanamkan integritas, bukan mengutamakan baca tulis saja.

“Kita dipaksa untuk, anak SD, TK harus bisa menulis, membaca, berhitung ya kan, dulu kan gitu. Kalau di luar negeri bukan itu, yang dibangun adalah karakter, jadi begitu nanti dia menjadi pejabat tidak ada dia begitu (korupsi),” ungkapnya.

Eks Wakil Ketua KPK periode 2007-2011 ini  menyebut, orang yang memiliki prestasi di Indonesia cukup banyak, tapi yang memiliki integritas masih minim. “Punya sertifikat ABC itu udah banyak, tapi yang memilik integritas itu sedikit,” akunya.

Lebih jauh, Haryono mengatakan perguruan tinggi juga harus membangun integritas itu, sehingga bisa menciptakan sumber daya manusia yang diinginkan di masa depan.

“Kita kehilangan handphone besok kita bisa beli, kita sakit berobat sembuh. Tapi integritas hilang, dimana mau kita cari, contoh aja para pejabat, tadinya woh pak Gubernur pak Wali Kota segala macam, begitu kena kasus hilang, iyakan. Maka itu (integritas) harus dibangun,” pungkasnya. (fdl)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *