RADAR MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulselbar mencatat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan pertama 2025 mencapai 5,78 persen, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,87 persen.
Data ini diungkap dalam kegiatan Journalist Update OJK Sulselbar yang digelar di Kantor OJK Sulselbar, Jumat (9/5/2025).
Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchlasin, menyebut capaian tersebut menunjukkan tren positif perekonomian Sulsel di awal tahun.
“Perkembangan ekonomi Sulsel cukup membanggakan karena mampu tumbuh di atas rata-rata nasional. Ini menandakan bahwa sektor-sektor unggulan di daerah mampu mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi secara signifikan,” kata Muchlasin.
Dia menjelaskan, lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel pada periode ini berasal dari sektor pertanian, dengan kontribusi 24,4 persen dan pertumbuhan mencapai 16,56 persen. Disusul sektor perdagangan besar dan eceran dengan kontribusi 14,15 persen dan pertumbuhan 3,75 persen, serta industri pengolahan yang menyumbang 13,18 persen dengan pertumbuhan 4,01 persen.
“Pertanian tetap menjadi tulang punggung utama ekonomi Sulsel. Jika kita bisa memperkuat sektor ini, maka daya ungkitnya terhadap ekonomi bisa semakin besar,” terang Muchlasin.
Di sektor keuangan, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Sulsel tumbuh sebesar 6,55 persen, mencapai total Rp137,34 triliun, meningkat dari Rp128,90 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Komposisi DPK didominasi oleh tabungan sebesar 60 persen, disusul deposito 25 persen dan giro 15 persen, dengan nilai masing-masing Rp34,27 triliun dan Rp21,06 triliun.
Sementara itu, tingkat risiko kredit (NPL) tercatat cukup stabil di angka 2,87 persen, dan fungsi intermediasi (LDR) berada di 122,93 persen. Deposito tumbuh 3,38 persen dan giro naik 2,45 persen selama triwulan pertama 2025.
Di sektor pasar modal, inklusi masyarakat juga terus meningkat. Jumlah Single Investor Identification (SID) di Sulsel tumbuh 19,55 persen (yoy), menunjukkan antusiasme yang meningkat terhadap investasi berbasis pasar modal.
Selain itu, industri jasa keuangan non-bank seperti perusahaan pembiayaan, pegadaian, penjaminan, dan dana pensiun juga menunjukkan tren pertumbuhan yang positif sepanjang triwulan pertama ini. (**)