RADAR MAKASSAR – Perpustakaan Kota Makassar kembali menciptakan gebrakan baru melalui peluncuran “Makassara Carrel” (MACA), ruang baca digital pribadi yang dirancang untuk mempermudah akses koleksi langka serta meningkatkan budaya literasi digital masyarakat.
Acara peluncuran yang berlangsung pada Kamis (12/6) di Perpustakaan Umum Kota Makassar ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar, mitra sekolah literasi, pegiat literasi, dan masyarakat umum.
Inisiatif MACA digagas oleh Irnayanti, S.Pt, M.I.Kom, Kepala Bidang Pengembangan Koleksi dan Perawatan Bahan Perpustakaan.
Sebagai peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XV di LAN RI Makassar, Irnayanti menciptakan program ini sebagai aksi nyata dari kompetensi kepemimpinan pelayanan yang diharapkan dalam pelatihan.
MACA hadir untuk mengatasi keterbatasan akses terhadap koleksi langka serta kurangnya ruang baca nyaman di perpustakaan umum.
Dengan ruang baca digital pribadi yang dilengkapi komputer dan aplikasi berbasis Windows, pengunjung dapat mengakses koleksi hasil digitalisasi tanpa menyentuh bahan asli, menjaga kelestarian koleksi pustaka.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar menyatakan bahwa MACA merupakan langkah konkret transformasi layanan perpustakaan berbasis teknologi.
“Melalui MACA, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran pentingnya pelestarian koleksi langka sekaligus memacu budaya membaca masyarakat,” ujar beliau.
Rangkaian acara mencakup peluncuran simbolis MACA, peninjauan fasilitas, dan sesi sosialisasi. Dalam presentasinya, Irnayanti menjelaskan manfaat dan cara penggunaan aplikasi MACA.
Testimoni positif pun disampaikan oleh perwakilan sekolah dan pustakawan yang menyambut baik inovasi ini.
MACA diharapkan menjadi model ruang baca digital yang bisa direplikasi di berbagai tingkat, mulai dari sekolah hingga kelurahan.
Dengan inovasi ini, Perpustakaan Kota Makassar juga berupaya mendukung program literasi digital nasional serta melestarikan warisan budaya dan koleksi langka berbasis kearifan lokal.(**)