RADARMAKASSAR — Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sulawesi Selatan (Sulsel) masih menjadi persoalan serius. Pada tahun 2024, tercatat 1.484 kasus, terdiri dari 1.197 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 981 kasus kekerasan terhadap anak.
Meski menurun dari tahun 2023 yang mencapai 1.606 kasus, angkanya tetap mengkhawatirkan.
Wakil Gubernur Sulsel Fatmawati Rusdi menegaskan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam menangani kasus ini.
“Sinergi antara pemerintah daerah, Tim Penggerak PKK, dan komunitas diperlukan untuk menanggulangi kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujar Fatmawati, Senin (26/5/2025).
Fatmawati mendorong para korban untuk berani bersuara dan melapor ke instansi terkait seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3ADALDUKKB) Sulsel.
Ia juga menekankan perlunya keberadaan rumah aman yang memadai di setiap kabupaten/kota untuk mendukung penyintas.
Selain itu, Fatmawati menyoroti kekerasan yang terjadi di tempat yang semestinya aman seperti sekolah dan tempat ibadah.
“Ini menjadi peringatan serius bagi kita semua untuk melindungi ruang-ruang tersebut dari tindakan kekerasan,” tambahnya.
Upaya Pemerintah dan Keterlibatan Publik
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi turut mengunjungi lima korban kekerasan di Sulsel, termasuk dua perempuan dewasa dan tiga anak.
Ia memastikan negara hadir memberikan pendampingan, perlindungan, dan keadilan bagi para korban.
Arifatul menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen pada tiga program prioritas untuk melindungi perempuan dan anak, yakni Ruang Bersama Indonesia (RBI), Perluasan Pemanfaatan Call Center, dan Satu Data Perempuan dan Anak Berbasis Desa.
“Kami akan terus mengawal penegakan hukum dan memastikan pemulihan korban berjalan maksimal,” ujarnya.
Fatmawati menyampaikan pesan optimisme kepada para penyintas.
“Dengan semangat dan dukungan, penyintas dapat bangkit menjadi pribadi yang mandiri dan berprestasi,” tuturnya.
Melalui sinergi berbagai pihak, diharapkan jumlah kasus kekerasan dapat terus ditekan, dan Sulsel menjadi wilayah yang lebih aman dan ramah bagi perempuan dan anak.(**)