RADAR MAKASSAR.co.id – Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kerjasama Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) mengadakan Seminar Nasional dan Bedah Buku.
Seminar Nasional mengangkat tema implementasi nilai-nilai Moderasi Beragama sementara Bedah Buku bertajuk Islam dan Pancasila Perspektif Maqasyid Al Syariah.
Kegiatan itu berlangsung di Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Kampus II UIN Alauddin Makassar, Romang Polong Kabupaten Gowa, Senin (8/5/2023).
Dalam Kuliah umum itu, menghadirkan Kepala BPIP, Prof Yudian Wahyudi sebagai Keynote Speaker Seminar Nasional dan Bedah Buku sekaligus membuka acara tersebut.
Dia menjelaskan, hubungan antara Islam dan Pancasila jika ditinjau dari perspektif maqashid Al syari’ah, seperti pada Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab. Kemanusiaan menjadi titik temu agama-agama di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Nilai kemanusiaan bersifat ini universal dimana agama-agama memuliakannya. Namun, pada saat yang bersamaan juga bersifat nasional.
“Karena kemanusiaan Pancasila merupakan kemanusiaan konstitusional, yang menempatkan setiap penduduk Indonesia sebagai warga negara memiliki kedudukan setara di hadapan konstitusi dan hukum, maka nilai kemanusiaan tersebut juga mengacu pada penghormatan terhadap kewarganegaraan,” ungkap Prof Yudian.
“Yang paling utama saat ini sedang memperkuat kembali persatuan dan kesatuan. Kami menyampaikan pesan melalui buku ini bahwa kita itu harus tetap bersatu,” sambung Prof Yudian, dihadapan Rektor UIN Alauddin Prof H Hamdan Juhannis, MA Ph.D.
Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan Ir. Prakoso, M.M. mengatakan, Pancasila sebagai ideologi negara, sebagai dasar negara kita harus juga diaktualisasi atau diimplementasikan karena dengan Pancasila itu persatuan kita akan terjaga terus.
“Maka dalam Tri Dharma perguruan tinggi pendidikan penelitian dan pengembangan pengabdian pada masyarakat aktualisasikan oleh mahasiswa-mahasiswa di UIN Makassar ini untuk melakukan Pancasila dalam tindakan sehingga negara kita terus abadi,” ungkapnya.
Dalam bukunya disebutkan, pengkajian Pancasila perspektif maqashid syari’ah merupakan kajian khas keislaman di Indonesia.
Penggerak kajian ini adalah kalangan pesantren yang terlembaga dalam organisasi NU. Sayangnya, kajian tersebut memang belum popular.
Salah satu pioneer dalam kajian ini adalah Gus Dur, yang menjadikan maqashid syariah sebagai wacana komparatif Pancasila. Bagi Gus Dur, nilai-nilai Pancasila mencerminkan maqashid Al syari’ah karena perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia termuat, baik dalam dasar negara RI maupun dalam tujuan utama syariah Islam tersebut. (*)