Unibos Bakal Buka Program Pendidikan Profesi Arsitek, Siap Cetak Arsitek Profesional Masa Depan

Pendidikan13 Views

Unibos Bakal Buka Program Pendidikan Profesi Arsitek, Siap Cetak Arsitek Profesional Masa Depan Universitas Bosowa (Unibos) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di bidang arsitektur. Dalam waktu dekat, kampus yang dikenal sebagai salah satu perguruan tinggi swasta unggulan di Kawasan Timur Indonesia ini akan membuka Program Pendidikan Profesi Arsitek (PPAr) — sebuah langkah penting yang dinilai akan semakin memantapkan posisi Unibos sebagai pusat pengembangan ilmu arsitektur modern berbasis kearifan lokal.

Rencana ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, terutama dari para akademisi dan praktisi arsitektur di Sulawesi Selatan. Kehadiran PPAr di Unibos dianggap sebagai jawaban atas kebutuhan dunia profesional yang menuntut kehadiran arsitek bersertifikat dengan kompetensi akademik dan etika profesi yang kuat.

“Arsitek bukan hanya pembangun fisik, tapi juga pembentuk ruang kehidupan. Dan profesinya menuntut pendidikan yang lebih dari sekadar teori.”

Langkah Strategis Unibos Menuju Kampus Berstandar Profesional

Rencana pembukaan Program Pendidikan Profesi Arsitek ini bukan muncul tiba-tiba. Sudah sejak beberapa tahun terakhir, Fakultas Teknik Unibos melalui Program Studi Arsitektur terus mempersiapkan diri untuk memenuhi berbagai persyaratan yang ditetapkan oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Program Studi Keteknikan (LAM Teknik) dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).

Dekan Fakultas Teknik Unibos menyampaikan bahwa proses persiapan telah memasuki tahap akhir. Pihak universitas tengah melakukan koordinasi dengan Dewan Arsitek Indonesia untuk memastikan kurikulum PPAr sesuai dengan standar nasional profesi arsitek. Nantinya, lulusan program ini akan mendapatkan gelar Arsitek Profesional (Ar.) setelah melewati ujian kompetensi dan masa magang profesional.

Selain itu, fasilitas studio desain, laboratorium material bangunan, dan perangkat digital seperti Building Information Modeling (BIM) juga terus diperbarui. Unibos bahkan berencana membangun “Studio Profesi Arsitek”, ruang kolaborasi yang mempertemukan mahasiswa dengan dunia industri.

“Kampus yang serius mempersiapkan pendidikan profesi adalah kampus yang memahami bahwa dunia kerja menuntut lebih dari sekadar ijazah.”

Mengapa Pendidikan Profesi Arsitek Penting

Pendidikan profesi arsitek adalah jenjang lanjutan setelah mahasiswa menyelesaikan program sarjana (S1) Arsitektur. Program ini dirancang untuk membentuk arsitek yang tidak hanya unggul dalam desain, tetapi juga memahami etika profesi, tanggung jawab sosial, dan regulasi pembangunan berkelanjutan.

Dalam konteks Indonesia, kebutuhan terhadap arsitek profesional semakin meningkat seiring pesatnya pembangunan di berbagai sektor. Mulai dari infrastruktur publik, perumahan, hingga revitalisasi kawasan heritage, semuanya membutuhkan keterlibatan arsitek yang tersertifikasi.

Sayangnya, hingga saat ini belum banyak perguruan tinggi di luar Pulau Jawa yang membuka program PPAr. Kehadiran Unibos di Makassar dengan program ini akan menjadi terobosan penting bagi mahasiswa di kawasan timur Indonesia yang ingin menempuh pendidikan profesi tanpa harus ke luar daerah.

“Pendidikan profesi adalah gerbang menuju pengakuan. Tanpa itu, arsitek hanya akan menjadi desainer tanpa legitimasi.”

Kolaborasi Akademik dan Industri

Unibos memahami bahwa arsitektur adalah bidang yang tidak bisa hanya diajarkan di ruang kelas. Karena itu, program PPAr ini dirancang berbasis kolaborasi dengan dunia industri, biro arsitek, dan lembaga pemerintahan.

Melalui kerja sama dengan sejumlah mitra profesional, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman langsung dalam proyek riil, mulai dari perencanaan hingga pengawasan pembangunan. Proses ini diharapkan mampu membentuk kompetensi yang utuh — menggabungkan kreativitas, ketepatan teknis, dan tanggung jawab sosial.

Unibos juga telah menjajaki kerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Sulsel, serta beberapa perusahaan konsultan arsitektur terkemuka. Nantinya, mahasiswa PPAr akan menjalani program magang profesional selama minimal enam bulan di bawah bimbingan arsitek berlisensi.

“Arsitek sejati lahir dari ruang yang hidup, bukan dari ruang kuliah yang kaku.”

Mengusung Nilai Arsitektur Lokal dan Berkelanjutan

Salah satu hal menarik dari rencana pembukaan PPAr di Unibos adalah fokusnya pada arsitektur tropis dan kearifan lokal Sulawesi Selatan. Kampus ini ingin mencetak arsitek yang tidak hanya menguasai teknologi modern, tetapi juga memahami karakter lingkungan dan budaya masyarakat setempat.

Dalam rancangan kurikulumnya, Unibos memasukkan mata kuliah tentang arsitektur vernacular, perancangan bangunan tahan iklim tropis, serta pendekatan desain yang berkelanjutan. Program ini menekankan pentingnya memadukan nilai tradisi dengan inovasi, agar setiap karya arsitek bisa menjadi solusi bagi masyarakat tanpa merusak lingkungan.

Selain itu, mahasiswa akan diajak untuk melakukan riset lapangan di berbagai daerah di Sulsel — seperti Toraja, Bulukumba, dan Enrekang — guna menggali nilai-nilai arsitektur tradisional yang bisa diadaptasi ke desain modern.

“Masa depan arsitektur Indonesia tidak lahir di laboratorium saja, tapi juga dari tanah tempat kita berpijak.”

Peran Unibos dalam Mendorong Standar Nasional Arsitektur

Sebagai universitas yang terus berbenah menuju kampus berstandar internasional, Unibos tidak ingin sekadar mengikuti arus. Pembukaan PPAr menjadi bentuk kontribusi nyata dalam membantu pemerintah memperbanyak jumlah arsitek tersertifikasi nasional.

Kementerian PUPR dan Dewan Arsitek Indonesia menargetkan peningkatan jumlah arsitek profesional di seluruh Indonesia dalam lima tahun ke depan. Dengan adanya Unibos, target tersebut akan lebih mudah tercapai, terutama untuk wilayah timur yang selama ini masih minim sumber daya manusia profesional di bidang arsitektur.

Unibos juga berencana membuka program riset dan publikasi bersama Dewan Arsitek, yang akan menyoroti tema-tema seperti bangunan hijau, kota inklusif, dan pengembangan kawasan pesisir berkelanjutan.

“Menjadi arsitek bukan hanya soal menggambar gedung, tapi tentang menata kehidupan agar lebih manusiawi.”

Kesiapan Sumber Daya dan Dosen Profesional

Dalam mempersiapkan program PPAr, Unibos juga memperkuat jajaran dosennya dengan menghadirkan tenaga ahli bersertifikat IAI dan praktisi profesional. Beberapa di antaranya merupakan alumni universitas ternama, baik dari dalam maupun luar negeri.

Dosen-dosen ini tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga mentor yang membimbing mahasiswa memahami realitas profesi di lapangan. Selain itu, Unibos juga menghadirkan dosen tamu dari kalangan praktisi dan akademisi luar negeri melalui kerja sama internasional yang sudah terjalin dengan universitas di Malaysia, Jepang, dan Belanda.

Langkah ini dilakukan agar mahasiswa PPAr mendapatkan perspektif global tanpa kehilangan konteks lokal. Mereka akan belajar bagaimana arsitektur di dunia modern tetap berpijak pada nilai-nilai budaya dan lingkungan.

“Guru terbaik bagi seorang arsitek bukan hanya dosen, tapi pengalaman yang dibingkai dengan kesadaran sosial.”

Mendukung Kemandirian Lulusan dan Daya Saing Global

Salah satu keunggulan dari Program Pendidikan Profesi Arsitek Unibos adalah orientasinya pada pemberdayaan karier dan kewirausahaan arsitek. Mahasiswa tidak hanya disiapkan untuk bekerja di biro arsitek besar, tetapi juga untuk membangun usaha sendiri, membuka studio desain, atau menjadi konsultan independen.

Kampus menyediakan inkubator desain dan fasilitas workshop yang memungkinkan mahasiswa mengembangkan proyek arsitektur mandiri. Mereka juga akan diajarkan tentang manajemen proyek, etika profesi, dan komunikasi dengan klien, agar mampu bersaing di dunia profesional yang kompetitif.

Dengan dukungan jaringan alumni yang kuat di bidang konstruksi, properti, dan desain interior, lulusan PPAr Unibos diyakini akan memiliki peluang besar untuk berkembang, baik di dalam negeri maupun di pasar global.

“Kemandirian adalah arsitektur sejati dari kesuksesan seseorang.”

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski antusiasme terhadap pembukaan PPAr di Unibos sangat besar, tantangan yang dihadapi juga tidak kecil. Salah satunya adalah memastikan kurikulum mampu menyeimbangkan antara idealisme akademik dan realitas industri. Selain itu, adaptasi terhadap regulasi profesi dan sertifikasi nasional juga membutuhkan proses yang ketat dan berkelanjutan.

Namun pihak kampus optimistis. Dengan dukungan dari yayasan Bosowa, jaringan alumni, dan komunitas profesional, Unibos yakin program ini akan berjalan sukses. Visi jangka panjangnya adalah menjadikan PPAr Unibos sebagai pusat unggulan arsitektur tropis Indonesia Timur, yang melahirkan arsitek visioner dan beretika.

“Tantangan terbesar pendidikan bukan mencetak banyak lulusan, tapi memastikan setiap lulusan membawa perubahan di tempatnya berdiri.”

Dukungan Pemerintah dan Organisasi Profesi

Kehadiran Program Pendidikan Profesi Arsitek di Unibos juga mendapatkan dukungan moral dari pemerintah daerah dan asosiasi profesi. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyambut baik langkah ini karena dinilai akan membantu pembangunan daerah, terutama dalam hal perencanaan tata kota dan desain infrastruktur publik.

Sementara itu, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Wilayah Sulsel siap memberikan pendampingan dan supervisi untuk memastikan bahwa pelaksanaan PPAr di Unibos sesuai dengan standar nasional profesi. Dengan demikian, lulusan nantinya bisa langsung diakui oleh Dewan Arsitek tanpa harus melalui proses konversi tambahan.

Dukungan lintas lembaga ini menunjukkan bahwa kehadiran Unibos sebagai institusi pendidikan tidak hanya berdampak akademik, tetapi juga strategis bagi pengembangan industri arsitektur di kawasan timur Indonesia.

“Pendidikan profesi adalah bentuk tanggung jawab moral perguruan tinggi kepada masyarakat dan dunia kerja.”

Transformasi Unibos sebagai Pusat Inovasi Desain

Dalam beberapa tahun terakhir, Unibos memang menunjukkan langkah-langkah nyata menuju kampus yang lebih inovatif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Fakultas Teknik, khususnya Program Studi Arsitektur, menjadi salah satu motor utama transformasi itu.

Dengan dibukanya PPAr, Unibos tidak hanya menambah program akademik, tetapi juga memperluas ruang kolaborasi lintas disiplin. Riset-riset di bidang teknologi bangunan hijau, arsitektur digital, dan pengembangan kawasan pesisir kini menjadi fokus utama. Kampus juga sedang mengembangkan proyek Makassar Smart City Model, di mana mahasiswa dan dosen arsitektur ikut terlibat dalam desain tata ruang kota berbasis data.

“Kampus yang hidup adalah yang bisa membaca zaman dan menjawabnya dengan karya nyata, bukan sekadar janji.”

Semangat Baru untuk Dunia Arsitektur Indonesia Timur

Pembukaan Program Pendidikan Profesi Arsitek di Unibos bukan hanya langkah akademik, tetapi juga momentum penting bagi kebangkitan dunia arsitektur di Indonesia Timur. Selama ini, banyak potensi daerah yang belum tergarap optimal karena keterbatasan tenaga ahli dan perencanaan tata ruang yang belum terintegrasi.

Dengan hadirnya program ini, diharapkan akan muncul generasi arsitek muda dari Sulawesi Selatan dan sekitarnya yang mampu membawa perubahan nyata — mereka yang tidak hanya pandai menggambar, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial dan pemahaman mendalam terhadap karakter wilayahnya sendiri.

Unibos ingin memastikan bahwa setiap lulusan profesinya tidak hanya siap bekerja, tetapi juga siap membangun bangsa melalui karya arsitektur yang humanis dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *