Auditorium utama Kampus II Samata, Kabupaten Gowa, tampak penuh sesak oleh ribuan mahasiswa yang mengenakan almamater hijau kebanggaan UIN Alauddin Makassar. Sebanyak 2.630 mahasiswa KKN Angkatan 75 resmi mengikuti pembekalan sebelum mereka diterjunkan ke berbagai wilayah untuk menjalankan pengabdian masyarakat. Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas akademik, tetapi juga momentum penting untuk mengasah kepemimpinan, empati sosial, dan semangat keislaman di dunia nyata.
Suasana penuh semangat menyelimuti ruangan ketika Rektor, para dosen pembimbing, dan perwakilan pemerintah daerah memberikan pesan inspiratif bagi para peserta. Gelombang mahasiswa itu tampak bersemangat, seolah menyadari bahwa mereka tengah menapaki fase penting dalam perjalanan akademik mereka: turun langsung ke tengah masyarakat dan membawa nama baik almamater.
“Almamater bukan hanya simbol kampus, melainkan amanah yang melekat di setiap langkah mahasiswa saat berhadapan dengan masyarakat.”
Pembekalan yang Menyatukan Semangat dan Tanggung Jawab
Pembekalan KKN Angkatan 75 ini menjadi wadah penyatuan semangat ribuan mahasiswa dari berbagai fakultas. Selama beberapa hari, peserta menjalani sesi pelatihan intensif tentang etika sosial, komunikasi masyarakat, hingga strategi pelaksanaan program kerja di lapangan. Kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi mereka untuk memahami peran penting mahasiswa sebagai agen perubahan.
Setiap sesi pembekalan dirancang agar mahasiswa tidak hanya memahami teknis pelaksanaan KKN, tetapi juga memiliki kesiapan mental dan moral. Para narasumber menekankan bahwa KKN bukan ajang untuk sekadar menyelesaikan kewajiban akademik, melainkan bentuk tanggung jawab moral terhadap masyarakat. Nilai-nilai itu kemudian dikaitkan dengan filosofi Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
“Ilmu yang tinggi tidak akan berarti tanpa pengabdian. Pengabdian yang tulus adalah ujian sejati bagi kecerdasan seorang mahasiswa.”
Almamater UIN Makassar dan Cerminan Pengabdian Ilmiah
Almamater UIN Alauddin Makassar memiliki nilai filosofis yang mendalam. Warna hijau khasnya melambangkan kehidupan, harapan, dan kedamaian selaras dengan visi kampus sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Mahasiswa yang mengenakan jaket almamater itu membawa tanggung jawab besar: mencerminkan identitas kampus dalam setiap tindakan dan tutur kata.
UIN Alauddin Makassar selama ini dikenal sebagai kampus yang tidak hanya menekankan sisi akademik, tetapi juga pembentukan karakter dan kepekaan sosial. Dalam konteks KKN, almamater ini menjadi jembatan antara dunia kampus dan dunia nyata. Mahasiswa diharapkan bisa menerapkan ilmu mereka untuk menghadirkan manfaat langsung bagi masyarakat.
“Warna hijau pada almamater adalah simbol kesuburan ilmu, tetapi juga pengingat agar setiap langkah mahasiswa selalu membawa kesejukan di tengah masyarakat.”
Tema Moderasi Beragama di Tengah Masyarakat Multikultural
KKN Angkatan 75 mengusung tema besar tentang penguatan moderasi beragama di masyarakat. Tema ini sangat relevan dengan kondisi sosial Indonesia yang majemuk. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menjadi pelaku kegiatan sosial, tetapi juga penyambung nilai toleransi, dialog, dan kebersamaan di tengah perbedaan.
Melalui program ini, UIN Alauddin Makassar berkomitmen untuk menghadirkan mahasiswa yang mampu menjadi penengah dalam perbedaan dan pembawa pesan damai. Para peserta KKN akan diterjunkan ke berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan, seperti Gowa, Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Bone, Sinjai, dan Selayar. Penempatan tersebut dirancang agar mahasiswa memahami keragaman budaya dan sosial yang sesungguhnya.
“Moderasi bukan berarti melemahkan keyakinan, melainkan menguatkan penghargaan terhadap perbedaan yang diciptakan Tuhan.”
Sinergi Kampus dan Pemerintah Daerah
Kegiatan KKN Angkatan 75 juga melibatkan kerja sama erat antara kampus dan pemerintah daerah. Koordinasi dilakukan untuk menentukan lokasi, kebutuhan masyarakat, serta prioritas program yang akan dilaksanakan. Pemerintah daerah memberikan dukungan penuh karena kegiatan ini dinilai mampu memberikan dampak langsung terhadap pembangunan lokal.
UIN Alauddin sebagai almamater para mahasiswa menunjukkan komitmennya dalam menjalin sinergi lintas sektor. Melalui KKN, kampus menjadi bagian aktif dalam mendukung agenda pembangunan daerah, baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Sinergi ini juga memperlihatkan bahwa pengabdian mahasiswa tidak terpisah dari misi besar pembangunan bangsa.
“Pendidikan tinggi yang sejati adalah ketika kampus dan masyarakat berjalan beriringan, saling belajar dan saling menguatkan.”
Tantangan Lapangan dan Kesiapan Mahasiswa
Mahasiswa yang akan diterjunkan ke lapangan telah dibekali dengan berbagai keterampilan dasar seperti manajemen proyek sosial, kepemimpinan, dan komunikasi publik. Mereka akan menghadapi tantangan nyata di lokasi KKN, mulai dari kondisi geografis yang sulit, keterbatasan fasilitas, hingga perbedaan budaya masyarakat.
Namun, tantangan tersebut justru menjadi ruang pembelajaran paling berharga. Mahasiswa akan belajar bagaimana teori yang selama ini mereka pelajari di kelas diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Mereka akan berinteraksi dengan perangkat desa, tokoh agama, kelompok pemuda, hingga anak-anak sekolah yang membutuhkan bimbingan.
“Kita tidak belajar dari kenyamanan, tetapi dari ketidakpastian di lapangan yang mengajarkan arti keberanian dan empati.”
Program-Program Unggulan KKN Angkatan 75
Setiap kelompok mahasiswa KKN telah merancang program kerja berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat. Program-program tersebut meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Di bidang pendidikan, mahasiswa akan mengajar anak-anak desa tentang literasi dasar, numerasi, dan pendidikan karakter.
Di bidang ekonomi, mahasiswa membantu pelaku UMKM meningkatkan produktivitas melalui pelatihan digital marketing dan pengelolaan keuangan sederhana. Sementara itu, dalam bidang lingkungan, mereka mengadakan kegiatan bersih desa, pengelolaan sampah, dan penanaman pohon untuk menjaga kelestarian alam.
“Perubahan besar sering kali dimulai dari langkah kecil, seperti mengajar satu anak membaca atau membantu satu keluarga mengelola keuangannya dengan lebih baik.”
Almamater dan Nilai Tanggung Jawab Sosial
Sebagai almamater yang berlandaskan nilai-nilai Islam, UIN Alauddin menanamkan kesadaran bahwa ilmu pengetahuan harus membawa manfaat bagi sesama. Dalam setiap pembekalan, mahasiswa diingatkan bahwa status sebagai mahasiswa bukanlah privilese, melainkan tanggung jawab sosial. Oleh karena itu, kegiatan KKN menjadi ujian nyata untuk melihat sejauh mana nilai-nilai tersebut diinternalisasi.
Mahasiswa yang turun ke lapangan membawa pesan dari kampus: jadilah panutan. Mereka diharapkan menjadi figur yang mampu memberi inspirasi bagi masyarakat melalui tindakan sederhana namun bermakna. Dalam setiap kegiatan, almamater UIN Alauddin diharapkan hadir bukan sebagai simbol akademik, melainkan sebagai roh pengabdian yang hidup.
“Ilmu yang tidak diamalkan hanya akan berakhir di kertas, tapi ilmu yang dibagikan akan hidup dalam tindakan.”
Harapan bagi Generasi Baru UIN Alauddin
Bagi kampus, keikutsertaan ribuan mahasiswa dalam KKN Angkatan 75 merupakan kebanggaan sekaligus tantangan. Ke depan, kampus ingin menjadikan KKN sebagai wadah pembelajaran berkelanjutan yang tidak berhenti di akhir masa pengabdian. Banyak alumni KKN yang kemudian menjadi tokoh masyarakat, pengusaha sosial, atau aktivis lingkungan berkat pengalaman mereka di lapangan.
Bagi mahasiswa baru, program ini juga menjadi inspirasi bahwa perjalanan akademik di UIN Alauddin tidak hanya berakhir di ruang kuliah, tetapi berlanjut di tengah masyarakat. Almamater mereka akan terus dikenal bukan karena prestasi akademik semata, tetapi karena kontribusinya terhadap kemajuan sosial.
“Mahasiswa bukanlah penonton perubahan, melainkan pemeran utama dalam panggung kehidupan masyarakat.”
Refleksi Nilai dan Spirit Pengabdian
Pembekalan KKN Angkatan 75 tidak hanya membekali mahasiswa dengan pengetahuan teknis, tetapi juga nilai spiritual. Setiap peserta diajak merenungkan peran mereka sebagai bagian dari generasi penerus bangsa. Melalui kegiatan ini, mereka diharapkan memahami makna keikhlasan dalam bekerja, kebersamaan dalam membangun, dan tanggung jawab moral terhadap sesama.
Dalam konteks yang lebih luas, almamater UIN Alauddin Makassar ingin memastikan bahwa setiap lulusannya memiliki kesadaran bahwa ilmu bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk kemaslahatan umat. KKN menjadi jembatan antara pengetahuan akademik dan kehidupan sosial yang nyata.
“Pengabdian bukanlah akhir dari proses belajar, tetapi puncak dari pemahaman tentang makna ilmu itu sendiri.”
Jejak KKN Sebagai Warisan Almamater
Setiap angkatan KKN meninggalkan jejak yang berbeda. Ada yang membangun taman baca, memperbaiki fasilitas umum, atau memulai program ekonomi produktif. Semua itu menjadi bagian dari warisan almamater yang akan dikenang oleh masyarakat. Bagi kampus, setiap jejak itu adalah bukti bahwa pendidikan Islam modern yang diusung UIN Alauddin bukan sekadar teori, tetapi praktik nyata.
Melalui KKN Angkatan 75, almamater UIN Alauddin kembali menegaskan perannya sebagai universitas yang membangun bangsa melalui ilmu, iman, dan pengabdian. Mahasiswa yang berangkat ke desa-desa membawa semangat itu dalam hati mereka. Mereka tidak hanya mewakili fakultas atau jurusan, tetapi seluruh nilai luhur kampus yang telah membentuk mereka menjadi insan yang berilmu dan beradab.
“Setiap langkah mahasiswa di tanah pengabdian adalah ayat hidup yang menegaskan makna sejati pendidikan Islam: berilmu untuk berbuat, berbuat untuk memberi manfaat.”






