PJ Gubernur Sulsel Resmi Operasikan Jembatan Malino Pariwang

Nasional29 Views

PJ Gubernur Sulsel Resmi Operasikan Jembatan Malino Pariwang Hari yang dinanti masyarakat Kabupaten Gowa akhirnya tiba. Penjabat (PJ) Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, secara resmi meresmikan dan mengoperasikan Jembatan Malino Pariwang, Gubernur infrastruktur yang telah lama dinantikan warga pegunungan Gowa sebagai jalur penghubung utama antara kawasan wisata Malino dengan sejumlah desa di Kecamatan Tinggimoncong dan Parigi.

Peresmian ini menjadi simbol kemajuan infrastruktur daerah sekaligus momentum kebangkitan ekonomi lokal yang sempat melambat akibat keterbatasan akses transportasi. Dengan rampungnya pembangunan jembatan tersebut, diharapkan arus wisatawan dan distribusi hasil pertanian dari wilayah dataran tinggi Gowa menuju kota Makassar dapat meningkat secara signifikan.

Pembangunan Jembatan Strategis di Jantung Wisata Gowa

Jembatan Malino Pariwang dibangun dengan panjang sekitar 90 meter dan lebar 8 meter, menyeberangi aliran Sungai Jeneberang yang selama ini menjadi rintangan utama bagi warga sekitar. Proyek ini merupakan bagian dari program peningkatan infrastruktur strategis Provinsi Sulawesi Selatan yang digarap melalui kolaborasi antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Gowa.

Dalam sambutannya, PJ Gubernur Sulsel menegaskan bahwa pembangunan jembatan ini bukan hanya sekadar proyek fisik, melainkan bentuk nyata kehadiran negara dalam memperkuat konektivitas antarwilayah. Ia menyebut Malino sebagai salah satu kawasan unggulan pariwisata yang perlu mendapatkan dukungan infrastruktur berkelanjutan agar potensinya bisa berkembang maksimal.

“Sebuah jembatan bukan hanya menghubungkan dua tepi sungai, tapi juga menyatukan harapan dan mimpi masyarakat di kedua sisinya.”

Pembangunan jembatan ini dimulai sejak akhir 2022 dan memakan waktu hampir dua tahun hingga akhirnya rampung pada pertengahan 2024. Proyek tersebut didanai melalui anggaran pemerintah provinsi dengan total nilai mencapai Rp 42 miliar, mencakup pembangunan struktur utama, jalan pendekat, serta fasilitas pendukung seperti penerangan jalan dan drainase.

Antusiasme Warga Sambut Peresmian

Momen peresmian Jembatan Malino Pariwang disambut meriah oleh ratusan warga dari berbagai desa sekitar. Suasana penuh semangat tampak saat iring-iringan rombongan PJ Gubernur tiba di lokasi. Anak-anak sekolah membawa bendera merah putih, sementara kelompok seni lokal menampilkan tarian tradisional Bugis-Makassar sebagai bentuk ungkapan syukur atas rampungnya pembangunan tersebut.

Bagi warga, kehadiran jembatan ini bagaikan anugerah. Selama bertahun-tahun, mereka harus menyeberang menggunakan rakit atau memutar sejauh belasan kilometer hanya untuk mencapai pusat kota Malino. Musim hujan sering kali membuat akses semakin sulit karena derasnya arus sungai dan longsor di jalur alternatif.

Salah seorang warga, Haji Usman, mengaku kini perjalanan dari desanya ke Pasar Malino hanya membutuhkan waktu 15 menit, dari sebelumnya hampir satu jam. Ia berharap jembatan ini bisa meningkatkan perekonomian petani kopi, sayuran, dan bunga yang menjadi andalan kawasan tersebut.

“Jembatan ini bukan cuma mempersingkat jarak, tapi juga membuka jalan bagi rezeki yang selama ini tertunda.”

Malino dan Pariwang: Dua Kawasan yang Kini Bersatu

Kawasan Malino selama ini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam paling populer di Sulawesi Selatan. Udara sejuknya, pemandangan pegunungan yang hijau, serta agrowisata bunga dan teh menjadikannya tujuan favorit wisatawan lokal maupun mancanegara. Sementara itu, Pariwang di sisi timur sungai menyimpan potensi besar di bidang pertanian dan perkebunan, namun akses yang sulit membuat wilayah tersebut kurang berkembang.

Dengan beroperasinya Jembatan Malino Pariwang, kedua wilayah kini terhubung secara langsung. Akses transportasi yang lancar akan mempercepat pergerakan barang dan jasa. Petani dapat lebih mudah mengangkut hasil panen, sementara pelaku pariwisata bisa mengembangkan paket wisata terpadu antara agrowisata dan wisata alam.

PJ Gubernur dalam sambutannya menyebut bahwa konektivitas adalah kunci pertumbuhan ekonomi daerah. Ia menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur harus berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.

“Kita tidak membangun hanya untuk keindahan, tetapi untuk kehidupan. Setiap batu yang dipasang di jembatan ini harus membawa manfaat bagi rakyat.”

Detail Arsitektur dan Keamanan Jembatan

Secara teknis, Jembatan Malino Pariwang dirancang dengan struktur beton prategang dan sistem pondasi tiang pancang yang kokoh, mampu menahan beban hingga 60 ton. Desainnya mempertimbangkan kondisi geografis daerah pegunungan dengan tingkat curah hujan tinggi, sehingga dilengkapi dengan sistem drainase modern untuk mencegah genangan air.

Selain itu, jembatan ini juga dilengkapi dengan lampu penerangan hemat energi berbasis tenaga surya, pagar pengaman di kedua sisi, serta jalur pejalan kaki yang aman bagi warga. Arsitekturnya memadukan unsur modern dan lokal, terlihat dari motif ukiran khas Gowa di bagian pilar dan tiang jembatan.

Pembangunan proyek ini melibatkan tenaga kerja lokal dari Kecamatan Tinggimoncong dan Parigi, yang tidak hanya membantu proses konstruksi, tetapi juga memperoleh pelatihan dasar konstruksi dari Dinas PU. Dengan demikian, proyek ini turut berperan dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia di wilayah tersebut.

Dampak Ekonomi yang Langsung Terasa

Hanya beberapa minggu setelah dioperasikan, dampak ekonomi dari kehadiran Jembatan Malino Pariwang sudah mulai terasa. Jumlah wisatawan ke Malino meningkat hampir 30 persen, menurut data Dinas Pariwisata Gowa. Banyak pelaku usaha kecil seperti penjual makanan, pengrajin bunga, dan penginapan lokal mulai menikmati peningkatan pendapatan.

Sementara di sisi Pariwang, aktivitas pasar tradisional mulai bergairah kembali. Petani kopi dan sayur-mayur kini lebih mudah menjual hasil panen mereka ke Malino bahkan hingga ke Makassar tanpa harus mengeluarkan biaya transportasi tinggi. Jalan baru di sekitar jembatan juga memunculkan usaha baru seperti kios BBM mini, bengkel, dan warung makan.

Camat Tinggimoncong, Abdillah Sappe, mengatakan bahwa keberadaan jembatan ini bukan hanya mempermudah akses, tetapi juga menjadi pemicu kebangkitan ekonomi pasca pandemi. Ia berharap pemerintah provinsi dapat terus mendukung infrastruktur penunjang seperti pelebaran jalan dan perbaikan jembatan gantung kecil di desa-desa sekitar.

“Kadang kemajuan tidak datang dari pusat kota, tetapi dari sebuah jembatan yang membuka jalan bagi orang-orang kecil untuk maju.”

Upaya Pemerintah Menjaga Kualitas dan Keberlanjutan Infrastruktur

Selain peresmian, PJ Gubernur juga meninjau langsung kondisi jalan penghubung dan sistem irigasi di sekitar jembatan. Ia mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur harus diikuti dengan pemeliharaan rutin agar manfaatnya dapat dirasakan jangka panjang.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menyiapkan dana khusus untuk perawatan jembatan dan jalan di kawasan pegunungan, termasuk inspeksi berkala terhadap struktur jembatan untuk mengantisipasi potensi kerusakan akibat cuaca ekstrem.

PLN dan Dinas Perhubungan turut dilibatkan untuk memastikan penerangan jalan tetap berfungsi maksimal, sementara Dinas Lingkungan Hidup akan menanam pohon di sekitar area jembatan untuk mencegah erosi. Semua pihak bersepakat bahwa menjaga infrastruktur adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah.

“Membangun itu penting, tapi merawat adalah bukti cinta kita terhadap hasil kerja keras rakyat sendiri.”

Masyarakat Pariwang Merasakan Perubahan

Warga di Desa Pariwang kini hidup dalam suasana baru. Kehadiran jembatan membuat desa mereka tak lagi terisolasi. Anak-anak sekolah dapat berangkat dengan lebih aman, tenaga kesehatan lebih cepat menjangkau warga, dan layanan publik dapat diakses tanpa kesulitan.

Sebelumnya, jika hujan deras turun, warga harus menunda perjalanan karena sungai meluap. Kini, jembatan kokoh itu menjadi simbol rasa aman. Banyak warga yang kini mulai berani membuka usaha kecil seperti kafe tepi sungai dan homestay sederhana untuk wisatawan yang ingin menikmati suasana pedesaan di sekitar jembatan.

Bahkan, beberapa komunitas pemuda setempat berinisiatif menjadikan area sekitar jembatan sebagai lokasi festival budaya tahunan, yang akan menampilkan kesenian khas Gowa serta hasil bumi masyarakat.

“Satu jembatan bisa mengubah nasib satu generasi, jika masyarakat menjaganya dengan hati dan rasa memiliki.”

Dukungan dari Berbagai Kalangan

Keberhasilan proyek Jembatan Malino Pariwang mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan, mulai dari akademisi, tokoh masyarakat, hingga pelaku pariwisata. Rektor Universitas Hasanuddin menilai proyek ini sebagai langkah tepat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata dan pertanian berkelanjutan.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Pariwisata Sulawesi Selatan, Andi Irsan, menyebut bahwa akses baru ini akan memperkuat jaringan destinasi wisata di kawasan selatan Sulawesi. Ia bahkan menyarankan agar jembatan ini dilengkapi dengan titik pandang wisata atau view deck agar bisa menjadi ikon baru bagi wisata Malino.

Bagi pelaku bisnis perhotelan di Malino, peningkatan kunjungan wisatawan membawa angin segar setelah dua tahun mengalami penurunan drastis akibat pandemi. Kini, mereka optimistis bahwa Malino akan kembali menjadi primadona wisata pegunungan di Indonesia timur.

Makna Simbolis di Balik Pembangunan Jembatan

Lebih dari sekadar infrastruktur, Jembatan Malino Pariwang menyimpan makna simbolis yang dalam. Ia menjadi saksi nyata bagaimana pembangunan dapat mengubah wajah daerah dan memberikan rasa percaya diri bagi masyarakatnya.

PJ Gubernur Sulsel dalam sambutannya menegaskan bahwa infrastruktur adalah pondasi peradaban modern. Melalui konektivitas, masyarakat bisa lebih mudah berinteraksi, bertukar ide, dan mengembangkan potensi daerah. Ia berharap jembatan ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengutamakan pembangunan berbasis manfaat sosial.

“Ketika kita membangun jembatan, sebenarnya kita sedang membangun harapan agar setiap orang bisa menyeberang dari keterisolasian menuju masa depan yang lebih baik.”

Sinergi Menuju Pembangunan Merata

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen melanjutkan program pembangunan yang merata di seluruh wilayah. Setelah sukses dengan Jembatan Malino Pariwang, proyek serupa akan dilanjutkan di beberapa kabupaten lain seperti Luwu, Bone, dan Jeneponto yang masih memiliki keterbatasan akses transportasi antar desa.

Konsep pembangunan infrastruktur ini bukan hanya soal fisik, tetapi juga tentang pemerataan kesempatan. Dengan terhubungnya desa-desa kecil ke pusat ekonomi, maka peluang kerja, pendidikan, dan pelayanan publik akan semakin terbuka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *