Jelang Munas di Bali, PERADI-SAI Makassar Siap Perjuangkan Kader Berintegritas

Headline14 Views

Ketika organisasi advokat nasional bersiap menggelar forum tertingginya, kehadiran delegasi dari Makassar menjadi sorotan serius. PERADI – SAI Makassar menyatakan komitmennya untuk membawa isu kader yang berintegritas ke puncak agenda nasional tidak sekadar hadir sebagai peserta, namun sebagai kekuatan yang aktif merumuskan arah dan rekomendasi bagi profesi advokat ke depan.

“Ketika organisasi hadir bukan hanya karena undangan, tetapi karena suara yang ingin terdengar, maka momentum seperti ini menjadi kesempatan untuk mengubah kondisi.”

Pemilihan lokasi di Bali semakin memperkuat suasana bahwa Munas bukan sekadar ritual rutin, tetapi momen strategis konsolidasi advokat seluruh Indonesia, termasuk dari Kota Makassar yang turut ingin memainkan peran signifikan.

PERADI-SAI Makassar: Persiapan Menuju Bali

Dewan Pimpinan Cabang PERADI-SAI Makassar telah melakukan langkah-langkah persiapan secara intensif menjelang Munas yang akan diselenggarakan di Bali. Rapat cabang telah digelar untuk menyatukan pandangan dan menyusun klausul yang akan dibawa ke Munas.

Ketua DPC Makassar, Dr. Syahrir Cakkari, SH., MH., menyatakan bahwa pihaknya akan membawa sejumlah delegasi ke forum di Bali. Dalam rapat tersebut dibahas pula agenda pemilihan ketua umum baru dan bagaimana Makassar dapat memberikan kontribusi aktif dalam proses itu bukan sebagai penonton, tetapi sebagai agen perubahan.

“Ketika kita punya hak suara, maka suara itu harus digunakan untuk kebaikan bersama, bukan hanya untuk menjaga status quo.”

Dengan persiapan matang, Makassar ingin tampil bukan hanya dalam jumlah, tetapi dengan gagasan yang konkret dan konstruktif.

Kader Berintegritas sebagai Fokus Utama Makassar

Salah satu poin utama yang diusung oleh PERADI-SAI Makassar adalah pencalonan dan dukungan terhadap kader advokat yang memiliki integritas tinggi dan komitmen profesionalisme. Dalam pernyataannya, Syahrir Cakkari menegaskan bahwa Makassar akan mendukung calon pimpinan nasional yang memenuhi kriteria tersebut.

Keinginan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan advokat Indonesia untuk menghadapi tantangan era digital, regulasi baru, dan dinamika praktik hukum yang semakin kompleks. Tema Munas yang menyoroti profesionalisme dan integritas menjadi arah baru yang harus diantisipasi.

“Profesionalisme tanpa integritas bukan sekadar kekosongan, tetapi malapetaka bagi kepercayaan publik.”

Dengan menegaskan kader berintegritas sebagai fokus, Makassar berharap advokat tidak hanya ahli hukum, tetapi juga menjadi pendorong keadilan dan transparansi di masyarakat.

Lokasi Munas: The Anvaya Beach Resort Bali

Forum Munas PERADI-SAI kali ini digelar di The Anvaya Beach Resort Bali yang terletak di kawasan Kuta, Bali. Resort tersebut dikenal sebagai venue mewah dengan fasilitas lengkap dan lokasi strategis dekat pantai.

Pemilihan lokasi tidak hanya karena fasilitas, tetapi juga karena simbolik pulau Bali sebagai tempat bertemunya berbagai aktor nasional dan forum penting menggarisbawahi bahwa advokat Indonesia adalah bagian dari dinamika nasional, bukan hanya lokal.

“Tempat bertemu menentukan suasana yang lahir. Bila tujuan besar, maka forum pun layak besar.”

Kondisi Bali yang kondusif untuk diskusi strategis membuat Makassar optimis bahwa delegasi akan hadir bukan sekadar fisik, melainkan dengan kontribusi nyata untuk kemajuan profesi.

Dinamika Internal dan Harapan Makassar

Di tingkat Makassar, persiapan internal menunjukkan keseriusan. Rapat pramunas telah dilakukan guna memilih delegasi dan merumuskan poin-poin usulan yang akan dibawa ke Bali. Permasalahan yang diangkat tidak hanya soal pemilihan pemimpin, tetapi juga peningkatan kapasitas advokat, pendidikan berkelanjutan, etika profesi, dan sinergi advokat digital.

Makassar juga menyadari bahwa tanggung jawabnya tidak berakhir di Munas delegasi harus mampu mengimplementasikan hasil keputusan ke dalam praktik advokasi, terutama di Sulawesi Selatan yang merupakan kawasan yang terus berkembang secara hukum dan ekonomi.

“Hari besar sebuah organisasi bukan saat pidato di forum, tetapi saat usai forum, apa yang terjadi di lapangan.”

Dengan demikian, kerangka kerja Makassar bersifat jangka panjang, bukan sekadar agenda singkat.

Tantangan yang Harus Dihadapi Advokat Makassar

Meskipun persiapan berjalan baik, delegasi PERADI Makassar menghadapi sejumlah tantangan. Pertama adalah memastikan bahwa suara yang diusung benar-benar mewakili aspirasi kolektif dan bukan kepentingan kelompok semata. Kedua adalah menyiapkan kapasitas advokat Makassar agar tidak hanya sebagai delegasi angka, tetapi sebagai pengusul solusi dan inovasi.

Ketiga, tantangan adaptasi terhadap tema Munas yang berkaitan dengan digitalisasi profesi advokat yang menghendaki para advokat tidak hanya ahli pengadilan, namun juga penguasaan teknologi, regulasi baru, dan layanan hukum digital.

“Ketika peperangan berubah bentuk, maka prajuritnya harus belajar bentuk baru.”

Makassar harus memastikan bahwa advokatnya siap menghadapi era baru dalam praktik hukum nasional.

Peran Advokat Berintegritas bagi Sistem Hukum Nasional

PERADI Makassar membawa visi bahwa advokat bukan hanya pembela klien, tetapi pilar penting sistem peradilan. Dalam konteks perkembangan hukum modern, advokat harus mampu menegakkan keadilan di ranah online, memahami regulasi teknologi, dan menjaga hak-hak warga yang terhubung dengan ekosistem digital.

Institusi yang kuat membutuhkan advokat yang tidak takut bersuara atas ketidakadilan, yang bukan hanya menjalankan proses tetapi juga memperjuangkan hasil yang adil. Makassar hendak membawa kader yang siap memainkan peran tersebut.

“Advokat yang hebat bukan yang paling menang, tapi yang paling dekat dengan hak rakyat.”

Dengan sekolah advokat yang terus diperkuat di Makassar dan Sulawesi, diharapkan proses regenerasi dan profesionalisme semakin terjamin.

Kontribusi Makassar terhadap Agenda Organisasi Nasional

Dengan delegasi yang hadir kuat, PERADI Makassar ingin ikut merumuskan klausul dan rekomendasi yang akan menjadi pedoman lima tahun organisasi berikutnya. Poin-poin seperti pendidikan advokat berkelanjutan, digitalisasi layanan hukum, dan standarisasi integritas advokat menjadi agenda yang dibawa Makassar.

Makassar memandang bahwa PERADI-SAI tidak bisa hanya bergantung pada ibu kota atau pulau Jawa. Ia harus mencerminkan pluralitas dan keragaman hukum di seluruh Indonesia, termasuk kawasan timur. Dengan demikian, suara Makassar memiliki relevansi strategis.

“Kekuatan organisasi terletak bukan di pusatnya saja, tetapi distribusinya ke seluruh cabang menjadikan kekuatan itu nyata.”

Refleksi dan Harapan ke Depan

Menjelang hari pembukaan Munas di Bali, suasana di Makassar tampak penuh antisipasi. Advokat, pengurus DPC, dan berbagai elemen hukum terus mematangkan langkah agar kehadiran di forum nanti bukan sekadar momentum simbolik.

“Bagi saya, momentum bukan soal penanda waktu, tetapi soal pilihan yang kita buat saat waktu itu tiba.”

Makassar berharap bahwa hasil Munas nanti akan memperkuat profesionalisme advokat di Indonesia dan memberikan arah baru yang lebih modern, etis, dan berintegritas. Dengan demikian, Munas di Bali bukan hanya bagian dari kalender organisasi, tetapi kesempatan untuk mewujudkan advokat yang benar-benar berintegritas dan pelindung hak rakyat di era transformasi.