Mengenal Puang Caco, Peserta Baru di Pilwali Parepare Riuh rendah jelang pemilihan wali kota Parepare mulai terasa di gang gang, pasar, dan ruang keluarga. Di tengah percakapan yang biasanya berputar pada nama nama lama, muncul satu sosok yang belakangan ramai dibicarakan. Ia adalah Ir H Shafwan HR M Eng yang akrab disapa Puang Caco. Figur ini menghadirkan aroma baru dalam gelanggang politik Parepare dengan latar belakang teknokratis, jejaring sosial yang rapi, serta gaya komunikasi yang tenang namun tegas.
“Ketika kepemimpinan lahir dari niat melayani dan bukan sekadar ambisi, warga akan merasakannya tanpa perlu banyak slogan.”
Jejak Hidup dan Pendidikan
Puang Caco dikenal sebagai putra daerah yang menapaki pendidikan teknik hingga meraih gelar magister di bidang rekayasa. Disiplin ilmu itu membentuk cara pandangnya yang sistematis dan berbasis data. Ia terbiasa memetakan masalah ke dalam komponen yang terukur, kemudian menyusun solusi bertahap yang realistis. Kariernya ditempa dalam dunia infrastruktur yang menuntut akurasi dan akuntabilitas.
Lingkungan kerja yang menekankan mutu dan keselamatan publik membuatnya akrab dengan standar dan pengawasan. Kebiasaan membuat laporan kemajuan, menyusun anggaran berbasis kebutuhan, serta menguji kualitas pekerjaan menjadi dasar yang ia bawa ketika berbicara tentang tata kelola kota. Bagi dirinya, kebijakan terbaik adalah kebijakan yang dapat diuji dengan ukuran keberhasilan yang jelas.
Kembali ke Parepare dan Kerja Sosial
Sekian lama berkecimpung dalam kerja teknis, Puang Caco kembali aktif di Parepare dan merintis kegiatan sosial yang menyasar kebutuhan dasar warga. Ia mendorong hadirnya pos layanan yang memudahkan warga mengakses informasi bantuan kesehatan, pendidikan, dan tanggap darurat. Sejumlah armada layanan cepat turut diafkirkan dari ruang gagasan menjadi fasilitas nyata yang mendekatkan pertolongan dengan masyarakat.
Model kerja sosialnya sederhana namun terukur. Ada pencatatan penerima manfaat, ada evaluasi hasil, serta upaya menautkan warga dengan layanan pemerintah agar bantuan tidak terputus pada momen seremonial. Di titik ini, ia memperlihatkan perbedaan antara berbagi dan membangun sistem berbagi yang berkelanjutan.
Mengapa Maju di Pilwali
Keputusan maju dalam Pilwali Parepare tidak lahir dari desakan sesaat. Ia menilai kota membutuhkan percepatan pada sektor yang menyentuh kehidupan harian warga. Infrastruktur lingkungan, air bersih, sanitasi, tata drainase, penataan jalur ekonomi kecil, serta kehadiran layanan publik yang ramah dan cepat menjadi prioritas yang ia soroti.
Parepare memiliki potensi maritim, perdagangan antarkota, dan jejak urban yang tumbuh alami. Namun tanpa desain yang menyatukan transportasi, tata ruang, dan pemberdayaan ekonomi lokal, potensi itu sering tersendat di simpul yang sama. Inilah ruang yang ingin ia isi. Ia meyakini pendekatan teknokratis tidak harus kering. Dengan dialog yang sabar, kebijakan teknis justru bisa terasa manusiawi.
Rumah Aspirasi dan Relawan
Sebagai pintu masuk dialog, tim Puang Caco menyiapkan rumah aspirasi yang berfungsi sebagai ruang temu warga. Di sana ia menampung keluhan dan gagasan yang datang dari pelaku usaha mikro, komunitas pemuda, perempuan kepala keluarga, hingga penyandang disabilitas. Setiap usulan dicatat dan dikelompokkan menjadi tema pelayanan agar dapat ditindaklanjuti melalui kanal kebijakan yang tepat.
Relawan dibekali panduan sederhana untuk mencatat persoalan lingkungan di tiap kelurahan. Bukan sekadar angka, tetapi peta masalah yang menyebut lokasi genangan, titik sampah liar, lampu jalan yang padam, hingga posisi kios yang perlu ditata ulang. Peta ini bukan alat kampanye semata, melainkan kerangka kerja awal yang dapat digunakan siapa pun pemimpinnya kelak.
Visi Pembangunan yang Membumi
Visi yang ia bawa bertumpu pada tiga alas. Yang pertama adalah kota yang aman dan tertata. Ini menyasar perbaikan drainase, pengendalian banjir lingkungan, penataan trotoar dan penerangan jalan, serta penguatan pos pemadam kebakaran di titik rawan.
Yang kedua adalah ekonomi keluarga yang bergerak. Di sini ia menekankan fasilitasi perizinan sederhana bagi usaha kecil, kurasi produk lorong, pelatihan pemasaran digital, dan penataan pasar yang nyaman bagi pedagang maupun pembeli.
Yang ketiga adalah pelayanan publik yang hadir. Ini berarti integrasi layanan kesehatan dasar, perluasan jam operasional fasilitas tertentu, serta sistem pelaporan gangguan yang terhubung dengan tanggap cepat. Tujuan akhirnya jelas, warga tidak lagi merasa tersesat ketika mencari bantuan.
Tata Kelola Anggaran dan Transparansi
Pengalaman mengelola proyek mengajarkannya pada disiplin anggaran. Ia mendorong neraca program yang menitikberatkan manfaat langsung. Setiap rupiah harus memiliki alasan dan ukuran capaian. Transparansi bukan sekadar unggahan dokumen, tetapi penjelasan yang mudah dipahami warga.
Ia meyakini forum warga perlu diberi peran dalam evaluasi tengah tahun. Dari forum ini, program yang berjalan dengan baik dapat diperkuat, sedangkan program yang tersendat perlu dirombak cepat. Prinsip bergerak sejak dini lebih ia sukai ketimbang menunggu tutup tahun untuk menemukan kegagalan.
Parepare Sebagai Kota Singgah yang Berdaya
Letak Parepare yang strategis sering menjadikannya kota singgah. Puang Caco melihat status kota singgah bukan kelemahan, melainkan peluang. Wisata perjalanan bisa digarap melalui koridor kuliner, seni jalanan, ruang terbuka yang nyaman, dan festival kecil yang konsisten.
Ia menegaskan pentingnya memperkuat identitas pesisir. Penataan kawasan tepi air yang ramah pejalan kaki dan pedagang kecil dapat menambah lama kunjungan. Jika lama kunjungan meningkat, maka perputaran uang di kota ikut naik. Ini bukan semata soal estetika, melainkan strategi ekonomi berbasis ruang publik.
Ekosistem Pendidikan dan Anak Muda
Perhatian pada anak muda menjadi salah satu yang menonjol. Ia mendorong kolaborasi sekolah, kampus, dan komunitas untuk menggelar kelas keterampilan singkat. Program magang lokal di usaha kuliner, bengkel, percetakan, dan studio kreatif diharapkan memberi pengalaman kerja dini.
Anak muda juga dilibatkan dalam audit lingkungan. Mereka diajak memetakan kondisi trotoar, marka jalan, ruang bermain, serta kebutuhan internet publik. Catatan ini masuk ke meja perencana kota sehingga aspirasi generasi baru hadir sejak tahap desain, bukan hanya di panggung seremoni.
Kesehatan Ibu Anak dan Lansia
Pelayanan kesehatan dasar menjadi tolok ukur kesejahteraan. Ia menekankan penguatan posyandu, kunjungan rumah bagi lansia dengan keterbatasan mobilitas, serta penyediaan transportasi rujukan cepat di wilayah yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Pendidikan gizi sederhana bagi ibu dan remaja putri diintegrasikan dengan kegiatan sekolah dan komunitas. Fokusnya pencegahan, sebab biaya pencegahan jauh lebih kecil dibanding biaya pengobatan. Dengan pendekatan ini, kualitas hidup meningkat sekaligus beban anggaran jangka panjang dapat ditekan.
Lingkungan Bersih dan Manajemen Sampah
Persoalan sampah di kota pesisir kerap berkelindan dengan kebiasaan dan fasilitas. Ia menawarkan paket kebijakan yang memadukan edukasi, titik kumpul yang terencana, dan moda angkut yang menyesuaikan karakter lorong. Pilah awal di sumber dipermudah melalui kantong berwarna dan jadwal angkut yang jelas.
Bank sampah dihidupkan kembali sebagai simpul ekonomi kecil. Insentif sederhana diberikan pada pengelola yang mencapai target setoran. Pola ini memberi nilai pada sampah, sehingga warga memiliki alasan ekonomi untuk ikut tertib. Di pesisir, nelayan diajak menjadi penjaga garis pantai dengan program penukaran sampah laut untuk alat tangkap yang lebih baik.
Transportasi Harian yang Manusiawi
Transportasi lokal menjadi penyangga produktivitas warga. Ia mendorong rute angkutan yang menautkan sekolah, pasar, dan fasilitas kesehatan dengan waktu tunggu yang terukur. Zebra cross yang jelas dan lampu penyeberangan yang berfungsi akan memuliakan pejalan kaki.
Pengendara roda dua yang selama ini menjadi tulang punggung mobilitas tidak dilupakan. Parkir teratur, marka yang tegas, dan edukasi helm yang benar menjadi bagian dari keselamatan yang tidak bisa dinegosiasikan. Pendekatan ini sederhana namun efeknya besar pada kualitas hidup harian.
Komunikasi Publik yang Terukur
Gaya komunikasinya cenderung halus tetapi fokus pada substansi. Ia lebih memilih temu warga dengan catatan tindak lanjut ketimbang panggung juru bicara yang panjang. Setiap isu prioritas memiliki pejabat penghubung yang mudah dihubungi warga. Dengan demikian, keluhan tidak menguap sebagai berita, melainkan diproses sebagai pekerjaan.
Ia juga mendorong penerbitan laporan singkat bulanan yang menjelaskan progres perbaikan lampu jalan, drainase, dan pelayanan administrasi. Laporan ini dipasang di kantor kelurahan dan disebar dalam bentuk digital agar warga dapat memantau kinerja pemerintah kota tanpa harus menebak.
Tantangan dan Peta Persaingan
Kontestasi Parepare tentu tidak ringan. Ada nama nama kuat yang memiliki basis tradisional. Kelebihan Puang Caco terletak pada tawaran kerja yang rinci dan dapat diukur. Kekurangannya adalah waktu yang tidak panjang untuk memperkenalkan diri secara merata. Karena itu, ia menekankan gerak cepat dan kerja rapi yang tidak hanya mengandalkan gelombang, tetapi menanam jejak dari pintu ke pintu.
Timnya memetakan wilayah yang membutuhkan pendekatan berbeda. Di kawasan padat, pesan pelayanan harian diprioritaskan. Di kawasan pesisir, isu mata pencaharian dan konservasi menjadi bahan dialog. Sementara di pusat ekonomi, kelancaran perizinan dan penataan ruang usaha menjadi kunci.
Etos Pelayanan dan Kepemimpinan
Puang Caco sering mengulang kalimat bahwa jabatan ialah alat untuk memperbaiki hidup orang banyak. Ia menolak gaya kepemimpinan yang sibuk pada simbol dan lebih memilih mendekat pada kerja lapangan. Ketika ditanya apa tolok ukur keberhasilan, ia menjawab dengan bahasa sederhana.
Apakah genangan berkurang, apakah sampah berkurang, apakah warga yang sakit lebih cepat mendapat pertolongan, apakah usaha kecil lebih mudah mengurus izin, apakah anak muda mendapatkan ruang untuk belajar. Semua indikator itu menyentuh kehidupan sehari hari. Dari situlah ia menilai kerja pemerintah.
Suara yang Mengalir dari Akar Rumput
Di lorong lorong Parepare, pembicaraan tentang sosok baru ini mengalir pelan namun konsisten. Ada yang melihatnya sebagai harapan bagi cara memimpin yang lebih sederhana tetapi efektif. Ada yang menimbang latar teknisnya sebagai modal untuk menata masalah yang sudah lama menjadi keluhan. Ada pula yang menunggu pembuktian, sebab politik selalu membutuhkan contoh, bukan janji.
Di sinilah tantangan utama berada. Bagaimana menyatukan energi relawan, mengawal catatan aspirasi, dan menerjemahkannya menjadi keputusan anggaran yang berkeadilan. Waktu akan menjadi hakim yang jujur.
Parepare yang Disapa dengan Kerja
Kota yang tumbuh sehat bukan hanya karena dana, tetapi karena kepastian arah. Puang Caco datang dengan peta kerja yang ingin menyeimbangkan ruang, ekonomi, dan pelayanan. Apakah ia akan sampai pada puncak kontestasi, publik Parepare yang akan memutuskan. Untuk saat ini, yang dapat dicatat adalah cara ia mulai menyapa kota ini dengan kerja yang dapat dilihat, disentuh, dan dievaluasi.






