Kota Makassar kembali menjadi bagian dari gerakan dunia dalam upaya penyelamatan bumi melalui Earth Hour Switch Off 2023, sebuah kampanye global yang mengajak masyarakat untuk mematikan lampu selama satu jam sebagai simbol kepedulian terhadap perubahan iklim. Acara yang berlangsung di pusat kota ini tidak sekadar seremoni, melainkan wujud nyata partisipasi warga Sulawesi Selatan dalam menjaga keberlanjutan energi dan lingkungan.
“Mematikan lampu satu jam memang tidak menyelamatkan dunia secara langsung, tapi ini adalah simbol bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang dilakukan bersama.”
Makassar Ikut Menyala untuk Bumi
Malam itu, langit Makassar tampak sedikit lebih gelap dari biasanya. Di sepanjang Jalan Ahmad Yani hingga Pantai Losari, beberapa gedung pemerintahan, restoran, dan rumah warga ikut serta dalam aksi “Switch Off” mulai pukul 20.30 hingga 21.30 WITA.
Wali Kota Makassar bersama komunitas lingkungan, pelajar, dan relawan WWF Indonesia hadir dalam kegiatan simbolik pemadaman lampu. Di tengah gelapnya malam, suasana justru terasa hangat dengan alunan musik akustik dan pertunjukan lilin bertuliskan angka 60+, ikon khas Earth Hour.
Gerakan ini bukan kali pertama dilakukan di Makassar. Sejak 2010, kota ini secara konsisten menjadi bagian dari Earth Hour Indonesia, membuktikan bahwa semangat hijau tidak hanya tumbuh di kota besar seperti Jakarta, tapi juga di wilayah timur Indonesia.
“Makassar menunjukkan bahwa cinta lingkungan bukan gaya hidup, tapi tanggung jawab bersama.”
Apa Itu Earth Hour dan Mengapa Penting
Earth Hour merupakan kampanye global yang digagas oleh World Wide Fund for Nature (WWF) sejak tahun 2007 di Sydney, Australia. Gerakan ini mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk mematikan lampu selama satu jam sebagai bentuk kepedulian terhadap pemanasan global. Kini, Earth Hour telah diikuti oleh lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia, dan menjadi simbol solidaritas planet terhadap krisis iklim.
Pada tahun 2023, tema global Earth Hour adalah “Invest on Our Planet”, mengajak semua pihak untuk berinvestasi pada keberlanjutan bumi bukan hanya melalui uang, tetapi juga lewat tindakan sederhana yang berdampak besar seperti penghematan energi, penghijauan, dan perubahan gaya hidup.
Indonesia sendiri dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat partisipasi tertinggi di Asia. Setiap tahun, kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Makassar serentak melakukan pemadaman lampu di ikon-ikon kota.
“Earth Hour adalah bukti bahwa bumi masih punya banyak teman yang peduli.”
Earth Hour 2023 Indonesia: Dari Simbol Jadi Aksi Nyata

Khusus di Indonesia, Earth Hour 2023 tidak berhenti pada pemadaman lampu. WWF Indonesia bersama komunitas lingkungan memperluas gerakan ini menjadi kampanye edukatif, yang melibatkan sekolah, universitas, hingga pemerintah daerah.
Di berbagai kota, Earth Hour diisi dengan kegiatan “green talk”, pameran produk ramah lingkungan, hingga workshop daur ulang. Di Makassar sendiri, komunitas Earth Hour Makassar yang telah berdiri sejak 2011 aktif melakukan aksi sosial, seperti “Switch Off Goes to School” untuk mengenalkan pentingnya hemat energi kepada pelajar, serta “Bersih Pantai Losari” untuk mengurangi sampah plastik.
Relawan muda yang tergabung dalam gerakan ini menyebut Earth Hour sebagai ruang pertemuan antara generasi. Anak-anak muda dan orang tua berkumpul dengan satu tujuan: menjaga bumi agar tetap layak dihuni.
“Earth Hour bukan sekadar mematikan lampu, tapi menyalakan kesadaran.”
Semangat Komunitas di Kota Daeng
Makassar dikenal sebagai kota yang penuh semangat kolektif, dan Earth Hour menjadi salah satu contoh nyata sinergi antara komunitas, pemerintah, dan masyarakat umum. Komunitas pecinta alam, pelajar, hingga pebisnis muda bergabung untuk menyuarakan isu keberlanjutan.
Di tahun 2023, acara puncak Earth Hour di Makassar digelar di Anjungan Pantai Losari dengan konsep “Eco Night Festival”. Acara tersebut dimeriahkan oleh penampilan musik akustik tanpa listrik, pementasan teater lingkungan, dan bazar produk daur ulang buatan pelajar.
Yang menarik, sejumlah kafe di sekitar lokasi juga ikut berpartisipasi dengan mematikan lampu utama dan hanya menggunakan lilin selama satu jam penuh. Suasana romantis dan sederhana itu justru membuat pengunjung menikmati momen tersebut dengan cara berbeda tenang, hening, dan penuh refleksi.
“Kadang kita lupa menikmati bumi dalam gelap. Earth Hour mengingatkan bahwa keindahan bukan hanya ketika terang.”
Dukungan Pemerintah dan Dunia Usaha
Kesuksesan Earth Hour 2023 di Makassar tak lepas dari dukungan Pemerintah Kota yang sejak awal konsisten menjadi mitra WWF Indonesia. Pemerintah setempat menyebut aksi ini selaras dengan program Makassar Tidak Rantasa (Bersih) dan komitmen menuju Makassar Low Carbon City.
Beberapa perusahaan swasta juga ikut ambil bagian. Hotel, pusat perbelanjaan, dan restoran besar memadamkan lampu serta menggelar acara bertema “Save Energy”. Bahkan, sejumlah mall di Makassar memasang banner besar bertuliskan “60+ Switch Off for Earth” sebagai bentuk komitmen publik terhadap penghematan energi.
Sektor pariwisata juga diharapkan mendapatkan manfaat dari gerakan ini. Selain meningkatkan kesadaran wisatawan terhadap pariwisata berkelanjutan, kegiatan ini juga menciptakan citra positif bahwa Makassar adalah kota yang peduli lingkungan.
“Bumi bukan warisan dari leluhur, tapi titipan dari anak cucu kita. Earth Hour mengingatkan hal itu dengan cara yang elegan.”
Suara dari Generasi Muda
Generasi muda menjadi motor utama dalam setiap kegiatan Earth Hour. Mereka hadir sebagai relawan, penggerak, sekaligus penyebar pesan di media sosial. Di Makassar, ratusan mahasiswa dan pelajar bergabung menjadi sukarelawan Earth Hour 2023, membawa spanduk dan lilin dengan pesan inspiratif: “Save Energy, Save Future”.
Kampanye digital juga menjadi bagian penting. Hashtag seperti #EarthHourMakassar, #EarthHour2023Indonesia, dan #SwitchOffForNature menjadi trending di berbagai platform. Melalui media sosial, pesan sederhana seperti mematikan lampu berhasil menjangkau ribuan orang hanya dalam hitungan jam.
“Anak muda Makassar membuktikan bahwa kepedulian terhadap bumi bukan hanya tren, tapi bagian dari identitas.”
Tantangan di Tengah Krisis Energi dan Iklim
Pelaksanaan Earth Hour 2023 juga menjadi pengingat bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan energi dan lingkungan. Konsumsi listrik terus meningkat, sementara emisi karbon dari sektor energi masih tinggi.
Di Sulawesi Selatan, meskipun menjadi salah satu provinsi penghasil listrik tenaga air terbesar, masih banyak masyarakat yang belum sadar pentingnya efisiensi energi. Earth Hour diharapkan menjadi langkah kecil namun signifikan untuk mengubah perilaku masyarakat.
Menurut data Kementerian Energi, jika seluruh masyarakat Indonesia mematikan lampu selama satu jam, potensi penghematan energi bisa mencapai lebih dari 200 megawatt cukup untuk menyalakan 900 ribu rumah selama waktu yang sama.
“Perubahan besar tidak harus dimulai dari kebijakan, tapi dari kesadaran kecil yang dilakukan setiap hari.”
Keterlibatan Makassar dalam Gerakan Global
Partisipasi Makassar dalam Earth Hour menegaskan bahwa kota ini kini menjadi bagian dari jejaring global yang peduli terhadap bumi. Dengan slogan “Makassar Menyala untuk Bumi”, relawan berharap dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia Timur untuk ikut serta dalam kampanye ramah lingkungan.
Keterlibatan aktif berbagai kalangan memperlihatkan bahwa isu iklim tidak hanya milik ilmuwan atau aktivis, tetapi tanggung jawab semua pihak. Dari pelajar, pedagang, hingga pejabat, semua memiliki peran dalam menjaga keberlanjutan energi.
“Kalau seluruh kota di Indonesia bisa ikut memadamkan lampu selama satu jam, bayangkan berapa cahaya kesadaran yang akan menyala di hati manusia.”
Dampak Nyata dari Aksi Satu Jam
Meski hanya berlangsung 60 menit, dampak Earth Hour bisa terasa dalam jangka panjang. Selain menurunkan konsumsi energi sesaat, gerakan ini menanamkan kebiasaan hemat listrik di rumah tangga dan kantor.
Beberapa peserta yang ikut dalam Earth Hour 2023 di Makassar mengaku mulai membiasakan diri mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan dan mengganti lampu dengan jenis hemat energi. Bahkan, beberapa sekolah yang terlibat dalam program ini menerapkan “Earth Hour Mini” setiap minggu dengan mematikan listrik selama 10 menit di jam istirahat.
“Kalau satu jam saja bisa membuat kita sadar, maka satu hari bisa membuat kita berubah.”
Kolaborasi dengan Komunitas Lokal
Earth Hour 2023 juga menjadi momentum bagi berbagai komunitas lokal di Makassar untuk berkolaborasi. Komunitas sepeda, pecinta alam, fotografer, hingga musisi lokal bergabung menciptakan acara yang edukatif sekaligus menghibur.
Salah satu kegiatan paling menarik adalah “Cycling for Earth”, di mana ratusan pesepeda mengelilingi kota pada malam pemadaman lampu. Mereka membawa lampu LED kecil sebagai simbol bahwa energi bersih bisa digunakan secara efisien tanpa mencemari lingkungan.
Selain itu, komunitas fotografer Makassar juga menggelar lomba “Makassar in the Dark”, menampilkan keindahan kota tanpa cahaya listrik. Hasil foto mereka kemudian dipamerkan di media sosial dan galeri komunitas sebagai bentuk apresiasi terhadap keindahan alam di tengah keterbatasan cahaya.
“Dalam gelap, kita menemukan makna terang yang sesungguhnya: kesadaran untuk menjaga bumi.”
Earth Hour 2023 Indonesia: Simbol Harapan di Tengah Krisis Global
Di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata, Earth Hour menjadi simbol harapan bahwa dunia masih memiliki ruang untuk berubah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan kekayaan alam luar biasa memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keseimbangan ekosistemnya.
Makassar, dengan segala dinamika urbanisasinya, memperlihatkan bahwa kesadaran lingkungan bisa tumbuh di mana saja. Earth Hour bukan hanya kegiatan tahunan, tetapi gerakan moral yang mengajarkan bahwa setiap tindakan manusia sekecil apa pun memiliki dampak terhadap bumi.
“Bumi tidak butuh manusia untuk bertahan, tapi manusia sangat bergantung pada bumi untuk hidup.”
Dari Makassar untuk Dunia
Ketika lampu-lampu kota perlahan padam dan hanya lilin yang menyala, terasa ada pesan kuat yang tersampaikan: manusia bisa hidup lebih sederhana, dan bumi akan bernapas lebih lega.
Earth Hour 2023 di Makassar menjadi bukti bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa tumbuh dari kesadaran kolektif masyarakat. Dari pantai Losari yang tenang, pesan penghematan energi bergema ke seluruh penjuru Indonesia — hingga ke dunia.
Gerakan sederhana yang dimulai dari satu kota ini menunjukkan bahwa solidaritas manusia untuk bumi masih ada. Dan seperti kata pepatah yang digaungkan oleh para relawan malam itu:
“Ketika lampu padam, jangan takut gelap — karena di sanalah cahaya kesadaran mulai menyala.”






