UIN Alauddin Berduka, Dua Mahasiswa KKN di Majene Meninggal Dunia Kabar duka menyelimuti civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Dua mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan tugas pengabdian di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Insiden tragis ini sontak mengguncang komunitas kampus dan menyisakan duka mendalam bagi keluarga, teman, serta rekan-rekan sesama mahasiswa yang tengah melaksanakan KKN di wilayah tersebut.
Kedua mahasiswa tersebut diketahui merupakan peserta KKN dari fakultas berbeda yang tengah bertugas di daerah terpencil dalam rangka melaksanakan program pemberdayaan masyarakat. Alauddin Informasi resmi dari pihak kampus menyebutkan bahwa keduanya meninggal akibat kecelakaan di lokasi penugasan, meskipun pihak berwenang masih terus melakukan penyelidikan mendetail terkait kronologi kejadian.
“Kami kehilangan bukan hanya mahasiswa, tapi dua sosok muda yang tengah mempersembahkan baktinya untuk masyarakat dan almamater.”
Kronologi Kejadian yang Menggetarkan Hati
Berdasarkan informasi sementara yang dihimpun, peristiwa tragis itu terjadi pada akhir pekan saat kedua mahasiswa bersama beberapa rekan lainnya hendak menuju lokasi kegiatan sosial di desa binaan mereka di wilayah Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene.
Dalam perjalanan, kendaraan yang mereka tumpangi diduga mengalami kecelakaan akibat kondisi jalan yang licin setelah diguyur hujan deras. Kendaraan tersebut tergelincir di tikungan tajam dan masuk ke jurang sedalam belasan meter. Warga setempat yang berada di sekitar lokasi segera melakukan pertolongan bersama aparat desa dan relawan.
Sayangnya, dua mahasiswa dinyatakan meninggal dunia di tempat, sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke puskesmas terdekat. Kabar tersebut dengan cepat menyebar ke kalangan mahasiswa UIN Alauddin yang tengah menjalankan KKN di berbagai daerah, menimbulkan gelombang duka dan solidaritas di seluruh kelompok peserta KKN angkatan tersebut.
“Kabar itu datang tiba-tiba seperti petir di siang bolong. Kami semua tidak menyangka mereka pergi secepat itu.”
Respons Cepat Pihak Universitas
Begitu menerima laporan resmi, pihak rektorat UIN Alauddin Makassar langsung mengirimkan tim pendamping ke lokasi kejadian di Majene. Tim tersebut terdiri dari perwakilan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), Biro Kemahasiswaan, serta perwakilan fakultas masing-masing korban.
Rektor UIN Alauddin, Prof. Hamdan Juhannis, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Dalam pernyataannya, beliau menegaskan bahwa universitas akan memberikan dukungan penuh, baik dalam proses pemulangan jenazah maupun pendampingan psikologis bagi rekan-rekan satu kelompok KKN yang turut menyaksikan peristiwa tersebut.
Pihak universitas juga berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Majene dan aparat kepolisian setempat untuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai prosedur dan dengan penuh penghormatan terhadap keluarga korban.
“Kami tidak ingin tragedi ini menjadi sekadar berita, tetapi sebagai pengingat betapa besar pengorbanan mahasiswa dalam menjalankan tugas pengabdian.”
Suasana Duka di Kampus
Di kampus UIN Alauddin Makassar, suasana duka terasa begitu mendalam. Sejak kabar duka tersebar, mahasiswa, dosen, hingga pegawai kampus berkumpul di Masjid Kampus II Samata Gowa untuk melaksanakan salat gaib dan doa bersama bagi almarhum.
Bendera kampus dikibarkan setengah tiang sebagai simbol duka mendalam. Sejumlah mahasiswa terlihat meneteskan air mata saat nama kedua korban disebut dalam doa. Banyak di antara mereka merupakan teman seangkatan dan rekan seperjuangan dalam kegiatan kampus.
Rasa kehilangan juga terpancar dari para dosen pembimbing KKN yang mengaku sangat terpukul. Mereka menggambarkan kedua korban sebagai mahasiswa aktif, bersemangat, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap masyarakat di lokasi pengabdian.
“Mereka datang untuk memberi manfaat, dan kini pergi meninggalkan keteladanan tentang arti pengabdian yang sesungguhnya.”
Cerita Rekan Satu Kelompok: Antara Tugas dan Takdir
Salah satu rekan satu kelompok korban menuturkan bahwa sebelum kejadian, keduanya sempat bercanda dan berbicara tentang kegiatan yang akan mereka jalankan hari itu. Mereka tampak bersemangat karena rencana kegiatan penyuluhan sosial yang sudah disiapkan sejak beberapa minggu sebelumnya.
Namun takdir berkata lain. Hujan yang turun sejak pagi membuat kondisi jalan menuju lokasi kegiatan menjadi licin. Ketika kendaraan yang mereka tumpangi kehilangan kendali, semua terjadi begitu cepat dan tak terduga.
Rekan-rekan mereka yang selamat mengaku masih trauma dan sulit menerima kenyataan. Banyak dari mereka kini menjalani pendampingan dari pihak kampus agar bisa memulihkan kondisi mental setelah mengalami langsung peristiwa yang memilukan tersebut.
“Mereka pergi dalam keadaan sedang berbuat baik. Itu yang sedikit menguatkan kami di tengah rasa kehilangan yang begitu dalam.”
Pemulangan Jenazah Disambut Haru
Proses pemulangan jenazah kedua mahasiswa dari Majene menuju kampung halaman masing-masing berlangsung haru. Tim kampus bersama aparat kepolisian mengawal langsung perjalanan tersebut hingga tiba di rumah duka di Sulawesi Selatan.
Ratusan mahasiswa dan dosen turut menyambut kedatangan jenazah di gerbang kampus UIN Alauddin sebelum diberangkatkan ke rumah keluarga. Isak tangis pecah ketika peti jenazah diturunkan dari mobil ambulans. Doa-doa dipanjatkan serentak, dan suasana hening seketika menyelimuti halaman kampus.
Bagi keluarga korban, kehilangan ini tentu sangat berat. Namun mereka menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak universitas yang sigap memberikan perhatian dan bantuan sejak awal kejadian.
“Kami percaya anak-anak kami pergi dalam tugas mulia. Mereka meninggalkan jejak kebaikan yang tidak akan kami lupakan.”
Pemerintah Daerah dan Masyarakat Majene Turut Berduka
Pemerintah Kabupaten Majene juga menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah yang menimpa dua mahasiswa UIN Alauddin tersebut. Bupati Majene dalam pernyataannya mengatakan bahwa keberadaan mahasiswa KKN selalu memberi dampak positif bagi masyarakat setempat, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.
Pemerintah daerah turut hadir dalam prosesi doa dan pelepasan jenazah di Majene. Beberapa tokoh masyarakat setempat bahkan menyebut kedua korban sebagai “anak angkat Majene” karena kontribusi mereka selama menjalankan program di desa tersebut.
“Kami kehilangan dua anak muda yang penuh semangat dan membawa perubahan di desa kami. Mereka tidak hanya datang belajar, tetapi mengajarkan arti kebersamaan.”
Evaluasi Keselamatan dan Protokol KKN
Usai tragedi ini, pihak universitas langsung melakukan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme pelaksanaan KKN di lapangan, terutama terkait aspek keselamatan dan mitigasi risiko bagi mahasiswa. LP2M sebagai lembaga pelaksana program KKN di UIN Alauddin berkomitmen memperketat sistem pendampingan dan pemantauan terhadap peserta di setiap lokasi penugasan.
Beberapa kebijakan baru yang tengah dibahas meliputi penyediaan asuransi tambahan bagi mahasiswa, pelatihan keselamatan perjalanan, serta pembentukan tim tanggap darurat di setiap daerah penempatan. Selain itu, rute dan kondisi geografis daerah penugasan akan lebih diperhatikan dalam proses pemilihan lokasi KKN berikutnya.
“Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus tetap berjalan, tetapi dengan kesadaran penuh akan pentingnya keselamatan dan kesiapsiagaan.”
Solidaritas Mahasiswa dari Berbagai Kampus
Tragedi yang menimpa dua mahasiswa UIN Alauddin Makassar mendapat simpati luas dari mahasiswa berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Ungkapan belasungkawa membanjiri media sosial, baik melalui tagar solidaritas maupun pesan duka yang dikirim ke akun resmi kampus.
Banyak organisasi mahasiswa lintas universitas yang mengirimkan karangan bunga dan surat terbuka sebagai bentuk empati terhadap keluarga korban dan civitas UIN Alauddin. Bahkan sejumlah kampus Islam negeri lain seperti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta turut mengadakan doa bersama sebagai bentuk solidaritas akademik.
“Kampus boleh berbeda, tetapi rasa kehilangan atas gugurnya dua insan pengabdi muda ini menyatukan hati kami semua.”
Peran KKN dan Arti Pengabdian Mahasiswa
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk nyata tridarma perguruan tinggi, di mana mahasiswa diturunkan langsung ke masyarakat untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan sekaligus membantu pembangunan di tingkat desa.
Bagi mahasiswa UIN Alauddin, KKN bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan bentuk pengabdian spiritual dan sosial. Mereka diharapkan menjadi agen perubahan dengan membawa nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin dalam setiap kegiatan masyarakat.
Tragedi yang terjadi di Majene menjadi pengingat bahwa di balik semangat pengabdian itu, tersimpan risiko dan tantangan nyata di lapangan yang membutuhkan kesiapan mental, fisik, dan sistem pendukung yang matang.
“Mengabdi kepada masyarakat adalah panggilan nurani, dan setiap pengorbanan di jalan itu akan selalu bermakna abadi.”
Doa dan Kenangan yang Tak Terlupakan
Hingga kini, suasana haru masih terasa di lingkungan kampus UIN Alauddin Makassar. Foto-foto kebersamaan korban bersama teman-teman KKN banyak beredar di media sosial, disertai dengan ungkapan doa dan kenangan indah selama mereka menjalani masa kuliah.
Bagi banyak mahasiswa, kedua korban akan selalu diingat sebagai simbol semangat pengabdian dan pengorbanan. Nama mereka menjadi bagian dari sejarah kampus yang akan terus dikenang dalam setiap program KKN di masa mendatang.
Beberapa dosen bahkan berencana mengabadikan nama kedua korban dalam salah satu program pengabdian kampus sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan dedikasi mereka.
“Mereka telah pergi, tapi semangatnya akan terus hidup dalam setiap langkah mahasiswa yang memilih untuk mengabdi.”
Refleksi bagi Dunia Pendidikan
Tragedi yang menimpa dua mahasiswa UIN Alauddin Makassar membuka ruang refleksi bagi seluruh dunia pendidikan di Indonesia. Banyak pihak menilai perlunya peningkatan sistem keamanan dan keselamatan mahasiswa dalam kegiatan lapangan, tanpa mengurangi esensi pengabdian dan pembelajaran sosial yang menjadi inti dari KKN.
Para pendidik dan pengelola kampus kini dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan antara semangat idealisme mahasiswa dengan tanggung jawab menjaga keselamatan mereka di lapangan.
