Pemkot Makassar Berduka atas Wafatnya Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani Suasana duka menyelimuti Pemerintah Kota Makassar setelah kabar wafatnya Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani, seorang putra terbaik Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai tokoh nasional berintegritas tinggi dan memiliki pengabdian panjang di dunia kepolisian. Kabar berpulangnya mantan Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia itu membuat berbagai kalangan di Sulsel berduka, termasuk jajaran Pemkot Makassar yang secara khusus menyampaikan belasungkawa dan penghormatan terakhir.
Jusuf Manggabarani bukan hanya sosok perwira tinggi yang disegani, tetapi juga figur panutan yang dikenal dekat dengan masyarakat. Semasa hidupnya, ia kerap memberi perhatian terhadap pembangunan daerah, termasuk memberikan inspirasi bagi generasi muda Makassar untuk menegakkan disiplin dan semangat kebangsaan.
“Beberapa orang meninggalkan jabatan saat pensiun, tapi yang seperti beliau meninggalkan teladan dan cinta untuk kota ini.”
Wali Kota Makassar Sampaikan Duka Mendalam
Wali Kota Makassar menyampaikan langsung rasa duka mendalam atas wafatnya Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani. Dalam pernyataannya, ia menuturkan bahwa kepergian almarhum merupakan kehilangan besar, tidak hanya bagi institusi kepolisian, tetapi juga bagi masyarakat Makassar yang mengenal beliau sebagai sosok rendah hati dan penuh dedikasi.
Menurutnya, Jusuf Manggabarani adalah figur langka yang tetap menjaga kedekatan dengan tanah kelahirannya meskipun telah meniti karier panjang di tingkat nasional. Ia sering kembali ke Makassar, menghadiri acara kebudayaan, kegiatan sosial, hingga pertemuan tokoh masyarakat untuk memberi pandangan dan motivasi kepada anak muda Sulawesi Selatan.
Pemerintah Kota Makassar juga berencana mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan dedikasi almarhum.
“Kehilangan beliau seperti kehilangan pilar moral yang selama ini menjadi inspirasi bagi banyak aparatur dan warga Makassar.”
Sosok Putra Daerah yang Mengharumkan Makassar
Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani lahir di Sulawesi Selatan dan menempuh pendidikan kepolisian hingga mencapai pangkat tertinggi sebagai perwira bintang tiga. Ia pernah menjabat berbagai posisi strategis di Polri, termasuk Kapolda Sulsel dan Wakapolri, sebelum akhirnya pensiun dengan catatan karier yang gemilang dan tanpa cela.
Bagi warga Makassar, nama Jusuf Manggabarani bukan sekadar nama pejabat. Ia dianggap sebagai contoh nyata bagaimana putra daerah bisa menembus karier nasional dengan tetap menjunjung tinggi nilai kearifan lokal. Kedisiplinannya, ketegasannya, dan kecintaannya terhadap tanah kelahiran menjadikannya figur yang dihormati lintas generasi.
“Beliau bukan hanya kebanggaan keluarga besar kepolisian, tetapi juga kebanggaan warga Sulawesi Selatan yang melihat keberhasilan tanpa meninggalkan akar budaya.”
Jejak Pengabdian Panjang di Institusi Kepolisian
Sepanjang kariernya di kepolisian, Jusuf Manggabarani dikenal sebagai perwira yang teguh dan humanis. Ia meniti karier dari bawah, mulai dari tugas operasional hingga posisi pimpinan di tingkat nasional. Saat menjabat sebagai Kapolda Sulsel, ia dikenal dekat dengan tokoh masyarakat dan tegas menindak segala bentuk kriminalitas tanpa pandang bulu.
Ketika dipercaya sebagai Wakapolri, Jusuf dikenal sebagai sosok yang cerdas dan berkomitmen pada reformasi internal Polri. Ia mendorong penguatan profesionalisme dan integritas aparat kepolisian agar lebih berpihak kepada rakyat.
“Ketegasannya di lapangan selalu dibarengi dengan kebijaksanaan di meja kerja. Beliau tahu kapan harus keras, dan kapan harus mendengarkan.”
Kenangan dan Penghormatan dari Masyarakat Sulsel
Setelah kabar duka tersebar, ucapan belasungkawa mengalir dari berbagai kalangan — mulai dari pejabat pemerintahan, tokoh masyarakat, akademisi, hingga warga biasa. Banyak yang mengenang sosok Jusuf Manggabarani sebagai pribadi yang sederhana meski pernah berada di puncak jabatan tinggi.
Di media sosial, ribuan warga Makassar menuliskan doa dan kenangan mereka tentang almarhum. Beberapa di antaranya pernah bertemu beliau secara langsung dalam kegiatan sosial atau seminar kebangsaan. Banyak yang masih mengingat petuahnya agar anak muda tidak lupa pada akar budaya Bugis-Makassar dan selalu menjunjung tinggi nilai siri’ na pacce — harga diri dan solidaritas kemanusiaan.
“Beliau tidak hanya mengajarkan arti disiplin, tapi juga makna kemanusiaan di balik seragam yang dikenakannya.”
Pemkot Gelar Doa Bersama dan Upacara Penghormatan
Pemerintah Kota Makassar bersama unsur Forkopimda menggelar doa bersama untuk mendoakan almarhum di Balai Kota. Upacara penghormatan juga dilakukan secara sederhana namun khidmat, dihadiri oleh pejabat daerah, tokoh agama, dan keluarga besar almarhum.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota bersama jajaran pejabat mengungkapkan rasa terima kasih atas kontribusi almarhum terhadap kota Makassar dan bangsa Indonesia. Pemerintah juga menyampaikan bahwa keteladanan Jusuf Manggabarani akan dijadikan inspirasi dalam membangun karakter aparatur sipil negara yang berintegritas dan berorientasi pada pelayanan publik.
“Makassar berduka, tapi juga berbangga karena pernah memiliki sosok seperti beliau — pemimpin yang dihormati karena pengabdian, bukan karena jabatan.”
Karakter Sederhana dan Dekat dengan Rakyat
Meski memiliki pangkat tinggi dan jabatan penting, Jusuf Manggabarani dikenal sebagai pribadi yang sangat sederhana. Ia sering hadir di acara-acara masyarakat tanpa protokoler berlebihan. Saat berbicara, ia lebih memilih bahasa yang santai namun penuh makna.
Banyak orang menuturkan bagaimana beliau selalu menanyakan kabar rakyat kecil setiap kali berkunjung ke kampung halamannya. Ia senang berbincang dengan pedagang, petani, hingga sopir angkot, seolah ingin mendengarkan langsung denyut kehidupan warganya.
Sikap rendah hati itu membuatnya dicintai bukan hanya oleh jajaran kepolisian, tetapi juga masyarakat luas. Di mata banyak orang, Jusuf adalah gambaran ideal seorang pemimpin: tegas, berwibawa, tapi tetap manusiawi.
“Kesederhanaannya justru membuatnya tampak besar di mata mereka yang mengenalnya.”
Inspirasi bagi Generasi Muda dan Aparatur Pemerintah
Kehidupan dan karier Jusuf Manggabarani menjadi cermin bagi banyak generasi muda Makassar. Ia membuktikan bahwa keberhasilan bisa diraih melalui kerja keras, disiplin, dan integritas. Banyak ASN dan aparat pemerintah di Makassar yang menilai almarhum sebagai figur teladan dalam hal tanggung jawab dan loyalitas terhadap negara.
Pemerintah Kota berencana menggelar program pembinaan moral ASN yang terinspirasi dari nilai-nilai kepemimpinan Jusuf Manggabarani. Program ini akan menekankan pentingnya etika, dedikasi, dan kesetiaan terhadap tugas publik.
“Teladan sejati adalah mereka yang tidak hanya meninggalkan warisan jabatan, tapi juga meninggalkan semangat untuk terus melayani.”
Kesan dari Rekan dan Sahabat Seperjuangan
Sejumlah rekan sejawat dan sahabat almarhum juga membagikan kenangan mereka. Mantan pejabat Polri yang pernah bekerja bersamanya mengenang Jusuf Manggabarani sebagai sosok yang konsisten dalam menegakkan prinsip dan tidak pernah kompromi terhadap pelanggaran etika.
Sahabat-sahabatnya di masa muda menceritakan bagaimana ia sudah menunjukkan jiwa kepemimpinan sejak di bangku sekolah. Ia dikenal tekun, disiplin, dan memiliki jiwa sosial tinggi. Bahkan setelah pensiun, ia tetap aktif dalam kegiatan sosial, memberikan motivasi kepada purnawirawan muda agar tetap berkontribusi bagi masyarakat.
“Beliau tak pernah berhenti menjadi pelayan publik, bahkan setelah menanggalkan seragamnya.”
Warga Makassar Kenang Sosok Humanis dan Tegas
Di kalangan masyarakat umum, Jusuf Manggabarani dikenal bukan semata sebagai pejabat tinggi, tetapi sebagai figur humanis yang dekat dengan rakyat kecil. Banyak kisah tentang bagaimana beliau menolong masyarakat tanpa memandang status sosial.
Seorang pedagang di sekitar Jalan Veteran, Makassar, mengaku pernah dibantu almarhum ketika dagangannya tumpah di jalan beberapa tahun lalu. “Beliau turun langsung bantu angkat barang tanpa mengatakan siapa dirinya,” tutur sang pedagang dengan mata berkaca-kaca.
Kisah-kisah kecil semacam ini menjadi bukti bahwa ketulusan Jusuf Manggabarani tak pernah dibuat-buat. Ia menjalani hidup dengan prinsip sederhana: membantu tanpa perlu dikenang, berbuat tanpa perlu dipuji.
“Ketulusan itu tidak butuh pangkat. Dan beliau membuktikannya setiap hari dengan tindakan, bukan kata-kata.”
Pengaruh dan Warisan Nilai Kepemimpinan
Warisan terbesar dari sosok Jusuf Manggabarani adalah nilai kepemimpinan yang mengakar kuat — disiplin, empati, dan keberanian moral. Nilai-nilai inilah yang kini diharapkan menjadi inspirasi bagi para pejabat daerah dan aparat hukum di Makassar untuk meneladani jejaknya.
Pemerintah Kota Makassar berencana memberikan penghargaan anumerta bagi almarhum sebagai bentuk penghormatan atas dedikasinya terhadap bangsa dan daerah. Nama beliau juga akan diabadikan dalam salah satu fasilitas publik atau program kepemimpinan generasi muda Makassar.
“Nama besar tidak diukir di batu peringatan, tapi di hati mereka yang terinspirasi oleh keteladanan.”
Doa dan Harapan dari Tanah Daeng
Makassar hari ini berduka, namun juga berterima kasih. Sosok seperti Jusuf Manggabarani mungkin telah berpulang, tetapi jejaknya akan terus hidup dalam semangat masyarakat dan aparat yang ia tinggalkan. Dari lorong-lorong kecil hingga gedung pemerintahan, nama beliau disebut dengan penuh hormat.
Warga berharap agar generasi baru kepolisian dan birokrat di Makassar mampu melanjutkan semangat pengabdian yang telah ditanamkan oleh almarhum — bekerja dengan hati, menegakkan keadilan dengan empati, dan selalu mengutamakan kepentingan rakyat di atas segalanya.






