Pemuda Pattene Maros Protes Jalan Rusak Akibat Truk Industri

Pemuda Pattene Maros Protes Jalan Rusak Akibat Truk Industri Di Dusun Pattene, Desa Temmapaduae, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, suasana kini berubah menjadi sorotan masyarakat. Sejumlah pemuda dari wilayah tersebut — tergabung dalam Forum Komunikasi Muda‑Mudi Pattene Kreatif (FORKOMPAK) — menggelar aksi protes lantaran jalan antar-desa yang menjadi akses utama warga rusak parah. Mereka menuding kerusakan itu tidak sekadar akibat usia jalanan, tetapi disebabkan oleh truk industri yang melintas dengan beban jauh melebihi kapasitas jalan.

“Infrastruktur bukan hanya urusan beton dan aspal, tapi janji bahwa akses rakyat dilindungi dari beban yang tak semestinya.”

Kronologi Aksi dan Tuntutan Pemuda Pattene

Aksi digelar pada Jumat, 9 Mei 2025, dengan sejumlah pemuda membawa spanduk dan poster yang menuntut perhatian pemerintah dan pengelola industri terkait jalan yang kini penuh lubang serta rawan kecelakaan. Mereka mengklaim bahwa truk-truk besar dari industri lokal, khususnya muatan berat yang seharusnya tidak melalui jalur desa, terus melintas di jalan Pattene sehingga mempercepat kerusakan aspal dan fondasi jalan.
Dalam pernyataannya, Koordinator FORKOMPAK menyampaikan: “Kami tidak anti terhadap pembangunan, tapi kami menolak ketidakadilan. Jalan ini rusak parah karena truk industri yang melebihi tonase melintas setiap hari. Ini sangat merugikan warga.”

Tuntutan yang diajukan mencakup: perbaikan segera jalan rusak, pemasangan rambu larangan truk berat, pembatasan tonase kendaraan yang boleh melewati jalur desa, serta izin agar kendaraan industri menggunakan jalur alternatif yang telah disiapkan. Aksi ini tidak mudah, karena mereka merasa sudah menyuarakan ke pihak pemerintah desa dan dinas terkait selama tiga tahun namun belum ada tindak lanjut yang memadai.

Kondisi Jalan Pattene yang Memprihatinkan

Jalan utama yang melintasi Pattene selama ini menjadi akses vital warga untuk pergi ke pasar, sekolah, tempat ibadah, dan pusat layanan sosial. Namun kondisinya kini sangat memprihatinkan: badan jalan terkelupas, lubang-besar mulai muncul dan semakin meluas, marka jalan tak tampak lagi, serta trotoar rasanya hilang karena jalur kendaraan besar mengambil ruang jalan yang sempit.

Warga mengaku aktivitas sehari-hari kini terganggu: kendaraan roda dua dan roda empat sering terperosok atau rusak akibat lubang yang dalam, waktu tempuh ke pusat kecamatan kembali membesar, dan yang paling penting, keselamatan anak sekolah dan pengguna jalan lain menjadi taruhan setiap hari. Lebih dari itu, biaya perawatan kendaraan masyarakat ikut naik — ban cepat rusak, suspensi terguncang, dan beberapa kendaraan kecil tidak layak melewati jalanan tersebut.

“Ketika jalan rusak, bukan hanya kendaraan yang rusak, tetapi rasa aman warga yang terkikis perlahan.”

Siapa yang Bertanggung Jawab dan Apa Kata Industri

Tuntutan warga mengarah ke dua pihak utama. Pertama, ke pemerintah kabupaten melalui dinas Pekerjaan Umum-Perhubungan yang dianggap belum tegas dan cepat menangani kerusakan jalan di Pattene. Kedua, ke pihak industri yang truk-nya melintas dengan muatan besar tanpa pembatasan atau jalur khusus yang memadai. Warga menduga bahwa sebagian sopir truk menggunakan jalan desa Pattene lantaran jalan khusus industri yang disiapkan belum difungsikan sepenuhnya atau rambu larangannya belum dipasang.

Dalam salah satu pernyataan camat setempat, ia menyebut bahwa tuntutan warga sudah diteruskan kepada bupati dan dinas terkait. Namun, pemuda Pattene menilai respons ini belum cukup karena sebagian besar jalan telah rusak parah dan belum ada perbaikan signifikan yang bisa dilihat secara nyata.

“Pembangunan industri harus membawa keuntungan bagi daerah, bukan kerusakan yang akhirnya harus dibayar rakyat kecil.”

Implikasi Sosial Ekonomi dari Jalan Rusak

Dampak kerusakan jalan di Pattene tidak hanya soal fisik, tetapi merembet ke ranah sosial dan ekonomi. Kesulitan akses membuat hasil pertanian atau usaha kecil warga sulit dijual ke pasar lebih luas karena biaya logistik naik dan risiko rusak meningkat. Anak-anak sekolah yang harus menempuh jalur itu menjadi lebih rawan terlambat dan orang tua mempertaruhkan kendaraan serta keselamatan mereka.

Selain itu, minat investor atau pihak luar untuk memanfaatkan potensi lokal menjadi terhambat ketika infrastruktur dasar seperti jalan tidak layak. Ini berimbas jangka panjang terhadap kompetitivitas daerah dan kesejahteraan warga.

“Ketika infrastruktur tertinggal, bukan hanya jarak yang membentang, tetapi harapan yang kian menyempit.”

Pemerintah dan Dinas Terkait : Respons dan Tantangan

Pemkab Maros melalui dinas terkait telah memberikan respon berupa pemeriksaan kondisi jalan dan pertemuan dengan perwakilan warga. Namun, warga menilai bahwa tindakan yang dilakukan masih bersifat administratif tanpa kehadiran di lapangan dan tanpa rencana perbaikan yang konkret. Warga juga mengungkapkan bahwa rambu larangan truk berat sudah dibicarakan sejak lama tetapi belum terpasang, padahal truk tetap melewati jalur desa dengan bebas.

Dinas PUPR dan Perhubungan menghadapi tantangan anggaran, koordinasi antar lembaga, dan teknis pemasangan rambu. Dalam kondisi geografi seperti Pattene — jalur desa yang berliku dan beberapa titik perbukitan — solusi pengalihan truk besar memerlukan investasi jalan industri atau jalur alternatif yang layak serta pengawasan berat kendaraan yang melintas.

“Pemerintah yang baik adalah yang hadir di jalanan—bukan hanya lewat surat keputusan, tetapi lewat truk yang terpantau lewat jalur yang benar.”

Sisi Industri dan Tanggung Jawab Korporasi

Tanggal dan fakta menunjukkan bahwa industri besar di kawasan tersebut sudah lama beroperasi dan truk-nya melintasi jalur desa Pattene yang semula diperuntukkan bagi kendaraan ringan dan aktivitas warga sehari-hari. Industri mestinya memiliki tanggung jawaban sosial korporat (CSR) yang jelas terkait pemakaian infrastruktur publik serta kontribusi dalam pemeliharaan jalan yang dilalui kendaraan mereka.

Warga dan pemuda Pattene berharap perusahaan bersedia melakukan kerja sama untuk memperbaiki jalan, atau setidak-tidaknya menanggung sebagian biaya pemeliharaan karena kendaraan besar mereka berkontribusi terhadap kerusakan. Tanpa tindakan nyata dari pihak industri, kerusakan jalan akan terus bertambah dan biaya sosialnya pun akan semakin besar.

“Ketika bisnis besar menggunakan fasilitas publik, maka tanggung jawab besar itu tidak boleh dilepas semudah truk yang melintas.”

Aksi Berkelanjutan dan Perlawanan Warga Pattene

Aksi protes pemuda Pattene tidak berhenti pada satu hari. Mereka menanamkan komitmen untuk terus memperjuangkan hak dan kebutuhan warga hingga jalan pulih. Dalam aksi lanjutan dilaporkan bahwa mereka menahan sebagian truk besar dari melintas dan meminta sopir untuk memutar balik melalui jalur industri alternatif yang disepakati — sebuah langkah yang menegaskan bahwa warga mulai mengambil peran aktif mengawasi lalu lintas di wilayahnya.

Warga menyatakan bahwa jika pihak berwenang dan industri tidak segera merespons, maka jalur desa akan terus dipakai sebagai arena protes – mulai dengan penggalangan opini publik, media sosial, hingga pengorganisasian massa yang lebih besar. Namun mereka juga menegaskan bahwa niatnya bukan menghentikan industri, melainkan meminta keadilan dan perlakuan yang setara.

“Suara rakyat yang bersatu bisa jadi alat paling keras terhadap ketidakadilan yang diam.”

Rekomendasi untuk Jalan Perbaikan yang Layak

Beberapa langkah yang bisa diambil untuk meredam konflik dan mempercepat penanganan antara lain:

  • Pemerintah kabupaten segera memanggil pihak industri, dinas terkait, pemerintah desa dan masyarakat untuk menyepakati jalur khusus truk dan beban maksimal tonase yang boleh melewati jalan desa.
  • Pemasangan rambu larangan truk berat, portal pembatas tonase, dan sistem pengawasan real-time agar muatan berlebih bisa langsung dihentikan.
  • Perbaikan jalan desa yang rusak segera dilakukan dengan prioritas bagian yang paling parah dan rawan kecelakaan, termasuk peningkatan fondasi agar tahan terhadap kendaraan berat.
  • Pelibatan warga dalam pengawasan dan pelaporan jalur truk besar agar mekanisme kontrol masyarakat berjalan dan menjadi bagian tanggung jawab sosial.
  • Industri memberikan kontribusi pemeliharaan jalan sesuai penggunaan, melalui dana CSR atau skema kerjasama dengan pemerintah desa.

“Perbaikan jalan bukan hanya urusan aspal, tetapi pembuktian bahwa hak warga tinggal bersama pembangunan, bukan tertinggal di belakangnya.”

Bagaimana Jalan Ke Depan Bagi Pattene dan Maros

Kasus jalan rusak di Pattene menjadi contoh nyata bagaimana pembangunan industri dan aktivitas ekonomi besar bisa berdampak langsung ke masyarakat lokal jika tidak dikelola dengan sistem tanggung jawab dan pengawasan yang baik. Kabupaten Maros harus membangun blueprint tata jalur truk industri, pemantauan tonase, dan pengaturan lalu lintas yang inklusif serta adil.

Warga Pattene telah menunjukkan keberanian dan kesadaran akan haknya. Pemerintah daerah diharap tidak hanya merespons aksi, tetapi juga melakukan langkah struktural yang mencegah kerusakan baru dan memastikan akses warga tidak terhambat. Industri di sisi lain juga harus melihat bahwa keberhasilan ekonomi daerah tidak hanya diukur dari produksi besar, tetapi kualitas hidup masyarakat di wilayah operasi mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *