Capaian Naik, Kemenkop UKM Beri Penghargaan ke Garda Transfumi Sulsel

Ekonomi22 Views

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) memberikan apresiasi tinggi kepada Garda Transfumi Sulawesi Selatan atas capaian luar biasa dalam mendukung percepatan legalisasi usaha mikro di daerah. Dalam ajang penghargaan nasional yang digelar di Jakarta, Garda Transfumi Sulsel dinobatkan sebagai salah satu tim pendamping terbaik di Indonesia karena berhasil membantu ribuan pelaku usaha mikro memperoleh Nomor Induk Berusaha (NIB) secara gratis dan cepat.

Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat kolaborasi dan dedikasi dari tim relawan pendamping di lapangan mampu menggerakkan perubahan signifikan dalam ekosistem UMKM Indonesia.

Transformasi Ekonomi Lewat Transfumi

Program Transformasi Formal Usaha Mikro (Transfumi) merupakan inisiatif dari Kemenkop UKM yang bertujuan membantu pelaku usaha mikro yang belum memiliki legalitas untuk bertransformasi menjadi usaha formal. Dengan memiliki NIB, para pelaku usaha bisa mengakses berbagai fasilitas seperti pembiayaan perbankan, pelatihan, serta program bantuan pemerintah.

Garda Transfumi Sulsel menjadi salah satu tim paling aktif di antara provinsi lain. Dalam setahun terakhir, mereka tercatat telah mendampingi lebih dari 12.000 pelaku usaha mikro di berbagai kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan, termasuk Makassar, Gowa, Bone, dan Maros.

Dengan semangat sukarela, tim Garda Transfumi turun langsung ke lapangan, membantu para pelaku usaha kecil memahami cara mendaftar melalui sistem OSS (Online Single Submission) serta memberikan edukasi penting tentang pentingnya legalitas usaha.

“Banyak pelaku usaha yang awalnya takut atau bingung dengan proses pembuatan NIB. Tapi setelah kami dampingi, mereka sadar bahwa legalitas itu bukan beban, melainkan pintu menuju kemajuan,”

Apresiasi Kemenkop UKM untuk Kerja Nyata di Lapangan

Dalam acara penghargaan bertajuk “Transformasi UMKM Naik Kelas 2025”, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memberikan langsung piagam dan trofi kepada perwakilan Garda Transfumi Sulsel. Beliau menegaskan bahwa capaian ini adalah contoh konkret dari kerja kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat sipil.

Menurut Teten, keberadaan relawan Transfumi menjadi ujung tombak dalam mempercepat transformasi UMKM yang selama ini terkendala masalah administratif. Dengan pendekatan yang humanis dan langsung ke lapangan, mereka mampu membangun kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah.

“Transfumi bukan hanya tentang angka, tapi tentang wajah-wajah para pelaku usaha yang kini lebih percaya diri menjalankan bisnisnya. Saya salut dengan semangat Garda Transfumi Sulsel yang tidak mengenal lelah membantu UMKM di pelosok,” ujar Teten Masduki dalam sambutannya.

Dari Lapangan ke Panggung Nasional

Perjalanan Garda Transfumi Sulsel tidaklah mudah. Tim ini terdiri dari relawan muda, akademisi, dan pegiat sosial yang bekerja lintas kabupaten. Mereka harus menghadapi berbagai tantangan mulai dari keterbatasan akses internet di daerah terpencil hingga kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya legalitas usaha.

Namun semangat mereka tidak pernah padam. Dengan dukungan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan, Garda Transfumi terus melakukan pendampingan secara door-to-door, menyambangi para pelaku usaha rumahan di desa-desa, pasar tradisional, dan sentra industri kecil.

Salah satu cerita inspiratif datang dari Kabupaten Bone, di mana tim Transfumi membantu puluhan ibu rumah tangga pengusaha kuliner tradisional mendapatkan NIB dalam satu hari. Keberhasilan ini kemudian menjadi contoh model pendampingan cepat yang diterapkan di daerah lain.

“Saya kagum melihat bagaimana anak-anak muda ini bekerja. Mereka membawa laptop, koneksi internet sendiri, dan duduk berjam-jam mendampingi warga agar bisa memiliki NIB. Inilah semangat pelayanan publik yang sesungguhnya,”

Dampak Nyata Bagi Pelaku UMKM di Daerah

Penerbitan NIB melalui pendampingan Transfumi bukan hanya soal legalitas di atas kertas. Bagi pelaku usaha mikro, hal ini membuka akses yang sebelumnya tertutup. Banyak di antara mereka yang akhirnya bisa mengajukan pinjaman ke lembaga keuangan formal, mengikuti pelatihan, dan bergabung dengan koperasi.

Di Makassar, misalnya, sejumlah pelaku usaha kecil yang sebelumnya berjualan secara informal kini bisa memperluas pasar mereka melalui kerja sama dengan toko modern dan platform digital. Semua berawal dari NIB yang difasilitasi oleh tim Transfumi.

Data Kemenkop UKM menunjukkan bahwa sejak program Transfumi diluncurkan, lebih dari 1,2 juta pelaku usaha mikro di seluruh Indonesia telah memperoleh legalitas usahanya. Sulawesi Selatan menjadi salah satu provinsi dengan kontribusi terbesar berkat kerja aktif Garda Transfumi.

“Dulu saya pikir NIB itu cuma formalitas. Tapi setelah punya, usaha saya bisa ikut pelatihan digital marketing dari pemerintah. Sekarang penjualan naik hampir dua kali lipat,” ujar salah satu pelaku usaha binaan di Gowa.

Kolaborasi Antara Pemerintah Daerah dan Komunitas

Kunci keberhasilan Garda Transfumi Sulsel tidak lepas dari kolaborasi erat antara komunitas dan pemerintah daerah. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel memberikan dukungan berupa fasilitas data dan ruang koordinasi, sementara para relawan menjadi pelaksana utama di lapangan.

Bentuk sinergi ini memperlihatkan bahwa pembangunan ekonomi daerah tidak bisa berjalan tanpa kerja sama lintas sektor. Dengan semangat gotong royong, Sulawesi Selatan berhasil menjadi provinsi dengan tingkat partisipasi UMKM formal tertinggi di kawasan timur Indonesia.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Sulsel dalam keterangannya menyebutkan bahwa pihaknya akan terus memperkuat dukungan terhadap kegiatan Transfumi karena manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat kecil.

“Kami melihat perubahan nyata di lapangan. Ketika pelaku usaha kecil punya legalitas, mereka lebih mudah berkembang dan berjejaring. Ini langkah kecil dengan dampak besar,” ucapnya.

Spirit Relawan dan Gerakan Sosial yang Menginspirasi

Salah satu hal paling menarik dari Garda Transfumi Sulsel adalah semangat kerelawanan yang menjadi jantung gerakan ini. Para anggota tidak sekadar menjalankan tugas administratif, tetapi benar-benar hadir untuk mendengarkan keluh kesah para pelaku usaha.

Mereka datang dengan kesabaran, memberikan edukasi dengan bahasa sederhana, bahkan sering membantu menuliskan data pelaku usaha yang tidak terbiasa menggunakan gawai. Semangat empati ini menjadikan gerakan Transfumi lebih dari sekadar program pemerintah, melainkan gerakan sosial yang membawa harapan baru.

Banyak pelaku usaha kecil yang merasa tersentuh dengan cara tim Transfumi mendekati mereka. Beberapa bahkan menganggap para relawan seperti keluarga sendiri yang membantu tanpa pamrih.

“Di tengah kesibukan dunia digital, masih ada anak muda yang mau turun langsung membantu orang lain dengan senyum. Itu yang membuat saya percaya bahwa masa depan UMKM Indonesia akan cerah,”

Penghargaan Sebagai Motivasi untuk Terus Melangkah

Bagi Garda Transfumi Sulsel, penghargaan dari Kemenkop UKM bukanlah akhir perjalanan, melainkan titik awal untuk terus memperluas dampak. Mereka berkomitmen untuk menjangkau lebih banyak pelaku usaha di daerah terpencil yang belum tersentuh program pendampingan.

Selain membantu pembuatan NIB, tim juga mulai memperluas peran mereka dengan memberikan pelatihan dasar seperti manajemen keuangan, pemasaran digital, dan pengemasan produk. Harapannya, para pelaku usaha tidak hanya legal secara administratif, tetapi juga siap naik kelas dan bersaing di pasar yang lebih luas.

Perwakilan Garda Transfumi Sulsel menyatakan bahwa penghargaan ini menjadi cambuk semangat bagi seluruh anggota untuk bekerja lebih keras. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah.

“Apresiasi ini bukan hanya untuk kami, tapi untuk semua pelaku usaha kecil yang telah percaya dan mau berjuang bersama. Kami hanya membantu menyalakan api semangat di tengah mereka,”

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski banyak capaian positif, tantangan di lapangan masih cukup besar. Salah satu kendala utama adalah masih rendahnya literasi digital di kalangan pelaku usaha mikro, terutama di daerah pedesaan. Banyak dari mereka yang belum terbiasa menggunakan platform OSS secara mandiri.

Untuk itu, Kemenkop UKM bersama tim Transfumi berencana meningkatkan kapasitas relawan dengan pelatihan teknologi dan komunikasi publik. Selain itu, mereka juga akan memperkuat jaringan kerja sama dengan lembaga pendidikan agar mahasiswa bisa terlibat dalam kegiatan pendampingan sebagai bagian dari program magang sosial.

Harapan besar disematkan agar program Transfumi dapat menjadi gerakan nasional yang berkelanjutan. Dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang mendapatkan legalitas, diharapkan kontribusi UMKM terhadap PDB nasional bisa terus meningkat.

“Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan korporasi besar. Kekuatan sejati ada di tangan jutaan pelaku usaha kecil yang bekerja dengan hati,”

Garda Transfumi Sulsel, Simbol Gerakan Akar Rumput yang Sukses

Kisah sukses Garda Transfumi Sulsel menjadi bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari gerakan kecil yang dilakukan dengan niat tulus. Mereka bukan pejabat, bukan pengusaha besar, tapi anak-anak muda dengan semangat pelayanan yang tinggi.

Mereka menjelma menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah, menjembatani kesenjangan informasi, serta menciptakan ruang baru bagi pelaku usaha kecil untuk tumbuh.

Dengan penghargaan ini, Kemenkop UKM seolah menegaskan bahwa keberhasilan ekonomi bukan hanya diukur dari angka, tetapi dari wajah-wajah masyarakat kecil yang kini tersenyum karena usahanya diakui negara.

“Perubahan sejati lahir dari mereka yang tidak menunggu instruksi, tapi bergerak karena hati mereka terpanggil untuk membantu,”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *