Meity Rahmatia Tegaskan Dukungan terhadap Pemberantasan Narkoba di Acara Jalan Sehat BNN Suasana Minggu pagi di Makassar terasa berbeda. Ribuan peserta memadati area Lapangan Karebosi, mengenakan kaos putih bertuliskan “War on Drugs” dengan semangat yang menyala. Acara jalan sehat yang digelar oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Sulawesi Selatan itu bukan sekadar kegiatan olahraga, melainkan gerakan moral yang menegaskan semangat kolektif dalam perang melawan narkoba. Di antara lautan peserta, sosok Meity Rahmatia mencuri perhatian dengan orasinya yang tegas namun hangat.
Ia menegaskan dukungannya terhadap upaya pemberantasan narkoba di Indonesia, khususnya di wilayah Sulawesi Selatan yang kerap menjadi jalur transit peredaran barang haram tersebut. Kehadirannya bukan hanya sebagai figur publik, tetapi sebagai simbol kepedulian terhadap generasi muda yang kini menghadapi ancaman serius dari penyalahgunaan narkotika.
“Perang melawan narkoba bukan hanya tugas BNN atau aparat, tapi panggilan nurani setiap warga negara yang mencintai bangsanya.”
Jalan Sehat sebagai Gerakan Sosial
Acara jalan sehat yang diselenggarakan BNN Sulsel ini mengusung tema “Sehat Tanpa Narkoba, Indonesia Emas 2045”. Ribuan warga dari berbagai kalangan ikut berpartisipasi, mulai dari pelajar, komunitas olahraga, pegawai pemerintah, hingga masyarakat umum.
Di tengah euforia acara, pesan moral tersampaikan dengan cara yang ringan dan menggembirakan. Jalan sehat menjadi media yang efektif untuk mengedukasi masyarakat bahwa hidup sehat berarti hidup bebas dari narkoba.
Meity Rahmatia yang hadir sejak pagi tampak berbaur dengan peserta. Ia ikut berjalan bersama masyarakat, menyalami warga, dan membagikan brosur edukasi anti-narkoba. Gestur ini menunjukkan bahwa perjuangan melawan narkoba tidak hanya dilakukan lewat pidato, tetapi juga melalui aksi nyata yang membumi dan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Kita bisa mulai dengan langkah kecil seperti ini, berjalan bersama melawan narkoba, karena perubahan besar selalu dimulai dari kesadaran sederhana.”
Seruan Meity Rahmatia untuk Generasi Muda
Dalam sambutannya, Meity menyoroti betapa pentingnya peran generasi muda dalam gerakan anti-narkoba. Ia menyebut bahwa narkoba kini bukan lagi masalah individual, melainkan persoalan sosial yang dapat merusak tatanan bangsa.
Menurutnya, banyak kasus kriminal, kecelakaan, dan kekerasan yang berakar dari penyalahgunaan narkotika. Oleh karena itu, pendidikan karakter dan kesadaran diri perlu diperkuat sejak dini. Ia juga mendorong agar sekolah, kampus, dan lingkungan keluarga menjadi benteng utama dalam melindungi anak-anak muda dari godaan barang haram tersebut.
Meity berbicara dengan nada emosional ketika mengingat bagaimana banyak anak muda kehilangan masa depan akibat narkoba. Ia menyebut bahwa setiap kali ada berita tentang remaja yang tertangkap atau meninggal karena narkoba, itu bukan hanya kegagalan individu, melainkan kegagalan sosial yang harus diakui bersama.
“Kalau kita kehilangan satu generasi muda karena narkoba, itu berarti kita kehilangan masa depan bangsa. Dan itu terlalu mahal untuk dibiarkan terjadi.”
Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat
Selain berbicara tentang pentingnya kesadaran individu, Meity Rahmatia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, aparat, dan masyarakat. Ia menilai bahwa pemberantasan narkoba tidak bisa hanya mengandalkan penegakan hukum, tetapi harus dibarengi dengan pencegahan dan rehabilitasi.
Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi kerja keras BNN Sulsel yang terus melakukan berbagai upaya inovatif untuk mencegah penyebaran narkoba. Salah satunya adalah program Desa Bersinar (Bersih Narkoba) yang telah diimplementasikan di beberapa daerah. Program ini melibatkan perangkat desa, tokoh agama, dan pemuda untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing.
Meity juga menyerukan agar seluruh elemen masyarakat, mulai dari tokoh adat hingga pelaku usaha, turut mengambil peran aktif dalam mendukung gerakan ini. Menurutnya, dunia usaha bisa menjadi mitra strategis dalam menyediakan lapangan kerja yang sehat dan produktif bagi generasi muda agar tidak terjebak dalam penyalahgunaan narkoba.
“Kita harus bergerak bersama. Karena narkoba tidak mengenal jabatan, umur, atau status sosial. Jika kita lengah, maka seluruh sendi kehidupan bisa hancur.”
Antusiasme Peserta dan Suasana Kebersamaan
Selama acara berlangsung, semangat peserta terasa begitu kuat. Setiap langkah yang diambil seolah menjadi simbol tekad untuk menjauh dari bahaya narkoba. Beberapa peserta membawa spanduk bertuliskan pesan positif seperti “Stop Narkoba, Mulai dari Diri Sendiri” dan “Generasi Hebat, Generasi Sehat Tanpa Narkoba.”
Di sepanjang rute jalan sehat, panitia juga menyiapkan pos edukasi yang berisi informasi tentang jenis-jenis narkoba, dampak penyalahgunaannya, dan cara melapor jika menemukan kasus penyebaran. Kegiatan ini dikemas menarik agar mudah dipahami masyarakat, terutama kalangan remaja.
Meity sendiri tampak antusias berinteraksi dengan peserta. Ia beberapa kali berhenti untuk berfoto bersama anak-anak muda yang memintanya berpose sambil mengangkat tangan membentuk simbol “Stop Narkoba.” Momen itu menjadi bukti bahwa kampanye moral bisa disampaikan dengan cara yang positif dan inspiratif.
“Melihat antusiasme anak muda seperti ini, saya percaya bahwa harapan untuk Indonesia bebas narkoba masih sangat nyata.”
Dukungan Terhadap Program BNN
Dalam kesempatan itu, Meity Rahmatia juga mengungkapkan dukungan penuhnya terhadap program-program BNN yang berfokus pada pencegahan dan rehabilitasi. Ia menilai bahwa pendekatan humanis yang dilakukan BNN patut diapresiasi karena tidak hanya memandang pengguna sebagai pelaku, tetapi juga sebagai korban yang perlu disembuhkan.
Ia berharap agar pemerintah daerah memberikan perhatian lebih terhadap ketersediaan fasilitas rehabilitasi, khususnya di Sulawesi Selatan. Banyak keluarga yang ingin menyembuhkan anggota keluarganya dari kecanduan, namun terkendala biaya dan akses.
Meity mengusulkan agar ada kerja sama lintas lembaga, termasuk sektor swasta, untuk membangun pusat rehabilitasi yang terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat. Selain itu, ia juga mendorong agar kampanye anti-narkoba masuk ke dalam agenda kegiatan rutin pemerintah daerah dan lembaga pendidikan.
“Memberantas narkoba bukan hanya soal menangkap pelaku, tapi juga menyembuhkan yang sudah terjerat dan mencegah yang belum tersentuh.”
Pendidikan dan Peran Perempuan
Menariknya, Meity juga menyinggung peran penting perempuan dalam perjuangan melawan narkoba. Ia menilai bahwa perempuan, khususnya ibu, memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak sejak dini. Dari rumah, nilai-nilai moral dan kesadaran tentang bahaya narkoba harus ditanamkan.
Ia mengajak para perempuan untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku dalam gerakan sosial ini. Mulai dari mengawasi lingkungan sekitar hingga menjadi relawan edukasi di komunitas masing-masing.
Dalam pandangannya, perempuan yang kuat adalah garda terdepan dalam menjaga keluarga dan lingkungan dari ancaman narkoba. Mereka bukan hanya penjaga moral, tetapi juga pendidik pertama bagi generasi masa depan.
“Jika ibu-ibu di Indonesia paham bahaya narkoba, maka separuh perang ini sudah kita menangkan.”
Komitmen Berkelanjutan
Acara jalan sehat ini diakhiri dengan deklarasi bersama antara BNN, pemerintah daerah, dan perwakilan masyarakat yang menandatangani komitmen untuk terus mendukung gerakan pemberantasan narkoba. Meity Rahmatia menjadi salah satu tokoh yang menandatangani piagam tersebut.
Ia menegaskan bahwa dukungan terhadap gerakan anti-narkoba bukan sekadar simbol, melainkan harus diwujudkan dalam aksi nyata di lapangan. Ia berkomitmen untuk terus mengawal program-program pencegahan melalui kegiatan sosial, edukasi, dan kemitraan dengan lembaga yang memiliki visi serupa.
BNN Sulsel sendiri menyambut baik langkah tersebut. Kepala BNN menyampaikan apresiasi terhadap peran tokoh publik seperti Meity yang secara konsisten menggunakan pengaruhnya untuk menyebarkan kesadaran positif di tengah masyarakat.
Pesan Moral dan Inspirasi
Di sela-sela kegiatan, Meity sempat berbincang santai dengan beberapa peserta yang merupakan mahasiswa. Mereka bertukar pandangan tentang bagaimana generasi muda bisa mengambil peran nyata dalam kampanye melawan narkoba. Ia menekankan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menjaga dirinya dan lingkungannya dari bahaya narkotika.
Pesan itu disampaikan dengan cara yang sederhana namun mengena. Ia mengingatkan bahwa narkoba tidak mengenal batas sosial, dan siapa pun bisa menjadi korban jika tidak memiliki ketahanan moral yang kuat.
“Kita tidak bisa menyelamatkan seluruh dunia, tapi kita bisa mulai menyelamatkan orang-orang di sekitar kita. Dan itu sudah lebih dari cukup untuk membuat perubahan.”
Jalan Sehat yang Menyentuh Nurani
Acara yang berlangsung selama lebih dari dua jam itu meninggalkan kesan mendalam bagi peserta. Tak hanya tubuh yang sehat karena berolahraga, tetapi juga hati yang hangat karena semangat kebersamaan dan pesan moral yang kuat.
Masyarakat melihat sosok Meity Rahmatia bukan sekadar figur publik yang hadir untuk formalitas, tetapi sebagai sosok yang tulus dalam perjuangan sosial. Ia mencontohkan bahwa dukungan terhadap gerakan nasional seperti pemberantasan narkoba harus dimulai dari tindakan nyata, bukan sekadar retorika.
Setiap langkah dalam jalan sehat itu menjadi simbol perjuangan yang lebih besar. Bahwa bangsa ini sedang berjalan bersama menuju masa depan yang lebih bersih, sehat, dan bermartabat tanpa narkoba.
“Gerakan ini bukan akhir dari perjalanan, tapi awal dari kesadaran. Karena melawan narkoba berarti melindungi kehidupan itu sendiri.”






