Orang Tua Siswa di SMK 7 Makassar Keluhkan Aksi Nakal OTK yang Kerap Kempeskan Ban Keresahan mulai melanda sejumlah orang tua siswa di SMK Negeri 7 Makassar setelah serangkaian kejadian aneh terjadi di area parkiran sekolah. Dalam beberapa pekan terakhir, puluhan kendaraan siswa ditemukan dengan kondisi ban kempes secara misterius. Peristiwa ini membuat banyak pihak menduga adanya ulah orang tak dikenal (OTK) yang dengan sengaja melakukan tindakan jahil dan meresahkan tersebut.
Kejadian ini bukan hanya mengganggu aktivitas para siswa, tetapi juga menimbulkan rasa khawatir di kalangan orang tua. Banyak dari mereka menuntut agar pihak sekolah dan aparat setempat turun tangan untuk menindak tegas pelaku yang diduga sengaja berbuat iseng di lingkungan pendidikan.
“Bagi sebagian orang, mungkin dianggap sepele. Tapi bagi orang tua, ini soal rasa aman anak-anak kami di lingkungan sekolah.”
Aksi Misterius di Parkiran Sekolah
Kasus ini pertama kali mencuat ketika beberapa siswa mengeluhkan ban motor mereka kempes usai jam pelajaran berakhir. Awalnya, sebagian mengira itu disebabkan oleh paku atau kerikil tajam di area parkir. Namun setelah diperiksa lebih lanjut, ditemukan bekas tusukan benda tajam di beberapa ban motor.
Beberapa saksi menyebut kejadian ini sudah berulang hampir setiap minggu, terutama pada hari Senin dan Kamis saat aktivitas sekolah cukup padat. Aksi ini kerap terjadi di jam-jam tertentu, terutama ketika siswa tengah berada di kelas dan area parkir sepi dari pengawasan.
Pihak sekolah sendiri mengakui bahwa sudah menerima sejumlah laporan dari siswa dan orang tua terkait peristiwa tersebut. Namun, hingga kini pelaku belum berhasil diidentifikasi karena keterbatasan bukti.
“Aksi seperti ini mungkin kecil skalanya, tapi dampaknya besar. Anak-anak jadi resah, guru ikut waspada, dan suasana belajar terganggu.”
Orang Tua Mulai Resah dan Merasa Tidak Aman
Rasa kesal dan khawatir kini menghantui banyak orang tua siswa. Beberapa di antaranya bahkan sempat memutuskan untuk mengantar dan menjemput anak mereka setiap hari untuk memastikan keamanan kendaraan.
Salah seorang wali murid, Nurhayati, mengaku sudah dua kali mengalami kejadian serupa. Motor anaknya yang diparkir di halaman sekolah ditemukan kempes saat jam pulang. Padahal sebelumnya, kondisi ban normal dan baru diganti seminggu sebelumnya.
“Sudah dua kali kami harus bawa motor ke bengkel setelah kejadian itu. Bukan hanya rugi waktu, tapi juga biaya. Saya harap sekolah lebih waspada karena ini bukan lagi iseng biasa,” ujarnya dengan nada kesal.
Beberapa orang tua lain bahkan menduga aksi ini bisa jadi dilakukan oleh oknum luar yang dengan sengaja masuk ke lingkungan sekolah. Dugaan ini diperkuat karena area parkir SMK 7 Makassar berlokasi di dekat jalan raya yang padat dan tidak sepenuhnya tertutup pagar.
“Sekolah seharusnya jadi tempat aman, bukan tempat anak-anak cemas setiap kali parkir motor.”
Dugaan Motif: Antara Iseng dan Aksi Balas Dendam
Meski belum ada bukti kuat, sejumlah guru dan siswa menduga bahwa aksi ini mungkin dilakukan oleh pelaku yang memiliki motif pribadi. Ada yang menyebut tindakan itu sebagai bentuk kenakalan remaja, sementara lainnya menganggap bisa jadi ini bagian dari aksi balas dendam terhadap pihak sekolah atau siswa tertentu.
Beberapa siswa menyebut pernah melihat seseorang mondar-mandir di dekat parkiran sekolah pada jam istirahat, namun tidak mengenalinya. Orang tersebut dikabarkan sering mengenakan jaket dan helm tertutup, sehingga sulit diidentifikasi.
Pihak sekolah tidak menampik kemungkinan adanya pelaku eksternal yang masuk tanpa izin. Kepala sekolah SMK 7 Makassar, dalam keterangannya, mengatakan bahwa pihaknya akan menambah pengawasan dan bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk mengusut kejadian ini.
“Kadang yang disebut ‘iseng’ itu hanya alasan. Di baliknya bisa jadi ada dendam, atau bahkan sekadar kepuasan karena membuat orang lain kesal.”
Langkah Sekolah: Penambahan Satpam dan Kamera Pengawas
Menanggapi keresahan tersebut, pihak sekolah mulai mengambil langkah-langkah pencegahan. Kepala SMK 7 Makassar, Rahmatullah, menyatakan bahwa sekolah telah menambah jumlah petugas keamanan dan berencana memasang kamera CCTV di area parkiran.
Ia juga mengimbau siswa untuk memarkir kendaraan di area yang telah ditentukan dan tidak meninggalkan barang berharga di motor. “Kami ingin menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman. Karena itu, kami memperkuat keamanan sekolah dan berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat,” ujar Rahmatullah.
Selain itu, pihak sekolah juga akan memberlakukan sistem checking gate untuk membatasi keluar masuknya orang yang tidak berkepentingan di lingkungan sekolah. Dengan sistem ini, setiap tamu diwajibkan menunjukkan identitas diri dan menyebutkan tujuannya datang ke sekolah.
“Keamanan bukan hanya tanggung jawab satpam, tapi juga seluruh warga sekolah. Kepedulian bersama akan membuat pelaku berpikir dua kali sebelum bertindak.”
Polisi Turun Tangan, Lakukan Investigasi Awal
Pihak kepolisian dari Polsek Tamalate Makassar dilaporkan sudah mendatangi sekolah untuk melakukan penyelidikan awal. Polisi mengumpulkan keterangan dari beberapa siswa dan guru serta memeriksa area parkir tempat kejadian berulang kali terjadi.
Kapolsek Tamalate, Kompol M. Ikbal, menyebut pihaknya tengah menelusuri kemungkinan keterlibatan orang luar yang masuk ke sekolah pada jam-jam tertentu. “Kami sudah bentuk tim kecil untuk memantau situasi di sekitar sekolah. Jika terbukti ada unsur kesengajaan, pelaku bisa dijerat pasal perusakan dengan ancaman pidana,” katanya.
Kepolisian juga berencana bekerja sama dengan dinas pendidikan untuk memperkuat keamanan di sekolah-sekolah yang rawan gangguan serupa. Tujuannya agar kejadian seperti di SMK 7 tidak meluas ke sekolah lain.
“Tindakan kecil yang merusak bisa berawal dari rasa iseng, tapi jika dibiarkan, bisa berkembang menjadi bentuk kejahatan yang lebih serius.”
Suasana Sekolah yang Kini Berubah Waspada
Sejak kejadian itu, suasana di SMK 7 Makassar mengalami perubahan. Siswa kini lebih berhati-hati setiap kali datang dan pulang sekolah. Beberapa dari mereka bahkan memilih menggunakan transportasi umum ketimbang membawa motor pribadi.
Guru-guru pun mulai mengingatkan siswa untuk tidak meninggalkan kendaraan di luar area parkir resmi. Bahkan, pihak OSIS ikut turun tangan membantu pengawasan dengan membuat jadwal piket di sekitar lokasi parkir.
Meskipun langkah ini disambut baik, beberapa siswa merasa suasana sekolah menjadi sedikit tegang. Mereka berharap pelaku segera tertangkap agar kegiatan belajar mengajar bisa kembali berjalan normal tanpa rasa was-was.
“Ketika rasa aman hilang dari sekolah, bukan hanya ban yang kempes, tapi juga semangat belajar yang ikut mengempis.”
Efek Psikologis pada Siswa
Meski tampak sederhana, kejadian ini meninggalkan dampak psikologis bagi sebagian siswa. Banyak di antara mereka yang kini merasa takut meninggalkan motor di parkiran terlalu lama. Bahkan, beberapa siswa laki-laki mengaku lebih memilih keluar bergantian agar ada yang tetap berjaga di sekitar motor.
Guru BK (Bimbingan Konseling) menyebut bahwa perasaan cemas seperti itu wajar, terutama bagi siswa yang pernah menjadi korban. Namun, ia juga menekankan pentingnya tidak membiarkan rasa takut menguasai mereka. Sekolah, katanya, berkomitmen memberi dukungan agar siswa tetap merasa aman dan percaya bahwa pihak berwenang tengah bekerja menangani masalah ini.
“Rasa aman adalah bagian dari psikologi belajar. Tanpanya, siswa akan kesulitan fokus, bahkan untuk hal-hal kecil di kelas.”
Reaksi Netizen dan Komunitas Pendidikan
Kabar tentang aksi jahil di SMK 7 Makassar ini juga ramai dibicarakan di media sosial. Banyak netizen menyoroti lemahnya pengawasan di lingkungan sekolah dan mendesak agar keamanan diperketat.
Beberapa komunitas pendidikan di Makassar turut mengeluarkan pernyataan solidaritas. Mereka berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi sekolah-sekolah lain agar tidak menyepelekan aspek keamanan non-akademik.
Sementara sebagian warganet menilai bahwa tindakan semacam ini bisa jadi cerminan masalah sosial yang lebih luas, seperti kurangnya edukasi moral di lingkungan masyarakat.
“Sekolah memang tempat menimba ilmu, tapi juga harus jadi ruang aman dari segala bentuk gangguan — sekecil apa pun bentuknya.”
Keterlibatan Komite Sekolah dan Dukungan Warga
Komite sekolah SMK 7 Makassar ikut turun tangan dalam mencari solusi jangka panjang. Mereka mengusulkan agar dibuat pos keamanan permanen dan petugas yang berjaga selama jam sekolah. Selain itu, mereka juga meminta warga sekitar sekolah ikut membantu pengawasan, terutama di pagi dan sore hari.
Menurut salah satu anggota komite, persoalan keamanan di sekolah bukan hanya tanggung jawab lembaga pendidikan, tapi juga masyarakat sekitar. Ia berharap adanya sinergi antara warga, aparat, dan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif.
“Keamanan sekolah adalah cermin solidaritas lingkungan. Jika warga ikut menjaga, pelaku tak akan punya ruang untuk beraksi.”
Seruan Moral untuk Semua Pihak
Kasus di SMK 7 Makassar seolah menjadi pengingat bahwa kenakalan kecil bisa berdampak besar jika dibiarkan. Orang tua, guru, dan siswa memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan pendidikan dari gangguan eksternal.
Para orang tua kini berharap agar pengawasan di sekolah bisa lebih serius. Mereka juga meminta agar pihak berwajib tidak menganggap enteng kasus ini, karena sudah jelas mengganggu kenyamanan dan keamanan peserta didik.
Di sisi lain, sekolah-sekolah lain di Makassar mulai melakukan langkah antisipatif dengan memperketat area parkir dan menambah petugas keamanan.
“Setiap lingkungan pendidikan harus punya benteng moral dan sosial yang kokoh. Karena jika keamanan goyah, pendidikan ikut terguncang.”
Harapan agar Keamanan Sekolah Kembali Pulih
Kekhawatiran orang tua siswa SMK 7 Makassar kini berfokus pada satu hal: memastikan insiden ini tidak terulang. Mereka berharap tindakan tegas segera dilakukan, baik oleh pihak sekolah maupun aparat hukum.
Bagi sebagian besar warga sekolah, kejadian ini menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas dan rasa tanggung jawab bersama. Siswa, guru, hingga orang tua kini saling mengingatkan dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
SMK 7 Makassar, yang dikenal sebagai salah satu sekolah kejuruan unggulan di kota ini, tentu tak ingin reputasinya tercoreng oleh ulah pihak-pihak tak bertanggung jawab. Maka, semua pihak berharap agar kejadian ini segera terungkap dan menjadi pelajaran berharga bagi seluruh sekolah di Indonesia.






