Demokrat Sulsel Ajukan Tiga Nama Pengganti ARA ke DPP

DPD Partai Demokrat Sulsel resmi mengajukan tiga nama calon pengganti Adi Rasyid Ali (ARA) sebagai Ketua DPC Demokrat Kota Makassar kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Langkah ini diambil setelah ARA memutuskan mundur dari jabatannya dan memilih fokus menjalankan tugas barunya sebagai Plt Direktur Utama PD Parkir Makassar Raya.

Kabar ini menjadi sorotan di kalangan politik Sulawesi Selatan, sebab ARA dikenal sebagai sosok yang telah lama menjadi motor penggerak Demokrat di Makassar. Dengan pengunduran dirinya, DPD Demokrat Sulsel kini menata ulang struktur kepemimpinan di tingkat kota untuk memastikan kesinambungan organisasi berjalan lancar.

“Pergantian kepemimpinan adalah hal yang wajar dalam partai politik, tapi yang terpenting adalah bagaimana semangat perjuangan dan nilai-nilai Demokrat Sulsel tetap hidup di setiap kadernya.”

Latar Belakang Pengunduran Diri ARA

Adi Rasyid Ali bukan nama asing dalam politik Makassar. Ia telah menjabat Ketua DPC Demokrat Makassar selama hampir 15 tahun dan dikenal sebagai figur loyal terhadap partai. Keputusannya untuk mundur mengejutkan banyak pihak, namun ARA menyebut langkah itu sebagai bentuk tanggung jawab moral agar regenerasi kepemimpinan bisa terjadi dengan sehat.

Sebagai tokoh yang turut membesarkan partai di tingkat lokal, ARA menilai sudah saatnya Demokrat Makassar dipimpin oleh wajah baru yang mampu menjawab tantangan zaman. Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan bahwa regenerasi bukan sekadar pergantian figur, tetapi upaya memperkuat dinamika partai agar terus relevan di mata masyarakat.

Keputusan ini juga sejalan dengan kesibukannya yang semakin padat di pemerintahan daerah. Dalam posisinya sebagai pejabat di perusahaan daerah, ARA mengaku ingin fokus menjalankan tanggung jawab barunya.

“Tidak ada perpisahan dalam perjuangan partai. Saya hanya memberi kesempatan kepada kader muda untuk melanjutkan tongkat estafet yang pernah saya pegang.”

Tiga Nama Kader Terbaik yang Diajukan

Setelah melalui serangkaian rapat internal, DPD Demokrat Sulsel menetapkan tiga nama kader potensial yang dianggap layak menggantikan ARA. Mereka adalah figur yang memiliki pengalaman politik, loyalitas terhadap partai, serta pengaruh di basis pemilih Makassar.

Ketiga nama tersebut antara lain:

  1. Aliyah Mustika Ilham – sosok yang kini menjabat Wakil Wali Kota Makassar sekaligus pengurus pusat Demokrat. Ia dikenal memiliki jaringan luas dan pengalaman dalam birokrasi pemerintahan kota.
  2. Andi Januar Jaury – mantan anggota DPRD Sulsel dan kader lama Demokrat yang memahami dinamika internal partai serta memiliki rekam jejak panjang di dunia politik lokal.
  3. Fatma Wahyuddin – anggota DPRD Sulsel sekaligus Sekretaris DPC Demokrat Makassar. Ia dikenal sebagai sosok muda yang energik dan dekat dengan konstituen akar rumput.

Ketiga nama ini diserahkan ke DPP untuk dipertimbangkan lebih lanjut. Keputusan final mengenai siapa yang akan ditunjuk sebagai Plt atau Ketua definitif akan ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat.

“Semua nama yang kami ajukan adalah kader terbaik. Siapa pun yang terpilih, kami pastikan Demokrat Makassar tetap solid dan bergerak dengan semangat yang sama.”

Kriteria dan Pertimbangan DPP

Dalam mekanisme internal Demokrat, pengajuan nama calon pengganti Ketua DPC memang harus melalui rekomendasi DPD untuk kemudian diputuskan di tingkat pusat. Proses ini bertujuan menjaga keseimbangan antara aspirasi lokal dan kebijakan nasional partai.

DPP Demokrat biasanya mempertimbangkan tiga aspek utama dalam memilih pengganti ketua cabang:

  1. Kapasitas kepemimpinan dan loyalitas terhadap partai.
  2. Kemampuan menjaga soliditas kader di tingkat bawah.
  3. Kedekatan dengan masyarakat dan potensi elektoral di daerah.

Selain faktor politik, keputusan juga memperhatikan aspek moralitas dan integritas pribadi calon. DPP ingin memastikan bahwa sosok yang terpilih benar-benar mampu menjadi representasi nilai-nilai partai di tengah publik.

“Demokrat Sulsel punya banyak kader potensial, tapi tidak semua siap memimpin. Diperlukan kombinasi antara kemampuan politik dan jiwa pelayanan.”

Reaksi Internal Kader Demokrat

Kabar pengajuan tiga nama ini disambut beragam oleh kader Demokrat di Makassar. Sebagian menilai langkah DPD sudah tepat karena membuka ruang bagi figur baru untuk naik ke panggung kepemimpinan. Namun ada pula suara yang berharap agar DPP berhati-hati dalam mengambil keputusan agar tidak menimbulkan friksi di tingkat bawah.

Beberapa pengurus kecamatan menyebut bahwa regenerasi harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian agar tidak menimbulkan perpecahan. Mereka berharap siapa pun yang ditunjuk nantinya bisa merangkul seluruh elemen partai.

“Pergantian pemimpin itu bukan hanya soal nama, tapi tentang bagaimana menjaga semangat kebersamaan yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.”

Tantangan Kepemimpinan Baru di Makassar

Menggantikan figur sekuat ARA tentu bukan hal mudah. Ia dikenal sebagai tokoh yang berpengaruh dan memiliki basis politik yang kuat di Makassar. Karena itu, pemimpin baru Demokrat di tingkat kota harus mampu membangun komunikasi efektif dengan seluruh elemen, baik di internal partai maupun di masyarakat.

Tantangan terbesar bagi Demokrat Makassar ke depan adalah mengembalikan kejayaan partai di parlemen. Dalam dua pemilu terakhir, jumlah kursi Demokrat di DPRD Makassar mengalami penurunan cukup signifikan. Untuk itu, partai perlu memperkuat konsolidasi organisasi sekaligus menghidupkan kembali jaringan kader di tingkat akar rumput.

Selain itu, figur baru juga harus mampu membangun kerja sama lintas partai dan membangun citra Demokrat sebagai kekuatan politik yang konstruktif di tingkat kota.

“Makassar adalah barometer politik Sulawesi Selatan. Siapa yang kuat di Makassar, biasanya akan berpengaruh di peta politik provinsi.”

Strategi DPD Demokrat Sulsel dalam Menjaga Stabilitas

DPD Demokrat Sulsel di bawah kepemimpinan Ni’matullah Erbe menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen menjaga stabilitas internal selama masa transisi ini. Ia menyebut, proses penggantian ARA adalah bagian dari mekanisme regenerasi yang sehat dan harus dijalankan sesuai aturan organisasi.

DPD juga mengaku terus berkoordinasi dengan DPP agar keputusan yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan lokal. Langkah ini dilakukan untuk menghindari munculnya resistensi atau gesekan antar kelompok di internal partai.

“Kami ingin memastikan Demokrat Sulsel tetap solid dari atas sampai bawah. Tidak boleh ada perpecahan hanya karena perbedaan pilihan figur.”

Selain itu, DPD Demokrat Sulsel juga berfokus menyiapkan strategi jangka menengah menjelang Pilkada serentak. Dengan struktur yang baru, partai berharap bisa tampil lebih kompetitif di berbagai daerah, termasuk di Makassar yang menjadi pusat konsentrasi politik.

Pengaruh Demokrat Sulsel di Kancah Nasional

Partai Demokrat Sulawesi Selatan selama ini dikenal sebagai salah satu basis kuat partai berlambang mercy. Sejak era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, Sulsel menjadi salah satu penyumbang suara signifikan bagi partai di tingkat nasional.

Dalam kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum, Demokrat Sulsel tetap menempati posisi strategis, baik dalam hal struktur organisasi maupun representasi politik. Banyak kader asal Sulsel yang kini duduk di posisi penting di DPP.

Langkah DPD Sulsel yang cepat dalam menangani kekosongan di DPC Makassar menunjukkan bahwa partai ini memiliki sistem internal yang solid dan adaptif.

“Demokrat Sulsel ini unik. Meski banyak dinamika politik, semangat organisasinya tetap hidup karena didasari loyalitas yang kuat.”

Potensi Regenerasi dan Peremajaan Politik

Pengajuan tiga nama calon pengganti ARA juga dipandang sebagai bentuk nyata regenerasi politik di tubuh Demokrat Sulsel. Ketiga calon yang diusulkan berasal dari latar belakang dan generasi berbeda, mencerminkan keberagaman kader yang siap melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan.

Figur seperti Fatma Wahyuddin, misalnya, dianggap mampu mewakili suara generasi muda yang kini mulai mendominasi peta politik nasional. Sementara tokoh seperti Aliyah Mustika Ilham membawa pengalaman birokrasi yang bisa memperkuat posisi partai di pemerintahan kota.

DPD berharap regenerasi ini bisa menjadi momentum memperkuat struktur partai di tingkat kota sekaligus mengembalikan kepercayaan publik terhadap Demokrat di Makassar.

“Partai tidak bisa hidup dari nostalgia masa lalu. Regenerasi adalah satu-satunya cara untuk tetap relevan.”

Harapan Baru bagi Demokrat Makassar

Siapa pun yang nanti ditunjuk oleh DPP, harapan besar kini tertuju pada kemampuan pemimpin baru Demokrat Makassar untuk menjaga solidaritas dan membawa partai ini ke arah yang lebih baik.

Konsolidasi internal, peremajaan struktur, dan penguatan komunikasi dengan masyarakat akan menjadi kunci utama agar partai tetap eksis di tengah kompetisi politik yang semakin ketat.

Bagi Demokrat Sulsel, dinamika di Makassar bukan hanya soal suksesi kepemimpinan lokal, tetapi juga ujian sejauh mana partai mampu beradaptasi dengan perubahan politik dan sosial masyarakat.

“Politik bukan sekadar kursi atau jabatan, tapi tentang membangun kepercayaan. Dan itulah pekerjaan paling sulit, tapi juga paling mulia.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *