Didampingi Kabid SMA, Kadisdik Sulsel Pantau Beberapa SMA di Makassar Pasca Libur

Pendidikan23 Views

Suasana pagi di Kota Makassar tampak berbeda ketika sejumlah pejabat dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (Disdik Sulsel) melakukan kunjungan ke berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota tersebut. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kadisdik Sulsel, yang didampingi oleh Kepala Bidang SMA di Makassar, dalam rangka memantau kondisi sekolah pasca libur panjang semester.

Kunjungan ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bentuk nyata kepedulian pemerintah provinsi terhadap kualitas pendidikan dan kedisiplinan sekolah di lapangan. Di tengah tantangan dunia pendidikan pasca pandemi, perhatian langsung dari pimpinan dinas menjadi angin segar bagi para guru, kepala sekolah, dan peserta didik.

“Meninjau sekolah setelah libur bukan hanya soal presensi siswa, tapi tentang bagaimana kita memastikan semangat belajar dan disiplin tetap terjaga.”

Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Turun Langsung ke Lapangan

Kepala Dinas Pendidikan Sulsel dikenal sebagai sosok yang tidak hanya bekerja di balik meja, tetapi juga aktif melakukan pengawasan langsung ke sekolah-sekolah di wilayahnya. Ia menilai bahwa kunjungan lapangan merupakan langkah penting untuk memahami realita pendidikan di lapangan yang tidak selalu bisa tergambar melalui laporan administratif.

Dalam kegiatan kali ini, Kadisdik Sulsel bersama rombongan mengunjungi beberapa sekolah unggulan di Makassar seperti SMA Negeri 5 Makassar, SMA Negeri 17 Makassar, dan SMA Negeri 21 Makassar. Setiap sekolah mendapatkan perhatian khusus, terutama dalam hal kedisiplinan siswa, kesiapan tenaga pendidik, serta penerapan kurikulum merdeka belajar.

Kehadirannya di sekolah-sekolah tersebut disambut hangat oleh kepala sekolah dan guru. Beberapa siswa bahkan tampak antusias menyambut rombongan pejabat dengan membawakan lagu mars sekolah dan memperlihatkan karya hasil proyek pembelajaran kreatif.

“Saya ingin memastikan bahwa setelah masa libur, seluruh unsur sekolah kembali pada ritme belajar yang sehat, tertib, dan produktif,” ujar Kadisdik Sulsel dalam wawancara singkat dengan awak media di sela-sela kunjungan.

Evaluasi Kehadiran Siswa dan Guru

Salah satu fokus utama dalam kunjungan Kadisdik Sulsel pasca libur ini adalah memantau kehadiran siswa dan guru di hari pertama sekolah. Berdasarkan laporan yang diterima, sebagian besar sekolah di Makassar menunjukkan tingkat kehadiran yang cukup tinggi, mencapai lebih dari 95 persen. Namun, ada beberapa sekolah yang masih mencatatkan sejumlah siswa yang belum kembali karena berbagai alasan.

Kepala Dinas menegaskan bahwa kedisiplinan adalah bagian dari karakter yang harus dibangun sejak dini. Oleh karena itu, ia meminta agar kepala sekolah tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga membangun budaya tanggung jawab di kalangan peserta didik.

Menurutnya, pendidikan karakter menjadi salah satu pilar utama keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka yang kini diterapkan di banyak sekolah.

“Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tapi tempat menanamkan nilai. Disiplin hadir tepat waktu adalah bagian dari pendidikan moral yang tak bisa diabaikan.”

Pantauan Fasilitas Sekolah dan Lingkungan Belajar

Selain kehadiran siswa dan guru, Kadisdik Sulsel juga meninjau kondisi fasilitas sekolah pasca masa libur. Ia memastikan bahwa sarana-prasarana seperti ruang kelas, laboratorium, dan ruang IT dalam keadaan layak digunakan.

Beberapa sekolah mendapat apresiasi karena berhasil menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan selama masa libur. Bahkan, beberapa SMA seperti SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 17 Makassar telah memanfaatkan waktu liburan untuk melakukan perbaikan ringan di area taman, lapangan olahraga, dan ruang guru.

Namun, Kadisdik Sulsel juga mencatat masih adanya sekolah yang membutuhkan perhatian terkait perbaikan atap dan sanitasi. Ia berjanji akan menindaklanjuti laporan tersebut agar segera mendapat bantuan dari pemerintah provinsi.

“Sekolah yang bersih dan nyaman menciptakan suasana belajar yang kondusif. Saya ingin setiap siswa merasa bangga berada di ruang belajarnya sendiri,”

Dukungan untuk Guru dan Tenaga Pendidik

Dalam kesempatan yang sama, Kadisdik Sulsel juga memberikan pengarahan kepada para guru mengenai pentingnya adaptasi terhadap perubahan kurikulum dan digitalisasi pembelajaran. Ia menekankan bahwa guru harus mampu menjadi fasilitator yang kreatif, bukan sekadar penyampai materi.

Kurikulum Merdeka memberi ruang luas bagi guru untuk berinovasi dalam mengajar. Oleh karena itu, Disdik Sulsel terus berupaya memperkuat pelatihan dan pendampingan bagi para pendidik agar mampu bertransformasi sesuai tuntutan zaman.

Kepala Bidang SMA menambahkan bahwa pihaknya telah menyiapkan program pendampingan digital bagi guru di seluruh kabupaten/kota. Program ini meliputi pelatihan penggunaan platform pembelajaran daring, pengembangan media ajar digital, hingga strategi evaluasi berbasis proyek.

“Guru adalah jantung pendidikan. Kalau mereka kuat dan berdaya, maka sekolah akan maju tanpa menunggu perintah,”

Peningkatan Literasi dan Numerasi Siswa

Salah satu hal yang menjadi perhatian serius dari kunjungan ini adalah program penguatan literasi dan numerasi di tingkat SMA. Kepala Dinas mengingatkan bahwa capaian akademik siswa harus seimbang antara kemampuan membaca, menulis, dan berpikir logis.

Dalam dialognya dengan para kepala sekolah, ia menyoroti pentingnya kegiatan membaca pagi dan kelas literasi sebagai bagian dari rutinitas harian. Beberapa sekolah di Makassar bahkan sudah memiliki pojok baca digital yang terhubung dengan perpustakaan daring.

Ia juga mengapresiasi sekolah yang mengembangkan program “Satu Siswa Satu Buku”, di mana setiap siswa diwajibkan membaca satu buku nonpelajaran per bulan dan menuliskan ulasannya.

“Kemajuan bangsa tidak hanya diukur dari teknologi, tapi dari seberapa cerdas generasi mudanya memahami gagasan. Literasi adalah kunci untuk membuka masa depan.”

Pengawasan Pasca Libur: Antisipasi Kedisiplinan

Kegiatan pemantauan sekolah pasca libur juga menjadi bagian dari upaya menegakkan kedisiplinan dalam lingkungan pendidikan. Kadisdik Sulsel mengingatkan bahwa momentum awal semester adalah waktu krusial untuk membangun kembali kebiasaan baik di sekolah.

Ia meminta seluruh kepala sekolah dan guru untuk melakukan pendekatan humanis namun tegas terhadap siswa yang belum menunjukkan kedisiplinan optimal. Sanksi tidak boleh bersifat menghukum, melainkan mendidik.

Pihak dinas juga menginstruksikan agar setiap sekolah memperkuat program bimbingan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler positif untuk menghindari kenakalan remaja pasca masa libur panjang.

“Disiplin tidak lahir dari rasa takut, tapi dari kesadaran. Tugas kita adalah menanamkan kesadaran itu lewat keteladanan dan dialog.”

Kunjungan ke Sekolah Swasta dan Pesan Inklusivitas

Tak hanya sekolah negeri, rombongan juga mengunjungi beberapa SMA swasta di Makassar. Kepala Dinas menegaskan bahwa perhatian pemerintah tidak hanya tertuju pada sekolah negeri, tetapi juga terhadap lembaga pendidikan swasta yang turut berperan besar dalam mencerdaskan anak bangsa.

Dalam kunjungan ke SMA Islam Athirah dan SMA Frater Makassar, Kadisdik menekankan pentingnya sinergi antara sekolah negeri dan swasta dalam menciptakan pendidikan yang inklusif. Ia menyebut bahwa dunia pendidikan tidak boleh terkotak berdasarkan status lembaga, tetapi harus saling mendukung dalam mencapai tujuan yang sama.

“Sekolah swasta bukan pesaing, tapi mitra dalam membangun kualitas sumber daya manusia Sulsel. Semua anak berhak mendapat pendidikan terbaik tanpa memandang latar belakang.”

Harapan Kadisdik terhadap Generasi Pelajar Sulawesi Selatan

Di akhir kunjungannya, Kadisdik Sulsel menyampaikan harapan besar terhadap generasi pelajar Sulawesi Selatan. Ia percaya bahwa anak muda Sulsel memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pemimpin masa depan jika diberikan dukungan dan bimbingan yang tepat.

Ia juga menyinggung tentang pentingnya memperkuat kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam membentuk karakter pelajar yang unggul dan berintegritas. Pendidikan, katanya, bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga seluruh ekosistem sosial di sekitarnya.

Kadisdik Sulsel berjanji bahwa pihaknya akan terus turun langsung ke lapangan untuk memastikan setiap kebijakan pendidikan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Anak-anak kita bukan sekadar pelajar, mereka adalah cermin masa depan Sulawesi Selatan. Kita wajib memastikan cermin itu bersih, jernih, dan memantulkan harapan,”

Transformasi Pendidikan Sulsel Menuju Era Digital

Kadisdik Sulsel kini tengah mempersiapkan berbagai inovasi menuju transformasi pendidikan digital. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah pusat dalam membangun ekosistem pendidikan berbasis teknologi dan data.

Beberapa sekolah di Makassar telah menjadi pilot project untuk penerapan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMPEL) yang terintegrasi dengan data guru, siswa, dan sarana prasarana. Sistem ini memungkinkan pemantauan lebih efektif terhadap kegiatan belajar-mengajar, absensi, dan evaluasi kinerja sekolah.

Selain itu, Kadisdik Sulsel juga menggandeng sejumlah perguruan tinggi untuk mendukung pelatihan tenaga pendidik dalam bidang digitalisasi. Tujuannya adalah membentuk guru-guru yang adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Era baru pendidikan menuntut kita bukan hanya pandai mengajar, tapi juga siap berinovasi. Guru dan siswa harus tumbuh bersama di dunia digital yang penuh peluang,”

Refleksi dan Semangat Baru di Dunia Pendidikan

Kunjungan Kadisdik Sulsel pasca libur semester bukan hanya menjadi simbol kepemimpinan yang aktif, tetapi juga menjadi refleksi bahwa dunia pendidikan membutuhkan sentuhan nyata dari pemangku kebijakan.

Di tengah berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan fasilitas hingga perubahan kurikulum, semangat reformasi pendidikan di Sulsel terus hidup. Para guru merasa lebih termotivasi ketika pimpinan turun langsung melihat perjuangan mereka di ruang kelas.

Sementara itu, siswa-siswi di Makassar menunjukkan kebanggaan tersendiri ketika sekolah mereka dikunjungi dan diapresiasi oleh pejabat provinsi.

Kehadiran Kadisdik Sulsel di tengah-tengah sekolah menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya soal kebijakan di atas kertas, tetapi tentang hubungan manusia, dedikasi, dan cinta terhadap ilmu.

“Pendidikan tidak pernah berhenti di ruang kelas. Ia hidup di hati setiap guru, tumbuh di semangat setiap siswa, dan diwujudkan oleh pemimpin yang mau mendengar.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *