La Tinro Fasilitasi Pemuda Enrekang Kerja ke Jepang Kabar menggembirakan datang bagi para pemuda Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Anggota DPR RI La Tinro La Tunrung kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia daerah dengan memfasilitasi program kerja ke luar negeri, tepatnya ke Jepang. Program ini disebut sebagai langkah nyata membuka peluang bagi generasi muda agar bisa mengembangkan karier sekaligus menimba pengalaman internasional di Negeri Sakura.
Langkah tersebut disambut antusias oleh masyarakat, terutama para orang tua yang selama ini berharap anak-anak mereka mendapatkan kesempatan kerja yang layak di luar negeri dengan sistem yang resmi dan aman.
“Kesempatan seperti ini jarang datang dua kali. Bukan hanya tentang bekerja di luar negeri, tapi bagaimana membawa nama baik Enrekang di kancah global.”
Program Kerja Sama dengan Lembaga Jepang
Program kerja ke Jepang ini merupakan hasil kerja sama antara La Tinro dengan lembaga resmi penyalur tenaga kerja yang telah memiliki izin dari pemerintah Indonesia dan Jepang. Melalui skema G to G (Government to Government), para peserta dijamin mendapatkan perlindungan hukum, pelatihan bahasa, serta keterampilan teknis sebelum diberangkatkan.
Dalam tahap awal, sebanyak 50 pemuda dan pemudi Enrekang terpilih untuk mengikuti pelatihan intensif di Balai Latihan Kerja (BLK) yang telah disiapkan. Pelatihan ini mencakup kemampuan bahasa Jepang dasar, etika kerja, serta pengenalan budaya kerja Jepang yang terkenal disiplin.
La Tinro menegaskan bahwa dirinya tidak hanya ingin mengirim tenaga kerja ke luar negeri, tapi juga memastikan mereka memiliki bekal kuat agar bisa sukses dan kembali dengan pengetahuan yang bisa diterapkan di daerah.
“Kita tidak ingin anak muda kita jadi buruh di negeri orang tanpa arah. Mereka harus pulang membawa keterampilan, pengalaman, dan semangat baru untuk membangun kampung halamannya.”
Fokus pada Peningkatan SDM Lokal
La Tinro yang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat menilai bahwa potensi pemuda Enrekang sangat besar, namun belum sepenuhnya tergali. Dengan program ini, ia berharap generasi muda bisa mendapatkan peluang yang lebih luas dan tidak hanya bergantung pada sektor pertanian tradisional.
Ia menambahkan bahwa salah satu kendala utama pembangunan daerah adalah kurangnya kesempatan kerja yang memadai bagi lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi. Dengan bekerja ke Jepang, para pemuda bisa mendapatkan pengalaman internasional, belajar manajemen modern, dan menabung untuk masa depan mereka.
Program ini juga menjadi bagian dari komitmen La Tinro untuk membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran di daerah. Menurut data Dinas Ketenagakerjaan Enrekang, tingkat pengangguran terbuka di kabupaten tersebut masih tergolong tinggi, terutama di kalangan usia produktif.
“Ketika lapangan kerja di dalam negeri terbatas, solusi terbaik adalah mencetak tenaga kerja siap saing untuk pasar global. Tapi harus dengan jalur resmi dan penuh tanggung jawab.”
Antusiasme dan Harapan dari Peserta
Di sela kegiatan sosialisasi program, ratusan pemuda tampak antusias mengikuti seleksi dan pembekalan. Mereka menyebut bahwa kesempatan bekerja ke Jepang menjadi mimpi yang kini mulai terlihat nyata.
Salah satu peserta, Rian, lulusan SMK asal Kecamatan Cendana, mengaku sudah lama ingin merantau ke luar negeri, namun terkendala informasi dan biaya. Program ini dianggapnya sebagai angin segar karena semua proses, termasuk pelatihan, difasilitasi tanpa pungutan liar.
Para peserta juga mendapatkan dukungan dari keluarga mereka. Banyak orang tua yang hadir dalam sosialisasi merasa bangga dan terharu melihat anak-anaknya berpeluang memperbaiki kehidupan dengan cara yang legal dan terarah.
“Dulu kami hanya bisa bermimpi punya anak bekerja di Jepang. Sekarang, mimpi itu jadi kenyataan karena ada yang peduli membuka jalan.”
Persiapan yang Ketat Sebelum Dikirim
Sebelum benar-benar diberangkatkan, para peserta wajib mengikuti pelatihan selama enam bulan. Mereka diajarkan bahasa Jepang oleh instruktur bersertifikat dan mendapatkan simulasi kehidupan sehari-hari di Jepang.
Selain pelatihan bahasa, peserta juga diberikan pembekalan tentang nilai-nilai kedisiplinan, etos kerja tinggi, dan tanggung jawab sosial. Hal ini penting karena Jepang dikenal memiliki standar kerja yang sangat tinggi dan budaya kerja yang menuntut ketepatan waktu.
Peserta juga mendapatkan edukasi tentang hak dan kewajiban mereka selama bekerja di luar negeri, termasuk asuransi, kontrak kerja, serta prosedur hukum jika terjadi pelanggaran dari pihak pemberi kerja.
“Bukan sekadar bekerja di luar negeri, tapi belajar menjadi manusia yang lebih terlatih, disiplin, dan menghargai waktu.”
Sektor yang Dibidik di Jepang
Program kerja ke Jepang ini akan difokuskan pada beberapa sektor industri yang sedang kekurangan tenaga kerja, di antaranya perawatan lansia (caregiver), pertanian modern, teknologi manufaktur, dan perhotelan.
Sektor perawatan lansia menjadi salah satu bidang paling diminati karena Jepang mengalami krisis tenaga kerja di sektor tersebut akibat populasi yang menua. Para tenaga kerja asal Indonesia dikenal telaten dan sopan, dua hal yang sangat dihargai dalam budaya kerja Jepang.
Selain itu, beberapa peserta juga akan diarahkan ke sektor pertanian modern, di mana mereka akan belajar menggunakan mesin canggih dan sistem pertanian presisi yang dapat diterapkan kembali di Enrekang nantinya.
“Anak muda harus melihat dunia agar tahu bahwa bekerja keras bukan sekadar kewajiban, tapi kehormatan.”
Dukungan Pemerintah Daerah dan Masyarakat
Bupati Enrekang menyambut baik inisiatif La Tinro ini dan menyatakan bahwa pemerintah daerah siap memberikan dukungan penuh, terutama dalam hal data kependudukan, verifikasi administrasi, dan fasilitasi peserta pelatihan.
Program ini juga dianggap sejalan dengan visi daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui diversifikasi ekonomi dan peningkatan kualitas tenaga kerja. Selain pemerintah, berbagai tokoh masyarakat dan organisasi pemuda turut memberikan apresiasi terhadap langkah tersebut.
“Apa yang dilakukan La Tinro bukan hanya program kerja, tapi investasi sosial jangka panjang bagi masa depan pemuda Enrekang.”
Tantangan dan Komitmen Pengawasan
Meski program ini disambut positif, La Tinro tetap menekankan pentingnya pengawasan ketat agar tidak ada penyalahgunaan. Ia memastikan seluruh proses dilakukan secara transparan dan sesuai regulasi pemerintah.
La Tinro juga menegaskan akan terus memantau perkembangan para pekerja Enrekang di Jepang, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan mereka.
Ia mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap calo atau oknum yang mencoba memanfaatkan situasi dengan menawarkan keberangkatan cepat namun tanpa izin resmi.
“Kita harus belajar dari banyak kasus TKI ilegal. Jalan resmi memang lebih lama, tapi hanya itu yang benar-benar aman.”
Dampak Ekonomi dan Sosial bagi Enrekang
Keberangkatan pemuda Enrekang ke Jepang diharapkan tidak hanya memberi manfaat individu, tetapi juga efek domino terhadap perekonomian daerah. Penghasilan para pekerja yang dikirim ke luar negeri akan meningkatkan perputaran ekonomi lokal melalui remitansi yang dikirim ke keluarga.
Selain itu, ketika mereka kembali ke tanah air, diharapkan pengalaman dan keterampilan yang didapatkan di Jepang bisa diaplikasikan untuk membuka usaha baru, menciptakan lapangan kerja, dan menginspirasi generasi berikutnya.
Pemerintah daerah berencana menyiapkan program “Purna Jepang”, yaitu pendampingan bagi tenaga kerja yang sudah kembali agar bisa mengembangkan usaha di bidang pertanian, kuliner, dan teknologi tepat guna.
“Ilmu yang tidak dibagikan hanya akan berhenti di kepala. Tapi jika dibagikan, ia akan menjadi cahaya untuk banyak orang.”
Potensi Kolaborasi dengan Negara Lain
Keberhasilan program kerja ke Jepang ini diharapkan menjadi pintu pembuka bagi kerja sama serupa dengan negara lain. La Tinro menyebut bahwa beberapa negara Asia Timur seperti Korea Selatan dan Taiwan juga menunjukkan ketertarikan untuk menerima tenaga kerja terampil dari Enrekang.
Namun, Jepang tetap menjadi fokus utama karena memiliki sistem pelatihan dan perlindungan yang lebih matang. Program ini juga akan memperluas jejaring kerja sama antara Enrekang dan lembaga pendidikan Jepang, termasuk kemungkinan beasiswa untuk pelajar yang berprestasi.
“Kita tidak bisa menunggu dunia datang kepada kita. Justru kitalah yang harus datang ke dunia dengan kepala tegak dan keterampilan yang mumpuni.”
Kisah Inspiratif dari Alumni Program
Beberapa alumni dari program kerja serupa yang sebelumnya difasilitasi La Tinro juga berbagi kisah sukses mereka. Ada yang kini bekerja tetap di perusahaan manufaktur Jepang, ada pula yang pulang dan membuka usaha kuliner khas Jepang di Makassar.
Salah satu alumni, Nuraini, mengaku hidupnya berubah drastis setelah mengikuti program ini tiga tahun lalu. Ia kini menjadi instruktur bahasa Jepang di sebuah lembaga pelatihan kerja di Enrekang dan berperan aktif membantu peserta baru mempersiapkan diri sebelum keberangkatan.
“Saya dulu hanya anak desa biasa. Tapi setelah ke Jepang, saya belajar arti kerja keras dan rasa hormat. Sekarang saya ingin berbagi pengalaman itu kepada adik-adik di sini.”
Harapan ke Depan
La Tinro menegaskan bahwa program pengiriman tenaga kerja ke Jepang ini bukan sekadar proyek politik, melainkan bentuk tanggung jawab moral untuk menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan.
Ia berjanji akan terus memperluas akses bagi pemuda-pemuda lain di Sulawesi Selatan agar mendapat kesempatan serupa. Program ini akan diperluas ke kabupaten tetangga seperti Toraja, Pinrang, dan Luwu.
Pemerintah pusat pun diharapkan memberi dukungan tambahan dalam bentuk bantuan pelatihan dan insentif bagi daerah yang berhasil meningkatkan jumlah tenaga kerja terampil yang dikirim melalui jalur resmi.
“Anak muda Enrekang tidak kalah dengan anak muda Jepang. Bedanya, mereka hanya butuh kesempatan untuk membuktikan diri.”
Refleksi dan Semangat Baru
Keberhasilan program ini menandai babak baru dalam perjalanan pembangunan sumber daya manusia di Enrekang. Selama ini, daerah tersebut dikenal sebagai penghasil hasil bumi seperti kopi dan sayur-mayur, namun kini mulai dikenal juga sebagai daerah yang mampu mengekspor tenaga kerja profesional ke luar negeri.
Bagi para pemuda, kesempatan ini bukan hanya tentang mendapatkan pekerjaan, tetapi juga membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah.
Semangat La Tinro yang terus memperjuangkan kesejahteraan warganya menjadi inspirasi bagi banyak pihak. Ia percaya bahwa kunci kemajuan suatu bangsa terletak pada kualitas manusianya, bukan semata pada sumber daya alam.






