Sebanyak 2.630 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar) resmi mengikuti kegiatan pembekalan KKN Angkatan 75 yang digelar secara megah di auditorium kampus II Samata, Gowa. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa sebelum diterjunkan langsung ke masyarakat untuk melaksanakan pengabdian berbasis riset, pemberdayaan, dan dakwah sosial.
“KKN bukan sekadar tugas akademik, melainkan proses belajar tentang kehidupan yang sesungguhnya, di mana teori diuji oleh realitas.”
Semangat Pengabdian Mahasiswa UIN Alauddin
Ribuan mahasiswa tampak memenuhi ruang auditorium dengan semangat tinggi. Mereka datang dari berbagai fakultas, mulai dari Dakwah dan Komunikasi, Tarbiyah dan Keguruan, Syariah dan Hukum, hingga Fakultas Sains dan Teknologi. Setiap mahasiswa tampak antusias mengikuti pembekalan yang berlangsung selama dua hari penuh.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Hamdan Juhannis, M.A, yang menekankan pentingnya mahasiswa memahami esensi KKN sebagai bentuk aktualisasi ilmu pengetahuan yang diperoleh di kampus. Ia menegaskan bahwa pengabdian kepada masyarakat adalah jantung dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Mahasiswa harus hadir sebagai solusi, bukan hanya penonton. KKN adalah ruang bagi kalian untuk membuktikan bahwa ilmu dan iman bisa berjalan seiring demi kemaslahatan umat.”
Pembekalan yang Mengasah Karakter dan Kepekaan Sosial
Materi pembekalan KKN kali ini dikemas dengan pendekatan yang lebih interaktif dan relevan dengan tantangan zaman. Para mahasiswa tidak hanya dibekali tentang prosedur administratif, tetapi juga diajarkan mengenai komunikasi lintas budaya, strategi pemberdayaan masyarakat, serta manajemen konflik di lapangan.
Narasumber utama berasal dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, praktisi sosial, dan perwakilan pemerintah daerah. Salah satu sesi yang paling diminati adalah pelatihan Digital Literacy untuk Pengabdian Desa, di mana mahasiswa diajarkan cara menggunakan teknologi digital untuk mendukung promosi potensi desa dan UMKM lokal.
“Generasi muda yang cerdas bukan hanya yang pandai berbicara, tapi yang mampu mendengar, memahami, dan bergerak bersama masyarakat.”
Tema KKN 75: Kolaborasi dan Pemberdayaan Berkelanjutan

KKN Angkatan 75 UIN Alauddin kali ini mengusung tema “Kolaborasi untuk Pemberdayaan dan Ketahanan Sosial Masyarakat Desa”. Tema ini dipilih untuk menegaskan peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang hadir membawa solusi nyata terhadap permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Dr. H. Mardan, M.Ag, dalam sambutannya menekankan pentingnya mahasiswa untuk memahami dinamika sosial di lokasi KKN. Menurutnya, kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat adalah kunci keberhasilan program pengabdian.
“Mahasiswa harus turun dengan niat belajar dan membantu, bukan menggurui. Dari masyarakat, kita justru banyak belajar tentang kearifan lokal dan ketahanan sosial.”
Sinergi dengan Pemerintah Daerah
Sebagai bagian dari program pengabdian nasional, pelaksanaan KKN UIN Alauddin mendapat dukungan penuh dari berbagai pemerintah kabupaten di Sulawesi Selatan. Tahun ini, mahasiswa akan disebar ke 12 kabupaten dan kota, di antaranya Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Maros, dan Bulukumba.
Pemerintah daerah menyambut baik kehadiran mahasiswa yang dianggap mampu membantu mempercepat program pembangunan masyarakat desa. Beberapa kepala daerah bahkan telah menyiapkan program kolaboratif seperti pelatihan wirausaha muda, penguatan literasi Al-Qur’an, dan program ketahanan pangan berbasis komunitas.
“Kehadiran mahasiswa KKN menjadi energi baru bagi desa. Mereka membawa ide segar, semangat, dan harapan untuk perubahan.”
Program Unggulan KKN UIN Alauddin
Dalam pembekalan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Alauddin memperkenalkan sejumlah program unggulan yang akan diterapkan mahasiswa selama KKN. Beberapa di antaranya adalah:
- Kampung Digital Berdaya, yaitu program yang membantu masyarakat desa memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk memasarkan produk lokal.
- Desa Hijau dan Bersih, program lingkungan hidup yang menanamkan kesadaran pengelolaan sampah dan penghijauan.
- Madrasah Al-Qur’an Desa, kegiatan dakwah dan pendidikan agama untuk anak-anak dan remaja.
- Kelas Wirausaha Pemuda Desa, pelatihan kewirausahaan berbasis potensi lokal.
- Gerakan Literasi dan Edukasi Digital, yang mengedukasi masyarakat tentang bahaya hoaks dan pentingnya keamanan digital.
Program-program ini dirancang agar mahasiswa dapat berperan aktif dan meninggalkan dampak berkelanjutan di lokasi pengabdian.
“KKN bukan hanya tentang mengabdi selama dua bulan, tapi tentang bagaimana meninggalkan jejak kebaikan yang bisa terus tumbuh setelah mahasiswa pulang.”
Tantangan di Lapangan dan Kesiapan Mahasiswa
Meskipun semangat pengabdian tinggi, mahasiswa diingatkan bahwa KKN bukanlah perjalanan yang mudah. Mereka akan menghadapi tantangan mulai dari keterbatasan fasilitas, perbedaan budaya, hingga adaptasi terhadap kondisi sosial yang beragam. Oleh karena itu, pembekalan juga difokuskan pada pelatihan manajemen stres dan komunikasi efektif di lapangan.
Dalam salah satu sesi simulasi, mahasiswa diminta untuk memainkan peran dalam menghadapi konflik sosial di masyarakat. Kegiatan ini mengajarkan pentingnya empati, diplomasi, dan kepekaan terhadap situasi lokal.
“Setiap mahasiswa yang turun ke desa membawa dua hal: ilmu dan hati. Jika keduanya digunakan dengan bijak, maka pengabdian akan melahirkan perubahan.”
Dukungan Dosen Pembimbing Lapangan
Untuk memastikan kegiatan KKN berjalan lancar, UIN Alauddin menugaskan 120 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang akan mendampingi mahasiswa selama proses pengabdian. Para DPL memiliki tugas untuk memonitor, mengevaluasi, dan memberikan solusi atas setiap kendala yang dihadapi di lapangan.
Selain itu, LP2M juga menyiapkan sistem pelaporan digital yang memudahkan mahasiswa mengirimkan dokumentasi kegiatan secara real-time. Dengan begitu, koordinasi antara kampus dan lokasi pengabdian bisa berjalan lebih efektif.
“Kehadiran DPL adalah jembatan antara idealisme mahasiswa dan realitas masyarakat. Mereka bukan hanya pembimbing, tapi juga mitra belajar di lapangan.”
Antusiasme Mahasiswa dan Harapan Masa Depan
Salah satu peserta, Fitriani, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, mengaku sangat antusias menghadapi KKN tahun ini. Ia melihat KKN sebagai kesempatan berharga untuk menerapkan ilmunya langsung kepada masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan anak.
Hal senada diungkapkan oleh Rizky Maulana, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, yang berencana mengembangkan program ekonomi kreatif di desa tujuan. Ia yakin bahwa mahasiswa bisa menjadi motor perubahan sosial bila turun dengan strategi yang jelas.
“KKN mengajarkan kita untuk tidak hanya menjadi mahasiswa yang pandai berpikir, tapi juga berani bertindak untuk memberi manfaat.”
Evaluasi dan Dampak Jangka Panjang
Setelah masa pengabdian selesai, mahasiswa diwajibkan membuat laporan dan mempresentasikan hasil kegiatan mereka di kampus. Hasil evaluasi dari KKN sebelumnya menunjukkan bahwa program pengabdian mahasiswa UIN Alauddin telah memberikan dampak nyata dalam meningkatkan kesadaran pendidikan, keagamaan, dan ekonomi masyarakat desa.
Bahkan, beberapa program KKN sebelumnya diadopsi oleh pemerintah daerah sebagai bagian dari kebijakan pembangunan desa. Hal ini menunjukkan bahwa pengabdian mahasiswa bukan sekadar aktivitas sementara, tetapi bisa menjadi solusi nyata bagi persoalan lokal.
“Ketika ilmu turun ke bumi, ia berubah menjadi cahaya yang menuntun masyarakat menuju perubahan yang lebih baik.”
Spirit Kolaborasi dan Dakwah Sosial
KKN UIN Alauddin selalu dikenal dengan semangat dakwah sosialnya yang berpadu dengan nilai-nilai keislaman. Mahasiswa tidak hanya datang membawa program, tetapi juga membawa misi moral untuk memperkuat ukhuwah dan menanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat.
Melalui pendekatan persuasif dan inklusif, mahasiswa diajarkan untuk menghormati budaya lokal serta beradaptasi dengan kearifan masyarakat setempat. Hal inilah yang membuat pengabdian mereka lebih diterima dan berdampak jangka panjang.
“Mengabdi bukan soal seberapa besar proyek yang kita buat, tapi seberapa dalam hati masyarakat yang kita sentuh.”
Penutup Reflektif
Pembekalan almamater UIN Makassar Angkatan 75 UIN Alauddin Makassar menjadi awal dari perjalanan panjang ribuan mahasiswa untuk mengenal, belajar, dan mengabdi. Di balik angka 2.630, tersimpan semangat kolektif untuk membangun negeri dari desa, dari hal-hal kecil yang nyata dan tulus.
Program ini bukan hanya tentang mahasiswa belajar dari masyarakat, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat belajar dari semangat generasi muda yang ingin berbuat baik. Dengan bekal pengetahuan, empati, dan semangat kebersamaan, mahasiswa UIN Alauddin siap menjadi garda depan perubahan sosial di Sulawesi Selatan dan Indonesia.
“Ketika mahasiswa dan masyarakat berjalan bersama, maka pengabdian bukan lagi sekadar kewajiban, melainkan panggilan nurani untuk memanusiakan kehidupan.”