Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, kembali menjadi buah bibir setelah wajah baru Alun-Alun Barru resmi diperkenalkan ke publik. Setelah menjalani proses revitalisasi besar-besaran, alun-alun yang terletak di jantung kota itu kini tampil lebih terang, nyaman, dan ramah bagi seluruh pengunjung. Pemerintah daerah berharap, pembaruan ini tak hanya mempercantik kota, tetapi juga menghidupkan denyut ekonomi rakyat serta menjadikan Barru sebagai destinasi wisata malam baru di Sulawesi Selatan.
“Sebuah kota tidak dinilai dari gedungnya yang tinggi, tapi dari seberapa nyaman warganya menikmati ruang publiknya.”
Cahaya Baru di Jantung Kota Barru
Sejak peresmian wajah baru Alun-Alun Barru, suasana malam kota berubah drastis. Penerangan lampu LED yang memantulkan cahaya keemasan membuat kawasan ini tampak megah dan bersahabat. Lampu taman yang dipasang di setiap sudut berpadu dengan ornamen khas Bugis pada trotoar dan kursi taman, menciptakan nuansa lokal yang hangat namun modern.
Tak hanya sekadar penerangan, sistem lampu cerdas yang digunakan juga hemat energi dan dilengkapi sensor otomatis. Ini adalah bagian dari program Barru Smart City yang tengah digalakkan oleh pemerintah daerah. Setiap malam, ratusan warga dan wisatawan memadati area ini untuk bersantai, berfoto, dan menikmati suasana kota yang kini lebih hidup.
“Lampu-lampu di Alun-Alun Barru bukan sekadar penerangan, melainkan simbol harapan baru bagi warga kota.”
Revitalisasi yang Menyentuh Banyak Aspek
Proyek revitalisasi ini bukan sekadar memperindah taman, melainkan juga membenahi infrastruktur secara menyeluruh. Pemerintah Kabupaten Barru melakukan pembenahan pada sistem drainase, area parkir, jalur pedestrian, hingga fasilitas umum seperti toilet dan mushola.
Selain itu, kawasan ini kini memiliki area terbuka yang multifungsi. Lapangan tengah digunakan untuk kegiatan masyarakat seperti senam pagi, festival musik, hingga bazar kuliner. Pemerintah juga menyediakan area khusus bagi pelaku UMKM untuk berjualan setiap malam, sehingga kawasan ini menjadi magnet ekonomi baru.
“Revitalisasi bukan hanya tentang membangun, tetapi menghidupkan kembali interaksi manusia di dalamnya.”
Dengan konsep tata ruang yang lebih terbuka dan akses ramah difabel, alun alun Makassar kini menjadi ruang inklusif bagi semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga lansia.
Ramah Pengunjung dan Ramah Lingkungan

Salah satu daya tarik utama dari wajah baru Alun-Alun Barru adalah konsep ramah pengunjung dan ramah lingkungan. Setiap fasilitas dibangun dengan memperhatikan kenyamanan dan keberlanjutan. Tempat duduk menggunakan bahan daur ulang, sementara taman hijau ditata dengan sistem irigasi otomatis yang hemat air.
Pemerintah juga menanam lebih dari 300 pohon baru di sekitar alun-alun, menjadikannya paru-paru kota yang menyejukkan. Penggunaan material paving block berpori juga membantu menyerap air hujan, mengurangi risiko genangan saat musim penghujan.
“Kenyamanan pengunjung bukan hanya soal keindahan, tapi juga soal keseimbangan antara manusia dan alam.”
Konsep ini mendapat pujian dari banyak pihak, termasuk komunitas pecinta lingkungan dan akademisi yang menilai Alun-Alun Barru sebagai contoh nyata ruang publik berkelanjutan.
Menjadi Magnet Baru Wisata Malam
Setiap malam, suasana di Alun-Alun Barru kini selalu ramai. Deretan lampu taman berpadu dengan musik dari panggung kecil di tengah area, menciptakan atmosfer yang hidup. Banyak keluarga datang untuk bersantai, sementara anak muda memanfaatkan area pedestrian untuk berfoto dan membuat konten media sosial.
Pemerintah daerah bahkan menjadikan kawasan ini sebagai bagian dari program Wisata Malam Barru, dengan berbagai kegiatan hiburan seperti pentas seni, kuliner malam, hingga pertunjukan musik akustik setiap akhir pekan. Acara tersebut berhasil menarik pengunjung dari luar daerah seperti Parepare dan Pangkep.
“Wisata malam tidak harus mewah, yang penting menghadirkan rasa kebersamaan dan kebahagiaan di tengah masyarakat.”
Para pedagang kaki lima juga mengaku merasakan dampak positif dari peningkatan jumlah pengunjung. Omzet mereka naik hingga dua kali lipat sejak alun-alun dibuka kembali.
Sentuhan Budaya dan Nilai Lokal
Keindahan Alun-Alun Barru tidak hanya terletak pada pencahayaannya, tetapi juga dalam sentuhan budaya yang melekat di setiap detailnya. Motif ukiran Bugis menghiasi dinding panggung utama dan tiang penerangan. Di bagian tengah, terdapat monumen kecil berbentuk layar perahu pinisi sebagai simbol semangat maritim masyarakat Barru.
Selain itu, ornamen khas siri’ na pacce menjadi filosofi utama dalam desainnya. Filosofi ini menggambarkan nilai harga diri dan solidaritas sosial masyarakat Bugis yang selalu dijunjung tinggi.
“Modernitas akan kehilangan arah jika tidak berpijak pada akar budaya. Barru berhasil merangkul dua-duanya.”
Dengan cara ini, Alun-Alun Barru bukan hanya sekadar ruang rekreasi, melainkan juga wadah edukasi budaya bagi generasi muda yang ingin mengenal identitas daerahnya.
Kolaborasi Pemerintah dan Komunitas
Salah satu faktor keberhasilan revitalisasi Alun-Alun Barru adalah keterlibatan berbagai pihak dalam proses perencanaannya. Pemerintah menggandeng komunitas arsitek lokal, pelaku UMKM, serta kelompok pemuda dalam tahap desain dan pelaksanaan.
Bupati Barru menyebut bahwa pendekatan partisipatif ini menjadi kunci agar pembangunan berjalan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Proses ini juga memupuk rasa memiliki di kalangan warga sehingga mereka ikut menjaga kebersihan dan keamanan kawasan.
“Ruang publik yang baik adalah hasil gotong royong antara pemerintah dan rakyat, bukan sekadar proyek pemerintah semata.”
Komunitas pemuda Barru kini bahkan memiliki jadwal rutin untuk melakukan kegiatan bersih-bersih di area alun-alun setiap akhir pekan. Gerakan kecil ini menjadi contoh nyata bahwa partisipasi masyarakat adalah bagian dari pembangunan berkelanjutan.
Efek Ekonomi: UMKM Tumbuh dan Lapangan Kerja Baru
Kehadiran wajah baru Alun-Alun Barru menjadi berkah bagi pelaku ekonomi lokal. Pemerintah mencatat peningkatan signifikan pada jumlah pelaku UMKM yang beroperasi di sekitar kawasan tersebut. Sebelumnya hanya sekitar 70 pedagang, kini mencapai lebih dari 200 pelaku usaha yang menjajakan berbagai produk lokal.
Dari kuliner tradisional seperti sarabba, jalangkote, dan pisang epe, hingga kerajinan tangan khas Barru, semuanya kini mendapat tempat strategis di area ekonomi mikro alun-alun. Pemerintah memberikan fasilitas tanpa pungutan retribusi selama tiga bulan pertama sebagai bentuk dukungan pemulihan ekonomi pascapandemi.
“Ekonomi kerakyatan bukan hanya teori. Di Alun-Alun Barru, konsep itu hidup dan berdenyut setiap malam.”
Selain UMKM, sektor pariwisata juga ikut terdongkrak. Banyak pengunjung dari luar daerah yang datang khusus untuk melihat keindahan alun-alun, menginap di hotel lokal, dan berbelanja produk khas Barru. Dampak ekonomi ini dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.
Tempat Bersantai yang Inklusif
Tidak hanya menjadi pusat ekonomi, Alun-Alun Barru juga dirancang sebagai tempat bersantai yang inklusif dan ramah semua usia. Area pedestrian yang luas memungkinkan anak-anak bermain bebas tanpa gangguan kendaraan. Di sisi lain, terdapat taman baca dan area olahraga ringan yang bisa digunakan oleh remaja maupun orang tua.
Desainnya memperhatikan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas dengan jalur khusus kursi roda serta papan petunjuk dengan huruf braille. Langkah ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan karena memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam membangun ruang publik tanpa diskriminasi.
“Ruang publik yang ideal adalah yang membuat semua orang merasa setara, tanpa terkecuali.”
Dukungan dan Antusiasme Warga
Sejak dibuka, antusiasme masyarakat sangat besar. Ribuan warga memadati kawasan setiap akhir pekan. Pemerintah pun bekerja sama dengan aparat keamanan untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan pengunjung. Banyak warga menyebut Alun-Alun Barru sebagai simbol kebanggaan baru daerah mereka.
Kehadiran tempat ini bahkan menjadi inspirasi bagi daerah tetangga yang berencana melakukan proyek serupa. Beberapa pejabat dari kabupaten lain sudah berkunjung untuk melihat langsung model revitalisasi yang diterapkan di Barru.
“Rasa bangga itu tumbuh ketika warga melihat kotanya berkembang tanpa kehilangan jati dirinya.”
Pemerintah Kabupaten Barru juga terus mempromosikan kawasan ini melalui media sosial dengan tagar #BarruBersinar, yang kini ramai digunakan oleh wisatawan dan warga lokal yang membagikan foto mereka di alun-alun.
Harapan untuk Masa Depan
Meski sukses besar, tantangan menjaga keberlanjutan tetap ada. Pemerintah daerah menyiapkan tim khusus untuk perawatan rutin taman, lampu, dan kebersihan. Selain itu, program edukasi bagi masyarakat terus dilakukan agar kesadaran untuk menjaga fasilitas publik semakin meningkat.
Rencana ke depan, pemerintah akan menambahkan zona edukasi interaktif dan galeri sejarah Barru di sekitar kawasan alun-alun. Hal ini diharapkan menambah nilai edukatif sekaligus memperkaya pengalaman wisata pengunjung.
“Sebuah ruang publik yang tumbuh dengan cinta warganya akan selalu menjadi tempat yang hidup, tak lekang oleh waktu.”