Sebuah suasana akrab dan penuh semangat terasa saat Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto, bertemu dengan jajaran PWI Pusat dalam acara bincang santai yang digelar di kediamannya di Jalan Amirullah, Makassar. Pertemuan itu tidak hanya menjadi ajang silaturahmi antara pemerintah dan insan pers, tetapi juga menjadi ruang diskusi produktif membahas berbagai program inovatif Pemerintah Kota Makassar, mulai dari konsep Lorong Wisata hingga pengembangan ekosistem digital Makaverse yang kini menjadi sorotan nasional.
“Pers itu adalah jembatan utama antara pemerintah dan rakyat. Tanpa komunikasi yang baik, pembangunan tidak akan hidup di hati masyarakat.”
Suasana Hangat Penuh Ide dan Inspirasi
Pertemuan yang berlangsung sore hari itu diwarnai suasana kekeluargaan. Beberapa pengurus PWI Pusat terlihat antusias mendengarkan paparan Danny tentang arah pembangunan Makassar yang berbasis kolaborasi warga. Danny menyampaikan bahwa inovasi bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga bagaimana menghadirkan manfaat nyata untuk masyarakat di tingkat paling bawah.
Lorong Wisata, kata Danny, adalah simbol dari pembangunan berbasis masyarakat. Program ini mengubah gang-gang kecil di Makassar menjadi ruang ekonomi kreatif, pusat kebersamaan sosial, dan wisata lokal yang dikelola langsung oleh warga.
“Lorong Wisata bukan sekadar tempat selfie, tapi jantung ekonomi mikro yang menumbuhkan rasa bangga menjadi warga Makassar.”
Mengenal Konsep Lorong Wisata yang Mendunia
Sejak diluncurkan, Lorong Wisata telah menjadi salah satu program unggulan Pemerintah Kota Makassar. Gagasan ini muncul dari keinginan untuk menghidupkan kembali potensi kampung-kampung kota agar memiliki nilai ekonomi dan pariwisata.
Lorong-lorong yang dulunya hanya menjadi jalur sempit kini disulap menjadi kawasan penuh warna, dihiasi mural, taman vertikal, dan tempat kuliner khas. Setiap lorong memiliki identitas sendiri, mencerminkan karakter warganya. Ada Lorong Ekonomi, Lorong Hijau, hingga Lorong Digital.
Dalam diskusi bersama PWI, Danny menegaskan bahwa program ini bukan hanya untuk mempercantik kota, tapi juga menumbuhkan kemandirian ekonomi. Pemerintah hadir sebagai fasilitator, sementara warga menjadi pelaku utama.
“Kekuatan kota bukan di gedung-gedung tinggi, tapi di lorong-lorong tempat kehidupan rakyat bergerak.”
PWI Pusat Apresiasi Inovasi Lokal Makassar

Ketua PWI Pusat yang hadir dalam pertemuan itu memberikan apresiasi atas langkah Danny memadukan pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam satu konsep terpadu. Menurutnya, Lorong Wisata menjadi contoh nyata inovasi daerah yang lahir dari kebutuhan masyarakat, bukan sekadar proyek pemerintah.
PWI juga menilai bahwa keberhasilan program ini tidak lepas dari kemampuan Danny dalam membangun komunikasi yang kuat antara pemerintah dan media. Kolaborasi dengan wartawan, katanya, adalah bagian penting dari transparansi dan edukasi publik.
“Inovasi yang hebat butuh komunikasi yang jujur dan terbuka, dan itu hanya bisa terwujud jika pemerintah bersinergi dengan media.”
Dari Lorong Wisata ke Dunia Digital: Lahirnya Makaverse
Setelah membahas Lorong Wisata, diskusi bergeser ke salah satu proyek futuristik Pemkot Makassar, yakni Makaverse. Konsep ini menjadi langkah besar Danny dalam membawa Makassar menuju era smart city yang lebih maju. Makaverse sendiri merupakan ekosistem digital yang mengintegrasikan layanan publik, ekonomi, pendidikan, dan budaya ke dalam satu platform berbasis metaverse.
Melalui Makaverse, masyarakat Makassar bisa merasakan pengalaman digital baru mulai dari pelayanan administrasi publik secara virtual, promosi UMKM lokal dalam bentuk 3D, hingga tur virtual ke destinasi wisata kota. Program ini juga membuka peluang bagi generasi muda untuk berkreasi di bidang teknologi.
“Makaverse adalah wujud nyata bagaimana kota bisa masuk ke dunia digital tanpa meninggalkan kearifan lokalnya.”
PWI Pusat Kagum dengan Transformasi Digital Makassar
Para anggota PWI Pusat mengaku kagum dengan langkah berani Makassar yang menjadi kota pertama di Indonesia menerapkan konsep metaverse dalam sistem pemerintahan. Mereka menilai inisiatif ini bisa menjadi model inspiratif bagi daerah lain di Indonesia.
Ketua PWI Bidang Daerah mengatakan, Makassar selalu punya cara unik dalam menyeimbangkan kemajuan teknologi dan nilai kemanusiaan. Di tengah arus digitalisasi yang seringkali mendegradasi hubungan sosial, Makassar justru menjadikannya sebagai sarana mempererat interaksi masyarakat.
“Teknologi tidak akan berarti apa-apa jika tidak menguatkan nilai sosial. Makassar berhasil membuktikan bahwa digitalisasi bisa tetap humanis.”
Diskusi Mengalir dengan Humor dan Keakraban
Bincang santai itu tidak berlangsung kaku. Danny dikenal sebagai sosok yang komunikatif dan humoris, membuat suasana pertemuan terasa cair. Beberapa wartawan PWI bahkan ikut berbagi cerita pengalaman mereka saat meliput berbagai program Pemerintah Kota Makassar.
Suasana tawa dan dialog serius bergantian, menciptakan momen keakraban yang jarang terjadi di pertemuan formal. Danny juga tak segan menanggapi berbagai masukan dan kritik yang disampaikan oleh para wartawan, terutama terkait tantangan komunikasi publik di era digital.
“Kritik dari media bukan musuh, tapi vitamin untuk memperkuat arah kebijakan agar lebih tepat sasaran.”
Lorong Wisata dan Media: Sinergi Pemberdayaan Masyarakat
Dalam sesi diskusi, Danny mengungkapkan pentingnya peran media dalam mempromosikan Lorong Wisata sebagai bagian dari gerakan sosial kota. Ia menyebut bahwa tanpa dukungan media, banyak keberhasilan warga yang tak akan dikenal luas.
PWI Pusat menegaskan komitmennya untuk membantu menyebarluaskan informasi positif seputar program Lorong Wisata. Mereka menilai bahwa kisah sukses dari warga bisa menjadi inspirasi nasional tentang bagaimana masyarakat bisa berdaya dengan kolaborasi yang sederhana tapi konsisten.
“Setiap lorong adalah cerita. Dan tugas media adalah memastikan cerita itu sampai ke seluruh Indonesia.”
Makaverse Sebagai Simbol Kota Masa Depan
Makaverse mendapat perhatian khusus dari PWI karena menjadi tonggak transformasi digital di Indonesia Timur. Danny menjelaskan bahwa Makaverse bukan sekadar proyek teknologi, tetapi juga platform ekonomi baru yang akan melibatkan pelaku UMKM, startup, hingga pelajar di Makassar.
Melalui Makaverse, para pelaku usaha bisa membuka toko virtual, memasarkan produk dengan tampilan 3D, dan menjangkau pasar global tanpa harus meninggalkan lorong tempat mereka tinggal. Pemerintah juga akan memanfaatkan platform ini untuk pendidikan publik dan sosialisasi kebijakan secara interaktif.
“Makaverse akan menjadi ruang kreatif baru yang membuat warga Makassar tidak hanya jadi penonton dalam dunia digital, tapi pemain utama.”
Dukungan Media untuk Pemerintahan Kolaboratif
PWI Pusat menegaskan bahwa media siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyebarkan informasi pembangunan. Mereka berharap agar Pemkot Makassar terus membuka ruang dialog dan transparansi sehingga komunikasi antara pemerintah dan publik semakin kuat.
Danny menyambut baik dukungan itu. Menurutnya, keberhasilan pembangunan hanya bisa dicapai jika semua pihak merasa memiliki peran. Pemerintah, masyarakat, dan media harus berjalan seirama.
“Pemerintah tanpa media seperti kapal tanpa kompas. Kritik, saran, dan apresiasi adalah arah bagi kami untuk tetap berada di jalur yang benar.”
Refleksi Danny: Membangun Kota dari Lorong ke Dunia Digital
Dalam penutup diskusi, Danny kembali menekankan filosofi di balik seluruh programnya: membangun Makassar dari lorong ke dunia. Artinya, pembangunan harus dimulai dari masyarakat kecil dan berlanjut hingga ke ranah global. Lorong Wisata menjadi fondasi sosial, sementara Makaverse adalah wujud modern dari cita-cita kota yang inklusif dan maju.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk insan pers, untuk terus menjadi bagian dari perjalanan transformasi Makassar. Dengan semangat kolaborasi, ia yakin kota ini bisa menjadi pusat inovasi yang tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi juga dunia.
“Dari lorong kita belajar kebersamaan, dari teknologi kita belajar masa depan. Makassar akan tumbuh karena keduanya berjalan bersama.”