Langit Kota Makassar kembali diselimuti awan tebal sejak awal pekan ini. BMKG Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini bahwa cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Sulawesi Selatan, termasuk Kota Makassar, dalam tiga hari ke depan. Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang diperkirakan akan melanda beberapa kecamatan di kota ini.
“Masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi hujan deras yang bisa disertai angin kencang, khususnya pada sore dan malam hari.”
Peringatan Dini dari BMKG Makassar
BMKG Wilayah IV Makassar melalui Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin menjelaskan bahwa pola hujan yang terjadi saat ini merupakan dampak dari adanya konvergensi udara lembap di wilayah Sulawesi Selatan. Selain itu, adanya aktifitas gelombang Rossby dan Madden Julian Oscillation (MJO) turut memperkuat potensi pembentukan awan konvektif penyebab hujan lebat.
Hasil pantauan citra satelit cuaca menunjukkan awan-awan tebal mulai terbentuk di wilayah pesisir barat dan utara Makassar sejak dini hari. Fenomena ini, menurut BMKG, dipicu oleh peningkatan suhu permukaan laut di Selat Makassar yang memicu penguapan tinggi.
“Kami melihat adanya pola tekanan rendah di bagian barat Indonesia yang berpengaruh pada peningkatan curah hujan Makassar, termasuk Sulawesi Selatan.”
Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat
Menurut prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, beberapa wilayah di Makassar yang berpotensi mengalami hujan lebat antara lain Kecamatan Tamalate, Panakkukang, Rappocini, dan Biringkanaya. Selain itu, sejumlah daerah tetangga seperti Gowa, Maros, dan Takalar juga diprediksi akan diguyur hujan dalam intensitas serupa.
BMKG mengingatkan bahwa kondisi ini berpotensi menimbulkan genangan air di wilayah dengan sistem drainase buruk, serta longsor di daerah perbukitan di sekitar Gowa dan Maros. Oleh karena itu, warga diimbau untuk selalu memperbarui informasi cuaca harian melalui kanal resmi BMKG atau media lokal terpercaya.
“Hujan deras yang berlangsung lama bisa menyebabkan banjir lokal, apalagi di kawasan rendah seperti sekitar Jalan Pettarani dan Hertasning.”
Aktivitas Warga dan Lalu Lintas Terpengaruh

Seiring intensitas hujan yang meningkat, aktivitas warga Makassar pun mulai terpengaruh. Beberapa ruas jalan utama seperti Jalan Urip Sumoharjo, A.P. Pettarani, dan Veteran terpantau mengalami genangan setinggi 10 hingga 30 sentimeter. Kondisi ini membuat lalu lintas menjadi padat terutama pada jam pulang kerja.
Para pengendara motor terlihat berhenti di bawah jembatan layang untuk berteduh, sementara petugas Dinas Perhubungan dan Satlantas Polrestabes Makassar berjaga di titik-titik rawan macet. Beberapa pengusaha ojek online juga mengaku pendapatan mereka menurun akibat hujan yang terus mengguyur sejak pagi.
“Ketika hujan turun sepanjang hari, kami harus lebih hati-hati di jalan karena jarak pandang berkurang dan permukaan jalan licin.”
Antisipasi Dinas Terkait dan BPBD Makassar
Pemerintah Kota Makassar melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah menyiagakan seluruh personel dan peralatan untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Beberapa pompa air portable disiapkan di titik-titik genangan seperti kawasan Panakkukang Square dan perumahan sekitar Jalan Abdullah Daeng Sirua.
Selain itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum untuk memastikan saluran air dan got tidak tersumbat. Pembersihan lumpur dan sampah dari drainase kota menjadi fokus utama dalam upaya pencegahan banjir musiman.
“Kesiapsiagaan harus dimulai sebelum bencana datang. Karena itu, kami terus melakukan patroli di area berisiko tinggi genangan dan banjir.”
Cuaca Ekstrem dan Risiko di Laut
BMKG juga mengeluarkan peringatan bagi masyarakat pesisir dan nelayan di sekitar perairan Makassar, Selat Makassar bagian timur, serta perairan Spermonde. Gelombang laut diperkirakan mencapai ketinggian 2 hingga 3 meter dalam tiga hari ke depan, disertai angin kencang dengan kecepatan mencapai 25 knot.
Para nelayan dan operator kapal feri diminta untuk berhati-hati dan tidak memaksakan pelayaran jika kondisi cuaca memburuk. BMKG juga bekerja sama dengan Pelabuhan Paotere dan Syahbandar Makassar untuk memantau aktivitas pelayaran harian.
“Keselamatan di laut menjadi prioritas utama. Lebih baik menunda pelayaran daripada mengambil risiko besar.”
Dampak Sosial dan Ekonomi di Tengah Musim Hujan
Hujan yang berlangsung dalam durasi panjang tidak hanya berdampak pada transportasi, tetapi juga sektor ekonomi masyarakat kecil. Beberapa pedagang kaki lima di kawasan Pantai Losari mengaku omset mereka menurun drastis karena pengunjung sepi. Aktivitas kuliner malam yang biasanya ramai kini sepi pengunjung.
Sementara itu, para petani di daerah pinggiran seperti Moncongloe dan Pallangga justru menganggap hujan ini membawa berkah karena membantu mengairi lahan mereka yang sempat kering akibat kemarau panjang.
“Hujan bisa jadi musibah di kota, tapi berkah bagi petani di desa. Semua tergantung dari sisi mana kita melihatnya.”
Analisis Cuaca dan Prediksi ke Depan
Menurut BMKG, fenomena cuaca yang melanda Makassar saat ini termasuk kategori normal dalam siklus peralihan musim. Namun, peningkatan suhu muka laut di perairan sekitar Sulawesi Selatan menyebabkan intensitas hujan menjadi lebih tinggi dari biasanya.
Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga akhir pekan, dengan potensi puncak hujan terjadi pada malam hari. BMKG juga mencatat adanya potensi petir dan angin puting beliung lokal di beberapa titik.
Selain faktor lokal, pengaruh monsun Asia juga berperan dalam membawa massa udara lembap dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia bagian tengah. Perpaduan antara faktor global dan lokal inilah yang membuat cuaca di Makassar lebih dinamis.
“Kami mengimbau warga untuk tidak panik, namun tetap waspada dan menyiapkan langkah antisipasi bila terjadi hujan ekstrem.”
Imbauan untuk Warga Makassar
BMKG bersama pemerintah kota memberikan beberapa rekomendasi kepada warga selama periode cuaca ekstrem ini. Pertama, hindari berteduh di bawah pohon besar atau papan reklame saat hujan disertai angin kencang. Kedua, pastikan saluran air di sekitar rumah tidak tersumbat agar air hujan dapat mengalir dengan lancar.
Bagi pengendara, disarankan untuk tidak memaksakan diri melewati genangan tinggi karena risiko kendaraan mogok atau terseret arus. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk berhati-hati terhadap potensi korsleting listrik di rumah akibat air masuk ke peralatan elektronik.
“Kewaspadaan kecil bisa menyelamatkan nyawa. Jangan menunggu banjir datang baru bergerak.”
Upaya Kolaboratif Menghadapi Musim Penghujan
BMKG Makassar terus menjalin kerja sama dengan instansi lain seperti BPBD, Dinas Sosial, dan TNI-Polri dalam pemantauan cuaca dan penanganan bencana. Selain memberikan informasi melalui kanal resmi, mereka juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat melalui media sosial dan sekolah-sekolah.
Pemerintah Kota Makassar menyiapkan posko siaga banjir di beberapa titik strategis untuk memudahkan koordinasi dan evakuasi bila dibutuhkan. Warga juga dapat melapor langsung jika terjadi genangan atau longsor melalui aplikasi Lapor Makassar.
“Cuaca ekstrem bukan hanya urusan BMKG, tapi tanggung jawab kita bersama untuk saling menjaga dan membantu.”
Aktivitas Pendidikan dan Transportasi Umum
Dinas Pendidikan Makassar telah mengeluarkan imbauan agar pihak sekolah memperhatikan kondisi cuaca sebelum memulai kegiatan belajar. Bila hujan lebat terjadi pada pagi hari, sekolah diizinkan menunda kegiatan hingga situasi aman. Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan siswa dan guru di perjalanan.
Sementara itu, pihak Trans Mamminasata juga menambah armada cadangan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang yang memilih menggunakan transportasi umum dibanding kendaraan pribadi saat hujan deras.
“Anak-anak adalah prioritas utama. Lebih baik terlambat sedikit daripada memaksakan perjalanan dalam cuaca berisiko.”
Refleksi tentang Cuaca dan Kesiapan Kota
Fenomena hujan deras di Makassar bukan hal baru, namun setiap tahun tetap menjadi tantangan serius bagi infrastruktur kota. Sistem drainase yang belum sepenuhnya optimal, urbanisasi cepat, dan kebiasaan membuang sampah sembarangan masih menjadi penyebab utama genangan.
Meski begitu, langkah proaktif BMKG dan pemerintah kota menunjukkan bahwa kesadaran terhadap mitigasi bencana semakin meningkat. Masyarakat kini diharapkan tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga bagian dari solusi dalam menjaga lingkungan agar tetap aman saat musim hujan tiba.
“Hujan adalah pengingat bahwa kita hidup berdampingan dengan alam. Kewaspadaan dan disiplin kecil adalah bentuk penghormatan kita pada keseimbangannya.”